Mencari Aib Dan Kesalahan Orang Lain Untuk Kepuasan Diri Sendiri Adalah Tanda Rusaknya Hati

Loading...

Loading...

Alangkah poly aib kita yg Allah Ta?Ala tutupi. Andaikan aib itu berupa bau busuk, niscaya kita tidak akan bisa mencium aib kita sendiri. Sesiapa yg Allah Ta?Ala sudah tutupi aibnya ketika berbuat dosa, maka janganlah beliau menceritakan menyebarluaskannya pada orang lain. Janganlah menjadi mujahirin.

Siapakah mujahirin itu? Orang yg melakukan perbuatan dosa secara jelas-terangan. Mereka inilah orang yang tidak mendapat ampunan Allah Ta?Ala. Termasuk mujahirin adalah orang yg melakukan perbuatan mungkar secara diam-diam, Allah Ta?Ala pun tutupi, namun dia kemudian menceritakan pada orang lain tanpa alasan yang haq.

Sangat banyak aib kita yang Allah Ta?Ala tutupi. Maka hendaklah kita berusaha menjaga diri agar tak membuka aib orang lain & menyebarkannya. Tidakkah kita ingin termasuk yg dijamin Nabi shallaLlahu ?Alaihi wa sallam?

???? ????? ???? ?????? ????????, ????? ????? ???????? ????????

?Sesiapa mempertahankan kehormatan saudaranya yang akan dicemarkan orang, maka Allah akan menolak barah neraka dari mukanya pada hari Kiamat.? (HR. Tirmidzi & Ahmad).

Hadis yang diriwayatkan sang At-Tirmidzi & Ahmad ini menampakan betapa melindungi kehormatan seseorang muslim akan menyelamatkan seorang dari api neraka. Kehormatan seorang muslim sama mulianya menggunakan darahnya; tidak boleh menetes sedikit pun tanpa alasan yg dibenarkan.

Apabila menjaga kehormatan saudara seiman dan menutupi aibnya merupakan kemuliaan, maka menyebarluaskan tanpa hak (ghibah) sangat tercela. Menggunjing (ghibah) itu ibarat memakan bangkai saudaranya; indikasi sangat busuk & kejinya perbuatan yg kadang terasa mengasyikkan itu.

Ingatlah, wahai diriku yg bertumpuk kesalahan, sesungguhnya setiap muslim itu mulia. Haram kita ciderai darahnya, kehormatan & hartanya. Sesungguhnya Rasulullah shallaLlahu ?Alaihi wa sallam sudah bersabda:

????? ??????????? ????? ??????????? ???????? ?????? ?????????? ?????????

?Setiap muslim terhadap muslim yang lain adalah haram, yaitu darahnya, kehormatannya & hartanya.? (HR. Muslim).

Tidakkah kita perhatikan ini? Tidak ada yg memudahkan kita buat menghambat kehormatan sesama muslim kecuali lantaran lemahnya iman. Terlebih apabila sudah ada buruk sangka. Penyebab lain yg menggelincirkan kita merusak kehormatan saudara seiman adalah besarnya kemaksiatan diri yg hendak ditutupi. Sesungguhnya kemaksiatan yg beriring menggunakan kezaliman & kejahatan itu menciptakan seorang cemas terhadap terbukanya aib.

Nurani yg higienis membuat kita merasa gelisah & memalukan jika berbuat maksiat. Dan semakin bertambah kegelisahan itu bila kemungkarannya akbar. Kecemasan terhadap aib yang tidak dapat ditutupi akan semakin akbar & menakutkan dalam orang yang terbiasa membuka aib orang lain, padahal beliau sedang memperbuat kemungkaran besar yg mengancam kehormatan diri dan kedudukannya pada tengah-tengah insan. Jika kemaksiatan & jelek sangka sudah mengakar pada diri seseorang, maka pintu keburukan berikutnya yang segera dia masuki adalah tajassus.

Apakah tajassus itu? Mencari-cari kesalahan hingga mencari kemungkinan yg tersulit sekalipun. Apabila mendapati, dia besarkan kesalahan itu. Semakin akbar semangat untuk melakukan tajassus, semakin besar pula kesamaan mengembang-besarkan kesalahan atau kekeliruan yg mini . Apa yg sebenarnya adalah kekhilafan dalam urusan sederhana yang lumrah terjadi dan sepatutnya dimaafkan, ditampak-tampakkan sebagai kejahatan besar . Jika nir segera bertaubat dari keburukan ini, dia bisa terperosok kepada keburukan yg lebih akbar, yakni mengada-adakan kesalahan.

Apa bedanya? Mencari-cari kesalahan memang berusaha sekuat tenaga menemukan keburukan seseorang, sedangkan mengada-adakan lebih buruk lagi. Mengada-adakan kesalahan itu ia mengetahui benar bahwa nir terdapat kesalahan dalam orang tersebut, namun ia menisbahkan kesalahan kepadanya; mengesankan kepadanya bahwa dia berbuat kesalahan yang sangat akbar. Ini semua termasuk fitnah yang keji. Ghibah itu buruk. Tajassus itu sangat buruk. Dan lebih jelek lagi merupakan melakukan rekaan. Lantaran itu, kita perlu berhati-hati terhadap jelek sangka agar tidak tergelincir kepada tajassus atau yang lebih jelek lagi, yakni rekaan.

Allah Ta?Ala berfirman:

??? ???????? ????????? ??????? ??????????? ???????? ????? ???????? ????? ?????? ???????? ?????? ????? ??????????? ????? ??????? ?????????? ??????? ????????? ?????????? ??? ???????? ?????? ??????? ??????? ??????????????? ?????????? ??????? ????? ??????? ???????? ????????

?Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan menurut prasangka (kecurigaan), karena sebagian berdasarkan prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain (tajassus) & jangan jua menggunjingkan satu sama lain. Adakah seseorang pada antara engkau yang senang memakan bangkai saudaranya yg sudah tewas? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.? (QS. Al-Hujurat, 49 : 12).

Firman Allah Ta?Ala pada Al-Qur?An ini tegas melarang tajassus alias mencari-cari kesalahan orang. Ini merupakan keburukan sangat besar . Buruknya tajassus, apalagi bila hingga mengada-adakan kesalahan, akan lebih akbar kerusakannya bila menimpa tokoh, sosok panutan & penguasa. Maka, ikhtiar supaya nir bermudah-gampang menjatukan kehormatan sesama muslim, kita perlu memperbaiki iman, menjaga mulut dan menjaga diri.

Ingatlah sejenak sabda Nabi shallaLlahu ?Alaihi wa sallam:

???????? ??? ???????? ???????? ???????? ????????????? : ?????? ? ?????????

?Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka merupakan 2 lubang: mulut & kemaluan.? (HR. Tirmidzi, Ahmad & lainnya).

Semoga Allah Ta?Ala melindungi kita, para tokoh serta sosok panutan kita maupun para penguasa menurut merusak kehormatan, tajassus dan mengada-adakan kesalahan.

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2