Pembukuan Keuangan Badan Usaha Milik Desa

Sebagai lembaga keuangan desa yang menjalankan bisnis keuangan (financial business) yang memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa, BUMDes wajib untuk membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan dengan jujur dan transparan.

Fungsi berdasarkan akuntansi merupakan buat menyajikan keterangan keuangan pada pihak internal dan eksternal & sebagai dasar membuat keputusan. Pihak internal BUMDes merupakan pengelola & Dewan Komisaris, sedangkan pihak eksternal merupakan pemerintah kabupaten, perbankan dan rakyat yg memberikan penyertaan kapital serta petugas pajak.

Selain itu, BUMDes juga wajib memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada masyarakat desa melalui musyawarah desa sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun.

Secara generik, prinsip pembukuan keuangan BUMDes tidak berbeda menggunakan pembukuan keuangan lembaga lain dalam umumnya. BUMDes harus melakukan pencatatan atau pembukuan yg ditulis secara sistematis menurut transaksi yg terjadi setiap hari. Pencatatan transaksi itu umumnya menggunakan sistem akuntansi.

Fungsi berdasarkan akuntansi merupakan buat menyajikan keterangan keuangan pada pihak internal dan eksternal & sebagai dasar membuat keputusan. Pihak internal BUMDes merupakan pengelola & Dewan Komisaris, sedangkan pihak eksternal merupakan pemerintah kabupaten, perbankan dan rakyat yg memberikan penyertaan kapital serta petugas pajak.

Tujuan pembukuan keuangan secara generik adalah:

Untuk mengetahui perkembangan perusahaan menurut saat ke saat, baik perkembangan omzet penjualan, keuntungan/rugi juga struktur permodalan.

  1. Untuk mengetahui kemungkinan kerugian sejak dini, sehingga gulung tikar bisa dihindari.
  2. Untuk mengetahui kondisi persediaan barang/jasa setiap saat. Sehingga dapat digunakan untuk menyusun strategi manajemen persediaan. Pada unit usaha dagang yang disebut persediaan adalah barang dagangan. Pada unit usaha industri adalah persediaan bahan mentah, barang dalam proses maupun barang jadi. Sedang pada unit simpan pinjam yang disebut persediaan adalah persediaan uang.
  3. Untuk mengetahui sumber dan penggunaan dana BUMDes, sehingga bisa mengevaluasi kinerja keuangan BUMDes.

Berikut penerangan singkat kata-istilah tersebut.

  1. Harta dalam pengertian akuntansi adalah semua barang dan hak milik perusahaan (BUMDes) dan sumber ekonomi lainnya. Harta BUMDes dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni harta tetap, harta lancar dan harta tidak berwujud.
  2. Hutang, merupakan kewajiban yang harus dibayar pada masa mendatang (sesuai dengan kesepakatan yang dibuat) akibat dari suatu transaksi. Berdasarkan waktu pembayaran, hutang dapat dibedakan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
  3. Pendapatan, adalah peningkatan harta/aktiva perusahaan sebagai akibat terjadinya transaksi yang menguntungkan. Misalnya, BUMDes membeli produk hasil pertanian per kg harganya Rp. 1.000,- dan dijual di pasar dengan harga per kg Rp. 1.250,-. Maka selisih antara harga beli dengan harga jual sebesar Rp. 250,- merupakan pendapatan BUMDes.
  4. Biaya, adalah harta yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam satu periode tertentu yang habis terpakai. Terdapat tiga jenis biaya yang umumnya harus dibayar oleh BUMDes yaitu: Harga Pokok Penjualan, Biaya operasi dan Biaya lain-lain.

Dalam proses pengelolaan pembukuan keuangan BUMDes pula menggunakan standar yang sama pada pembuatan bukti transaksi seperti yang dipakai oleh pengguna akuntansi pada umumnya. Dalam akuntansi dikenal sifat-sifat bukti yang harus ada pada dalamnya. Tanpa adanya sifat-sifat bukti-bukti tersebut, maka pencatatan atau pembukuan sebagai nir mempunyai makna.

Sifat-sifat bukti tersebut berkaitan menggunakan:

Sifat transaksi, ini memilih dalam jenis transaksi yang dibuktikan dalam catatan. Misalnya, pembayaran hutang, pembelian bahan baku, pembayaran sewa, penerimaan hasil penjualan produk (barang atau jasa), dll.

Menyebutkan pihak-pihak yang terlibat, dalam proses transaksi umumnya masih ada 2 atau lebih pihak-pihak yg terlibat. Siapa saja yg terlibat pada proses itu wajib dijelaskan buat selanjutnya dicatat dalam buku jurnal. Misalnya, BUMDes melakukan pembelian bahan standar dari UD ?Sejahtera? Tunai senilai Rp. 3.500.000,-. Dalam masalah ini pihak UD ?Sejahtera? Sebagai penjual dan BUMDes menjadi pembeli.

Menyebutkan jenis barang atau jasa pada transaksi, jenis barang atau jasa yang dibeli atau dijual harus dilakukan pencatatan secara benar. Misalnya, menurut kasus di atas BUMDes membeli bahan baku berupa tepung terigu sebesar 5 kwt.

Menyebutkan tanggal transaksi, tanggal transaksi harus dibuat agar diketahui kapan peristiwa itu terjadi dan berapa banyak dana yang diterima atau dikeluarkan. Misalnya, dari kasus di atas BUMDes membeli bahan standar berupa tepung gandum berdasarkan UD ?Sejahtera? Pada tanggal 16 April 2007.

Beberapa contoh bukti transaksi yg diperlukan dalam pencatatan/pembukuan menggunakan akuntansi merupakan kuitansi, nota, chek, bon dan faktur.

Proses pembukuan untuk BUMDes sendiri bisa dilakukan dengan sistem yang diterapkan dalam akuntansi sederhana, yakni dengan membuat dan mengumpulkan bukti transaksi, seperti kwitansi, nota atau bon pembelian maupun penjualan. Dari hasil mengumpulkan bukti transaksi kemudian menyusun buku kas harian atau arus kas (Cash Flow) ke dalam bentuk buku kas harian. Dari Buku Kas Harian ini dapat diketahui berapa besarnya uang masuk dan keluar serta saldo atau sisa dana dalam setiap harinya. Penting untuk difahami bahwa jangan sampai uang yang keluar lebih besar dari yang masuk agar tidak terjadi defisit.

Untuk memudahkan penggunaan buku harian kas diperlukan menciptakan sebuah kelompok rekening yang akan memudahkan pengguna laporan keuangan dalam membuat, mengelompokkan dan menyusun pembukuan. Apabila BUMDes mengalami perkembangan sehingga transaksinya bertambah poly setiap harinya, maka pembukuannya dapat ditambah menggunakan menciptakan laporan neraca saldo dan laporan keuangan.

Laporan keuangan diharapkan buat mengetahui kinerja keuangan BUMDes secara keseluruhan selama satu periode (biasanya satu tahun). Laporan keuangan akuntansi generik terdiri dari neraca, laporan laba/rugi & laporan perubahan modal.

Demikian tentang Pembukuan Keuangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikutip dari upacaya.com. Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2