Fokus Penggunaan Dana Desa Bergeser Mulai Tahun Depan

Ayo Bangun Desa - Penggunaan dana desa untuk kebutuhan membangun infrastruktur dasar ditargetkan selesai tahun ini. Peruntukan dana desa sudah harus bergeser untuk pemberdayaan masyarakat di tahun 2018.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranamigrasi, Eko Putro Sandjojo, mengungkapkan bahwa 3 tahun semenjak digelontorkannya dana desa dalam 2015 sudah melakukan pembangunan infrastruktur dasar misalnya jalan, irigasi, & sebagainya.

Program dana desa harus sudah fokus pada upaya pemberdayaan warga . ?Tahun ini, infrastruktur dasar desa diharapkan telah terpenuhi seluruh sebagai akibatnya sudah saatnya bergeser program buat mengungkit pemberdayaan ekonomi masyarakat desa,? Papar Eko seusai melakukan kunjungan kerja ke Malang, Jawa Timur, Senin (27/3).

Pernyataan ini disampaikan Eko seiring menggunakan akan terus meningkatnya alokasi aturan buat dana desa yang tahun depan mencapai 120 triliun rupiah. Dengan kata lain, setiap desa nantinya akan menerima anggaran sekitar 1,8 miliar rupiah per tahun. Untuk itu, kata Eko, kementeriannya akan memperkuat pengembangan Program Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades). Nantinya, setiap pemimpin daerah diwajibkam buat menetapkan satu fokus pengembangan potensi wilayahnya.

?Prukades ini akan dijadikan program nasional, kepala daerah silakan pilih penekanan pengembangannya. Nanti sinkron instrukai Presiden, ada 19 kementerian & forum yg akan terjun buat meningkatkan kecepatan acara,? Ujar Eko. Eko mengungkapkan setiap desa bisa menentukan fokus pengembangan apakah akan masuk ke bidang pertanian, kelautan, atau pariwisata. Sejumlah wilayah, menurut beliau, sudah menerapkan program tadi buat memberdayakan masyarakatnya. ?Seperti di Halmahera mau fokus pada jagung, nanti Kementerian Pertanian akan turun bantu bibit,? Ucapnya.

Potensi Ekowisata

Begitu jua menggunakan Sulawesi Utara yang sudah memilih penekanan membuatkan sektor pariwisata. Kemudian, pemerintah turun pribadi buat membuka lima penerbangan eksklusif ke luar negeri. ?Seperti itu nanti wujud support pemerintah pusat,? Istilah Eko. Tidak hanya pada Sulut, pengembangan potensi desa pada bidang pariwisata utamanya ekowisata pula dilakukan Desa Sanankerto, Turen, Malang, Jawa Timur, melalui ekowisata Boon Pring.

Kawasan wisata yang dikembangkan melalui dana desa tersebut berfungsi sebagai sumber irigasi utama. Tiga desa dialiri dari sumber tersebut, yakni Desa Sanankerto, Desa Sananrejom, dan Desa Pagedangan. “Awalnya tempat ini hanya kebun bambu, kemudian ada kegiatan konservasi masyarakat, maka pada tahun 1978 dibangun embung,” ujar Kepala Desa Sanankerto, Subur. Pada tahun 2014 lalu, lanjut Subur, kawasan Boon Pring dikembangkan menggunakan konsep ekowisata. Dengan luas dan kedalaman tiga meter, pemanfaatan embung semakin luas, yakni untuk sektor perikanan dan wisata perahu.

Disalurkannya Dana Desa (DD) menginspirasi warga buat menciptakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kertoharjo. ?Ekowisata Boon Pring pun menjadi salah satu unit usahanya,? Kentara dia. Ia mengungkapkan, dalam 2016, ekowisata ini mampu membentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 130 juta rupiah per tahun. ?BUMDes pula akan kami kembangkan lagi menggunakan menyertakan kapital sebesar 170 juta rupiah yg diambil menurut dana desa,? Ungkapnya. Rencananya, DD tahun 2017 akan dipakai buat pengembangan ekowisata. Sebesar 80 juta rupiah buat pembangunan kolam renang, 40 juta rupiah buat flying fox, & 50 juta rupiah buat sepeda perahu.

Koran-jakarta.Com

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2