Wonogiri Jadi Model Pembangunan Kawasan Perdesaan Terpadu

Ayo Bangun Desa -Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menjadikan lima desa di Kabupaten Wonogiri sebagai model pembangunan kawasan perdesaan. Model pembangunan tersebut dimulai dengan mengembangkan peternakan sapi terpadu.

Foto: Kemendesa PDTT
“Kita ingin peternakan ini menjadi bagian penting dari ketahanan pangan dan juga energi. Kotoran padat dan cair yang dihasillkan dari sini dapat menghasilkan energi dalam bentuk gas maupun pupuk. Hal itu tentu sangat bisa menopang produksi pertanian di kawasan ini,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, saat meninjau kandang sapi di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Jumat (24/3).

Anwar menambahkan, perkembangan peternakan ini pun sangat menjanjikan buat kemajuan daerah perdesaan. Hal itu dia utarakan setelah melihat pada pengelolaan sapi yg baik. Setiap kendang pada satu desa bisa mengelola lebih menurut 30 ekor sapi. Berat homogen-rata setiap sapi pun mencapai 600 kilogram.

?Ini merupakan satu contoh pengelolaan keuangan dan juga usaha yg menjanjikan pada tingkat desa. Peternakan ini juga sangat berpotensi buat bisa menjawab kurangnya suplai daging di daerah sini,? Ujar Anwar.

Lima desa yang dijadikan model tadi merupakan Desa Waleng, Semagar, Bubakan, Selorejo, dan Girimarto. Stimulan yang diberikan berupa 180 Sapi Limosin/ Simental, 18 unit kandang kapasitas 10 ekor sapi, bibit rumput gajah, pakan konsentrat, dan obat-obatan.

?Dengan adanya stimulan menurut Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) ini, kami tentu berharap masyarakat dapat terus mengembangkannya buat kesejahteraan tempat perdesaan pada Girimarto,? Lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Desa Semagar, Kastono, mengungkapkan, pengembangan peternakan ini sangat dirasakan manfaatnya sang masyarakat. Dirinya pun menyampaikan waktu ini sedang disiapkan huma pertanian seluas lebih dari 200 hektar buat mendukung pengembangan produk peternakan di lima desa tadi.

?Peternakan ini sangat berpengaruh terhadap UMKM kita. Hasil daripada limbah sapi ini akan kita gunakan buat produksi pada UMKM. Kami (lima desa) jua telah membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Lenggar Bujo Giri buat mengelola pengolahan lanjutan menurut peternakan ini ,? Ungkapnya.

Adanya peternakan tersebut pula menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat. Ia berujar, rakyat & peternak dari desa lain bisa belajar mengenai pengolahan limbah,pemeliharaan sapi, cara membuat konsentrat, & lainnya.

?Para pedagang bakso jua siap buat membeli daging dari sini. Kami juga mengklaim nir ada gelonggongan disini lantaran sapi-sapi tersebut kita kelola secara baik dan sahih dengan pendekatan peternakan modern,? Tutup Kastono.(*)

Kemendesa PDTT

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2