Menuju Musyawarah Nasional BUMDes : Mewujudkan Sinergitas, Upaya Kerjasama Multisektor Membangun BUMDes
Berbicara mengenai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), selalu melibatkan poly sudut pandang. Daya tarik BUMDes bukan hanya menarik bagi desa itu sendiri akan namun pula pihak eksternal desa.
BUMDes diyakini memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian di desa. Pemerintah pun sudah mencamtumkan dalam Nawa Cita yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Hal ini kemudian diperkuat dalam program kerja prioritas dari dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yaitu mengembangkan BUMDes. Secara tidak langsung BUMDes sendiri telah diakui oleh pemerintah pusat sebagai program strategis untuk mewujudkan nawa cita tersebut.
Hal itulah lalu menciptakan BUMDes sebagai "primadonadanquot;, dimana berbagai sektor berlomba-lomba buat terlibat dalam upaya pengembangannya. Sebagai sebuah lembaga yang baru "dilahirkandanquot;, tentu saja pemerintah terus mengkaji & menggali bentuk ideal BUMDes baik itu berdasarkan sisi kelembagaannya juga kebermanfataannya.
Pada prosesnya, BUMDes selalu dikaitkan menggunakan akal pengelolaan BUMN pada taraf negara. Ataupun BUMD di taraf Kabupaten. Bayang-bayang keduanya yang lalu, menciptakan orang menggunakan mudahnya mengklaim bahwa BUMDes relatif menduplikat pengelolaan ala BUMN ataupun BUMD. Padahal relatif riskan melakukan duplikasi tersebut. Perlu diingat & disadari bahwa BUMDes ini wilayah operasinya berada di desa. Desa sendiri sudah diakui sebagai sebuah daerah otonom di Indonesia. Sebelum memahami BUMDes, seharusnya terlebih dahulu memahami desa. Agar kita tidak latah mengklaim BUMDes itu saudara kembar BUMN.
Baca juga: Banyak Cara untuk Memperkuat Permodalan BUMDes.
Disisi lain, BUMDes juga sering dibandingkan dengan koperasi yang telah terlebih dahulu hadir pada desa. Koperasi dinilai telah cocok dan kontekstual dengan masyarakat didesa. Sulit untuk lalu melupakan kiprah koperasi di desa. BUMDes lalu selalu berada dibawah bayang-bayang koperasi. Padahal keduanya mampu dihadirkan dalam pola interaksi simbiosis mutualisme. BUMDes dapat membuahkan koperasi menjadi unit usaha, disatu sisi koperasi menerima penambahan kapital menurut BUMDes melalui APBDes.
BUMDes ibarat gelas kosong dimana poly pihak berlomba-lomba buat menuangkan minuman apa saja digelas itu. Gelas yang tadinya kosong itu lalu menyajikan poly minuman menggunakan penuh rona. Multitafsir pemaknaan terhadap BUMDes seharusnya dijadikan modal akbar bagi pemerintah sentra buat mengakomodir aneka macam pihak. Dalam artian bahwa ketika ini sangat banyak pihak yang peduli & ingin terlibat upaya pengembangan BUMDes.
Kepedulian inilah yang wajib dikelola buat kemudian diwujudkan pada sebuah sinergitas. Jangan hingga kepedulian & cita-cita buat terlibat aktif dari banyak tadi menjadikan BUMDes menjadi arena berkompetisi. Berbeda dalam proses adalah hal yg lumrah, yang terpenting tujuannya sama yaitu menyebarkan dan menguatkan BUMDes ke depan.
Musyawarah Nasional (Munas) bisa sebagai forum buat menyatukan aneka macam pihak pada bingkai semangat mengembangkan BUMDes. Menyadari bahwa BUMDes itu harus mendapat dukungan dari banyak sekali pihak, Munas kali ini mengangkat tema yaitu ?Berbeda Bekerjasama?. Tujuannya sederhana yaitu bagaimana mengaktifkan semua sektor buat turut dan berpartisipasi dalam pengembangan BUMDes.
Baca juga: Pentingnya Idealisme dalam Menjalankan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).
Sinergitas ABCGFM (Akademisi-Bisnis/Swasta-Community?Government?Financial Institution-Media) merupakan hal yg harus diwujudkan. Pertarunga-permasalahan yang terdapat dilapangan nir dapat jika hanya ditanggung sang pengelola BUMDes sendiri.
Akademisi bisa menaruh kajian konseptual, Pelaku usaha dapat memberika dukungan teknis maupun materiil, komunitas ataupun LSM sanggup menjalin kemitraan buat penguatan BUMDes, Pemerintah menaruh kebijakan dan regulasi buat mendukung BUMDes, Lembaga Keuangan bank juga Non-bank bisa berkonrtibusi dalam pengembangan usaha BUMDes, dan media dapat membantu BUMDes buat menjangkau akses pasar yg lebih luas.
Musyawarah Nasional BUMDes semua Indonesia sudah sepatutnya menjadi lembaga buat menyatukan "warna-warnidanquot; kepentingan berdasarkan aneka macam pihak. Bukan pada rangka buat memaksakan penyeragaman, akan tetapi untuk menampakan indahnya mengelola keberagaman. Lantaran kita tidak sinkron, oleh karenanya kita berhubungan. (Sumber: bumdes.Id)