Kekuatan Produk Unggulan Jadi Kunci Kemajuan Ekonomi Desa
Ayo Bangun Desa - Kemajuan desa-desa di Indonesia ditentukan oleh kekuatan produk unggulan di wilayah tersebut. Fokus pada satu produk menjadi salah satu kunci untuk bisa meningkatkan skala produksi produk unggulan yang telah ditetapkan. Hal tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, pada acara Jakarta Marketing Week di Jakarta (9/5).
Produk Unggulan Desa/Ilustrasi |
"Desa desa yang maju itu telah fokus dalam sektor produksi tertentu, jadi bisa terintegrasi dari hulu ke hilir. Desa mempunyai peluang yg sangat akbar buat dikelola sebagai akibatnya dapat mengurangi kesenjangan desa & kota," ujarnya.
Untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan ekonomi di perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal & Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mendorong empat program prioritasnya. Pertama adalah Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dengan mengedepankan klasterisasi ekonomi pada desa. Selanjutnya, pembentukan embung. Bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, ke depannya setiap embung yg dikelola dengan baik akan diberi bibit ikan. Ketiga, pembentukan & pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) buat mendorong desa menjadi berdikari dan menerima penghasilannya sendiri.
"BUMDes sanggup jadi perusahaan kelas global. Contoh yg sukses bisa kita kloning ke desa-desa lain. Jika terus kita kembangkan, maka desa akan membangun kelas menengah dan konglomerat-konglomerat baru," tambahnya.
Hal senada disampaikan Bupati Bojonegoro, Suyoto. Menurutnya, bila perdesaan berfokus buat maju maka, harus penekanan pada problema, yaitu bagaimana menghasilkan, menghasilkan nilai tambah dan pemasarannya. Ia menyontohkan wilayah sukses misalnya Bengawan Solo yg bisa sukses meski rawan banjir.
?Kita coba tanami kebun belimbing. Harga awalnya Rp 10-12.500. Setelah dijadikan wisata banjir, harganya sebagai 25 ribu lantaran wisata ingin menikmati sensasi naik getek ketika banjir ke kebun belimbing. Lebih jauh lagi, distribusinya sampai ke pasar swalayan retail,? Ungkapnya.
Suyoto menambahkan, masih ada 456 embung di Bojonegoro yg telah dimanfaatkan buat aneka macam hal. Selain buat mengairi lahan bawang, embung yg ada juga dijadikan tempat rekreasi dan produksi ikan.
"Kalau dirasa keuntungannya & cocok, rakyat mampu nyediain cuma-cuma. Terbukti indeks kebahagiaan naik. Tahun lalu masih ada 760 ribu kunjungan wisata. Desa mampu menjadi pertumbuhan ekonomi," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis & Industri Perum BULOG yang pula menjadi bagian berdasarkan komisaris PT. Mitra BUMDes Nusantara, Imam Subowo, mengajak masyarakat utnuk memajukan BUMDes dan berbisnis pada warga desa. Dirinya pula akan penekanan pada mengoptimalkan BULOG yang berfungsi menjadi stabilisasi harga pangan pokok menurut produsen sampai konsumen.
"Kita dekati konsumen menggunakan membangun Rumah Pangan Kita & dekati petani sebagai penghasil melalui BUMDes. Semisal buat produksi padi. Harus ada laba buat petani, tapi produksi BULOG yg ambil. Kalau gagal panen, terdapat asuransi," tutupnya.(*)
Kemendesa PDTT