70 Tahun Kemerdekaan Momentum Membangun Desa
GampongRT - Usia 70 tahun kemerdekaan Indonesia ternyata belum mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi masih menjadi fakta menyedihkan di desa-desa dan daerah tertinggal yang harus segera dituntaskan.
Dalam syarat inilah, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, & Transmigrasi menyerukan supaya semangat usaha kemerdekaan tahun 1945 dijadikan momentum buat membentuk desa yg notabene merupakan pondasi pembangunan nasional.
"Untuk melihat Indonesia sesungguhnya, maka lihatlah desa.Sebab kondisi real warga Indonesia adanya pada desa, sehingga apa pun program yg kita kerjakan jagan hingga mengabaikan kepentingan rakyat desa," ujar Marwan, di Jakarta, seperti lansir pada situs kemendesa.Go.Id, Senin (17/8).
Merah Putih Raksasa Berkibar di Kilometer Nol/Foto: pikiranmerdeka.co |
"Pengakuan dan kewenangan ini juga telah diikuti anggaran dana yang dapat dikelola secara mandiri. Ada dana desa yang bersumber dari APBN langsung, dan ada pula Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD Kabupaten. Ini semua harus dimaksimalkan untuk pembanguan yang mensejahterakan semua masyarakat desa," terang Marwan. (Baca: Pemberdayaan Desa Kunci Kesejahteraan Rakyat ).
Semangat kemerdekaan ke-70 jua menjadi momen penghayatan terhadap pengorbanan para pahlawan yg berjuang melawan penjajah di desa-desa. Dengan segala keterbatasa yg terdapat, para pahlawan mampu mengusir penjajah yang memiliki kekuatan lengkap serta persenjataan yg canggih pada kala itu.
"Relevansi dengan usaha waktu ini mampu kita lihat menurut aneka macam sudut pandang. Misalnya kapitalisme liberal sudah menjajah ekonomi warga desa, sebagai akibatnya kudapan manis pembangunan hanya dikuasai oleh para pemilik kapital," ujar Marwan.
Masyarakat desa, lanjut Marwan, sejatinya adalah pahlawan jika mereka sanggup membangun kemandirian desa. Baik di bidang ekonomi, tenaga, sosial budaya dan sebagainya. Sebab menggunakan kemandirian itu, desa telah mengangkat prestise bangsa yang sudah terbebani sang beratnya belanja ekonomi, hutang luar negeri, termasuk penggerusan kekayaan sosial budaya masyarakat.
"Kemandirian desa ini sangat krusial. Misalnya desa mandiri di bidang tenaga maka beban konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berkurang sehingga beban ekonomi negara pula ikut berkurang. Dengan begitu desa sebagai penopang kemajuan bangsa. Demikian juga di sektor pangan, bila desa mandiri dibidang pangan, maka negara tidak perlu lagi mengadakan impor bahan pokok yg secara ekonomi membebani neraca perdagangan Indonesia. Inilah hal-hal kongkrat yang harus diperjuangkan rakyat desa yang senafas dengan usaha kemerdekaan 70 tahun silam," tuntas Marwan.[]