Kurang Waktu 6 Bulan, KUR Rp1 Triliun Masuk ke Desa

Ayo Bangun Desa - Dalam enam bulan terakhir, lebih dari Rp1 Triliun Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Bank BUMN telah disalurkan ke desa. Hal ini disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi saat berdialog dengan sejumlah wartawan di Kantor Kalibata Jakarta, Jum'at (31/3).

Ia mengungkapkan, model Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) akan memberikan kesempatan pada rakyat buat mendapatkan KUR. Sebab, Prukades akan membantu sektor UKM, pertanian, perkebunan, dan kelautan terjamin saat panen. Tersedianya pasca panen akan membuahkan harga lebih stabil sebagai akibatnya petani sebagai bankable.

Baca: Tingkatkan Ekonomi Desa melalui Program Prudes.

"Sehingga nir perlu diminta pula bank akan menyalurkan (KUR). Karena bank juga butuh menjual uangnya tapi yg aman," terangnya.

Menteri Eko melanjutkan, pembagian KUR ke desa menjadi penting dengan memperhatikan terlebih dulu kesiapan bisnisnya. Pasalnya, apabila KUR sudah diberikan sebelum usaha berjalan justru akan menyusahkan masyarakat. "Bank pula takut jikalau nir ada bisnisnya, jika dibantu KUR, KUR-nya macet kan pihak bank juga yang akan dipenjara," ungkapnya.

Terkait Prukades dia menyebutkan, program tadi dijalankan dengan melakukan pengklasteran terhadap sektor-sektor pertanian desa. Namun, hal tadi juga nir dengan mengesampingkan sektor dan potensi lain di desa. Model tadi sebelumnya sudah diuji coba dalam 42 kabupaten, dengan hasil yg baik. Tahun ini, acara tadi dikembangkan melalui gerakan Prukades secara nasional menggunakan melibatkan sebanyak 436 kabupaten.

"Konkretnya gimana, kita minta mereka (kabupaten) mengusulkan produk unggulannya apa. Nanti kita lakukan afirmasi. Tahun kemudian Gorontalo contohnya, kita bantu 25.000 Hektar bibit buat jagung berdasarkan kementerian pertanian, menggunakan program Prukades. Kabupaten lain ada yg pada bidang perikanan, ada pariwisata menggunakan homestay dan lain-lain, berafiliasi menggunakan kementerian pariwisata," ujarnya.

Ia menyampaikan, dilema bagi petani pada desa adalah harga produk pertanian tidak stabil lantaran belum tersedianya pasca panen. Hal ini disebabkan belum adanya pusat ekonomi yang menyebabkan pasca panen mampu masuk ke desa. Prukades dalam hal ini diperlukan sanggup menyelesaikan perkara tersebut.

"Saat panen harga turun sebagai akibatnya petani menjadi kapok, pas (produk) langka harga menjadi mahal. Karena nir terdapat sentra ekonomi yang pasca panen sanggup masuk ke desa. Nah dengan Model Prukades ini manfaatnya terdapat 3, petani bankable, bank lebih mudah menyalurkan, negara jua diuntungkan menggunakan nir adanya inflasi yang tidak perlu," ujarnya.

Kemendesa PDTT

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2