JP2D: Dilapangan Banyak Ex PNPM Jadi Calo Pembuatan RPJMDes
GampongRT - Ketua Sekertariat Nasional (Seknas) Jaringan Pemantau Pendamping Desa (JP2D) Jawa Barat, Heri Kurniawan mengimbau kepada semua pihak jangan mempolitisasi & jangan mau dipolitisasi, sebab pendamping merupakan kebutuhan hakiki buat mengawal terwujudnya desa maju, kuat, berdikari, demokrasi & sejahtera.
Heri Juga menilai ada sekenario besar yang sengaja ingin mengobok-obok terkait hadirnya UU Desa No. 6 tahun 2014 yang progresif dan pro terhadap kepentingan masyarakat desa.
Heri mendesak pada BPK dan lembaga terkait buat melakukan audit terhadap dana bergulir, yg keberadaannya sebagai mestrius, apalagi anggaran dana bergulir itu setiap kabupaten/kota mencapai miliaran. "Biarkan Desa Membangun Indonesia, jangan ditarik-tarik hanya buat kepentingan yang tidak bertangung Jawab, & saya rasa kegaduhan ini diakibatkan ada sekanrio akbar, & kami minta dana bergulir PNPM pada audit," paparnya pada wartawan di Bandung, Jumat 18 Maret 2016, misalnya dilansir pikiran-rakyat.Com.
Baca: KPK Sebut Ada Rp 12,8 Triliun Dana PNPM yang Belum Clear
Terkait ex PNPM yang ingin otomatis menjadi Pendamping Desa, Heri, mengaku hal itu mesti dipertimbangkan matang-matang. Sebab, di lapangan banyak kasuistis ex PNPM yang jadi calo dalam pembuatan laporan Dana Desa, pembuatan RPJMDes dan RKPDes.
Tidak hanya itu, lanjut Heri, dana bergulir yg di kelola PNPM yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah bagi setiap Kabupaten/ kota, keberadaanya hingga waktu ini nir pernah kentara. Tentu, hal itu yang mesti diungkap dan diusut oleh pihak yang berwenang pada wilayahnya.
Sebab, dengan nir transparan dana bergulir yg telah di kelola bertahun-tahun oleh para pelaku PNPM, itu sudah merugikan negara beserta rakyatnya. "Khusus penanganan dana bergulir, kami minta pemerintah sentra, menciptakan panitia spesifik yang mengaudit, & mengecek ketidakjelasan dana bergulir tersebut," ucapnya.
Dengan demikian, desakan para ex PNPM, yg ingin otomatis sebagai Pendamping Desa, tanpa melalui seleksi terlebih dahulu itu telah mencerimkan mereka bukanlah pemberdaya akan tetapi mereka merupakan pekerja.[]
Foto: Ilustrasi/Google