Menteri Desa: 60 Persen Lebih Masyarakat Miskin Ada di Desa
GampongRT - Selama ini secara nasional pemerintah telah membangun infrastruktur dalam skala yang besar, tetapi seringkali pembangunan dengan biaya yang sangat besar tersebut tidak menyentuh pada infrastruktur dasar yang diperlukan oleh masyarakat di desa-desa.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi, Marwan Jafar mengungkapkan, kedepan buat kesejahteraan desa, pembangunan akan berorientasi pada rakyat, people centered development. Sebagaimana diketahui beserta bahwa 60 persen lebih warga Indonesia miskin berada pada desa.
Masih poly desa-desa pada Indonesia berkategori tertinggal yang perlu dibangun agar lebih berkembang dan mandiri. Membangun desa, mengentaskan kemiskinan dan meingkatkan kesejahteraan masyarakat itu hukumnya harus, ujar Marwan Jafar pada media dalam Rapat Kerja Nasional (P2MKT) Tahun 2014, di Hotel Mercure, Ancol yg dihadiri perwakilan dari Provinsi, Kabupaten & Kota menurut seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yg lain, Menteri Desa menyampaikan pada tahun 2015 setiap kabupaten/kota di tanah air bakal dipilih tujuh desa buat dikembangkan sebagai desa berdikari menjadi upaya pemerintah membangun Indonesia berdasarkan pinggiran atau desa.
Syarat buat menjadi desa berdikari diantaranya; sudah tergolong menjadi desa sehat, desa makmur, desa demokratis, & desa wisata dan beberapa persyaratan lainnya. Program ini merupakan keliru satu berdasarkan sembilan kerja prioritas yang akan dilaksanakan dalam tahun 2015.
Kesembilan acara prioritas Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, diantaranya;
- Membuat desa mandiri di 3500 desa,
- Penguatan kapasitas dan kelembagaan dan aparatur desa di 3500 desa,
- Pembentukan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa di 5000 desa,
- Revitalisasi Pasar Desa sebanyak 5000 pasar tradisional desa,
- Membangun infrastruktur jalan di 3500 desa mandiri,
- Memfasilitasi penyaluran dana desa Rp1,4 miliar secara bertahap untuk masing-masing desa di Indonesia.
- Dll
Menteri Desa menyebutkan bahwa kedepan untuk kesejahteraan desa, pembangunan akan berorientasi pada rakyat, people centered development.
Apa itu People Centered Development?
People centered development yaitu pembangunan yg berpusat pada rakyat. Konsep ini sebenarnya telah lama ada, tetapi penerapannya saja yang masih kurang. Di Indonesia, konsep people centered development dikembangkan sebagai antitesa dari kegagalan pembangunan yg memberatkan pada pertumbuhan ekonomi.
Berikut ringkasan pandangan Musni Umar, Ph.D tentang konsep People Centered Development dan Implementasinya di Indonesia, dan selengkapnya dapat dibaca dalam laman musniumar.wordpress.com.
Pembangunan bangsa Indonesia sebaiknya dirubah strategi dan taktiknya. Bangsa Indonesia yg sebagian masih miskin, kurang pendidikan & mengalami keterbelakangan diberbagai bidang kehidupan, membangunnya telah saatnya bertumpu dalam konsep ?People centered development,?Dengan mulai menciptakan jiwa seluruh bangsa Indonesia dan orang-orang miskin yg dapat dikatakan jiwanya ?Mangkat ,? Supaya menjadi jiwa yg hayati, bersemangat, berpengharapan (optimis), dan mempunyai keyakinan kuat bahwa bangsa Indonesia menggunakan kerja keras dan manunggal, mampu bangkit & maju di abad 21 ini.
Ada ungkapan “dimana ada kemauan, disitu ada jalan (if there is a will there is a way), siapa rajin dan bersungguh-sungguh akan meraih kesuksesan (man jadda wajada).
Bangsa Indonesia yg tidak mempunyai kepakaran (keahlian), mesti diberi pendidikan ketrampilan misalnya tukang cukur, tukang kayu, tukang batu, tukang las, montir, srvice AC dan lain-lain. Selain itu mendialogkan program yg diharapkan, yang sanggup dilakukan dan dapat merubah nasib mereka sebagai lebih baik.
Untuk mengaplikasikan budaya gotong-royong dan memberi pekerjaan kepada masyarakat yg sulit menerima pekerjaan, hendaknya diperbanyak proyek-proyek padat karya yang memungkinkan rakyat rakyat berpartisipasi membangun bangsa Indonesia khsusunya kampung halamannya.
Disamping itu, bundar kemiskinan bangsa Indonesia, yang selalu diwariskan orang tua kepada anak-anaknya dan cucu-cucunya, telah saatnya diputus dengan memberi beasiswa yg cukup kepada anak-anak miskin yang cerdas untuk mengikuti pendidikan berasrama diluar kampung mereka, supaya keluar dari kesulitan yg dialami, menerima kehidupan baru, ilmu, peradaban, & sahabat baru.