Kumpulan Peribahasa Indonesia Bagian 6
Bagai air dengan minyak
Dua hal yang tidak bisa dipersatukan.
Bagai air titik ke batu
Sukar sekali memberi nasihat kepada orang jahat.
Bagai alu pencungkil duri
Pekerjaan yang sia-sia atau tidak mungkin dilakukan.
Bagai anjing beranak enam
Orang yang sangat kurus sekali.
Bagai anjing melintang denai
Sangat gembira.
Bagai anjing menyalak di ekor gajah
Orang yang hina dan lemah hendak melawan orang yang besar dan kuat, tentu tak akan berhasil.
Bagai api dengan rabuk
Berbahaya sekali bila diperdekatkan (misalnya: seperti gadis dengan jejaka).
Bagai api dengan asap
Tak dapat bercerai lagi/selalu bersama-sama; Berkasih-kasihan.
Bagai aur dengan tebing
Saling menolong; saling membantu.
Bagai aur di atas bukit
Sukar disembunyikan oleh sebab mudah sekali dilihat orang.
Bagai ayam bertelur di padi
Seorang yang menyenangi hidup senang dan mewah.
Bagai ayam lepas bertaji
Serba berbahaya; dilepas berbahaya, ikut dicampuri juga berbahaya.
Bagai baling-baling di atas bukit
Pikiran yang berubah-ubah.
Bagai tiara dalam sekam
Perbuatan jahat yang tidak tampak; Perasaan yang tersembunyi.
Bagai babi merasa gulai
Orang kecil yang beristrikan perempuan bangsawan; tidak setara.
Bagai belalang di atas kacang
Mengerjakan pekerjaan yang tak mungkin berhasil.
Bagai beliung dengan sangkal
Selalu bersama-sama.
Bagai beliung dengan asahan
Tidak dapat dipisahkan.
Bagai belut diketil ekor
Cepat sekali.
Bagai belut pulang ke lumpur
Kembali ke tempat yang disukai.
Bagai belut terkena ranjau
Seseorang yang cerdik dan licik dapat tertangkap juga.
Bagai benang dilanda ayam
Sangat kusut.
Bagai benalu di pohon limau
Merugikan orang yang dijadikan penopang.
Bagai bertanak di kuali
Biaya yang dikeluarkan terlalu besar sehingga hasil yang diperoleh menjadi sedikit.
Bagai bulan dengan matahari
Sangat serasi.
Bagai bulan kesiangan
Paras rupa yang pucat (karena sakit ataupun patah hati).
Bagai bumi dan langit
Dua hal yang mempunyai perbedaan yang sangat jauh.
Bagai burung dalam sangkar
Seseorang yang kehilangan kebebasannya.
Bagai cendawan dibasuh
Orang yang mukanya tiba-tiba berubah pucat sekali karena mendapat malu besar.
Bagai denai gajah lalu
Kerusakan yang besar.
Bagai disalak anjing bertuah
Permintaan yang harus segera dilaksanakan.
Bagai duri dalam daging
Sesuatu yang menyakitkan hati; Perasaan hati yang terluka akan terus terasa dan sukar hilang.
Bagai getah dibawa ke semak
Perkara yang makin bertambah kusut.
Bagai hujan jatuh ke pasir
Nasihatyang diberi tidak berbekas; Tidak ada guna berbuat baik kepada orang jahat.
Bagai inai dengan kuku
Tidak pernah bercerai; Tidak terpisahkan.
Bagai jampuk kesiangan
Bingung; Kehilangan akal tak tahu apa yang hendak diperbuat.
Bagai kacang lupa akan kulitnya
Seseorang yang lupa akan asal usulnya. Terutama Seseorang yang berasal dari desa dan pergi ke kota, menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, dan lupa daratan.
Bagai harga dua kupang
Anak remaja (terutama anak perempuan) yang merasa dirinya sudah besar.
Bagai diiris dengan sembilu
Sedih hati teramat sangat.
Bagai kambing dihela ke air
Orang yang sangat enggan melaksanakan pekerjaan yang disuruhkan kepadanya.
Bersambung ke Peribahasa Bahasa Indonesia Bagian 7
Untuk membaca runut dari dari awal :