Tunisia Akan Belajar Cara Pembangunan Desa dari Indonesia
Info Desa -Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Riadh Dridi mengaku terinspirasi oleh strategi pembangunan desa di Indonesia. Hal tersebut ia katakan saat berkunjung ke Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) di Jakarta, Jumat (21/6).
"Kami sangat terinspirasi oleh Indonesia. Kami ingin belajar dari Indonesia," ungkapnya
Terkait hal tadi ia berkata, Tunisia akan mengirimkan utusannya ke Indonesia buat mengusut taktik pembangunan desa Indonesia. Ia berharap Indonesia menaruh dukungan buat membuatkan pengetahuan & pengalaman beserta Tunisia.
"Dulu sistem pemerintahan di Tunisia bersifat top down, dana terpusat di pusat. Sekarang ada dana yang khusus didistribusikan untuk daerah," ungkap Riadh Dridi.
Sebelumya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo waktu menerima kunjungan Riadh Dridi berkata, dalam rangka membentuk Indonesia dari pinggiran, pemerintah Indonesia menaruh dana eksklusif ke desa yakni dana desa. Dana desa diberikan dari tahun 2015 sebanyak Rp20,67 Triliun, tahun 2016 sebesar Rp46,98 Triliun, tahun 2017 sebanyak Rp60 Triliun, tahun 2018 sebesar Rp60 Triliun, dan tahun 2019 sebesar Rp70 Triliun.
"Hasilnya sangat mengejutkan, dalam waktu empat tahun terakhir, dana desa mampu membangun sepanjang 191.600 Kilometer jalan desa, sepanjang 1.140.378 Meter jembatan, 8.983 unit pasar desa, 37.830 unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan ribuan infrastruktur lainnya,"jelas Menteri Desa Eko Putro Sandjojo memaparkan.
Saya membagi infrastruktur yang terbangun menjadi 2 kategori yakni infrastruktur untuk peningkatan kualitas hayati rakyat dan infrastruktur buat menaikkan pertumbuhan ekonomi,"sebutnya.
Selain itu, menurutnya, Kemendes PDTT juga mempunyai acara Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Prukades sendiri bertujuan untuk membangun klaster-klaster ekonomi di daerah perdesaan dengan penekanan dalam satu produk tertentu.
"Desa-desa miskin rata-homogen menanam padi sedikit, menanam cabai sedikit, tidak terdapat skala ekonominya. Dengan Prukades kita buat satu daerah perdesaan fokus dalam satu produk tertentu dengan skala akbar sehingga skala ekonominya terpenuhi," ujarnya Eko Putro Sandjojo.(*/Kemendes)