Ahok Berulah lagi, Memprovokasi dan Mengadu Domba Bangsa
Belum selesai perkara Penistaan Agama, yang menghina kitab kudus umat Islam, menggunakan menyebut Al Qur an Alat kebohongan, serta menyebut para ulama menggunakan pembohong, Ahok kembali berulah. Kembali lagi, ahok menyakiti umat Islam Indonesia.
Sebuah video kampanye milik pasangan calon Gubernur DKI Jakarta angka 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat lagi-lagi menuai kontroversi.
Dalam penggalan awal, video kampanye petahana Jakarta tersebut menggambarkan sebuah kerusuhan rasial, di kota Jakarta, kota yg dipimpinnya.
Kejinya, kerumunan orang yg digambarkan berpeci, bersarung, berbaju koko, bersorban, & berjubah putih.
Ahok Berulah lagi
Video itu dipublikasikan sang Ahok pada akun Twitternya @basuki_btp, sejak Minggu 9 April 2017 kemarin. Video berdurasi 2 mnt itu berisi suara pidato Djarot waktu 'Konser Gue dua', dengan gambaran sekelompok orang yg sedang demonstrasi.
Bagi orang awam yg nir jeli & teliti, tema keberagaman yang diangkat dalam video tersebut sepertinya biasa-biasa saja. Akan tetapi, jika ditinjau lebih jelas, baru terasa unsur SARA yg terkandung dalam video tersebut.
Di penggalan akhir dari video itu ditutup dengan pesan '19 April pilih keberagaman'.
Tema keberagaman & Kebhinnekaan yg diusung pasangan calon Ahok dan Djarot, sangat bertolak belakang sekali dengan tindakan & ucapan baik menurut Pasangan Calon Nomor urut 2 ini, maupun dari para pendukungnya.
Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta, sama sekali tidak terdapat hubungannya dengan SARA, apa yang terjadi sekarang ini merupakan merupakan butir dari ucapan mulut ahok yang kotor dan nir beretika, dan puncaknya, secara jelas-terangan menghina buku kudus umat Islam dengan menyebutnya sebagai indera kebohongan.
Apa yg digambarkan pada video tersebut, nir pernah terjadi pada Jakarta, & hingga saat ini, Jakarta masih tergolong kondusif, kondusif dan tidak pernah terjadi kerusuhan yg menyangkut SARA. Jadi dengan istilah lain, melalui video ini, secara nir eksklusif, pasangan calon Ahok & Djarot, memprovokasi warga Jakarta buat bertindak SARA. Lantaran itu, sangat jelas sekali bahwa yg tidak memiliki rasa kebangsaan & kebhinnekaan dan kebersamaan, adalah mereka sendiri, pasangan calon angka urut dua bersama dengan pendukung-pendukungnya.
Atas apa terjadi pada umat Islam Jakarta pada umumnya, adalah karena mereka meyakini kitab suci mereka yakni Al Quran & mereka mematuhi semua perintah yg tercantum didalamnya. Termasuk embargo memilih Pemimpin Non Muslim. Keyakinan ini tidak mampu dihentikan, lantaran menyangkut kepercayaan & keyakinan serta kebebasan pada memeluk agama & menjalankan seluruh perintah kepercayaan masing-masing. Dan tentu saja hal ini dilindungi sang Undang-undang.
Pasangan Ahok dan Djarot sangat mengetahui akan hal ini, karenanya pasangan ini sudah kehabisan logika & cara dalam merubah pandangan dan keyakinan umat Islam Jakarta pada umumnya. Lantaran itu, tanpa ragu & takut, mereka tidak pernah berhenti buat menciptakan provokasi pada mengadu domba umat Islam Jakarta pada umumnya & Indonesia khususnya.
Jelas sekali video kampanye yang dirilis sang pasangan calon angka urut dua ini menjadi bentuk pancingan dan bentuk anti Pancasila dan Anti Kebhinnekaan. Mirisnya lagi, pemerintah yang seharusnya melindungi segenap masyarakat negaranya, hanya mampu diam, tidak bertindak apa-apa. Bahkan sanggup dikatakan melindungi si Penista Agama ini.
Sehingga pasangan calon ini, merasa kebal hukum, tidak akan tersentuh sang hukum, karenanya mereka akan selalu menciptakan provokasi-pancingan yg memecah belah persatuan umat & bangsa.
Selama penegakan hukum atas si Penista Agama ini nir dilakukan, dan selama Pemerintah terus melindungi si Penista Agama ini, maka dapat dipastikan masyarakat kita tidak akan pernah tentram dan Negara pun menjadi nir kondusif.