Wanita Ini Tutupi Meninggalnya Sang Anak dari Suami dengan Diajak Berhubungan Intim
Loading...
Loading...
Dikisahkan dalam zaman Rasulullah ? Hiduplah dua orang sahabat, yakni Abu Thalhah dan Ummu Sulaim.
Mereka merupakan pasangan suami & istri yang sangat dimuliakan Allah subhannahu wa taala karena ketaatan mereka.
Pernikahan Abu Thalhah dengan Ummu Sulaim sangat dipenuhi dengan rasa cinta & ketaatan pada Sang Khalik.
Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim wanita anggun, cerdas pula berakhlak mulia dengan mahar Islam.
Ummu Sulaim adalah seseorang janda waktu menikah menggunakan Abu Thalhah. Sebelumnya dia pernah menikah dengan Maalik Ibnu nadhar yang kemudian dikaruniai seorang anak saleh bernama Annas.
Annas yang kemudian dibimbingnya mengucapkan kalimat syahadat sebagai pertanda masuk Islam.
Tak mudah bagi Ummu Sulaim buat memeluk Islam, sebab dia wajib rela diceraikan sang suami, lantaran dipercaya telah musyrik dari keyakinan sebelumnya.
Singkat cerita, selesainya berpisah dengan suami terdahulunya, Ummu Sulaim lalu menikah dengan lelaki gagah & ganteng , Abu Thalhah. Dari pernikahan keduanya tersebut mereka dikaruniai seseorang anak lelaki yang saleh seperti dengan Annas.
Tetapi, ketika usianya masih kanak-kanak, putra mereka menderita sakit keras, begitu terpukul Abu Thalhah memutuskan tak berkecimpung menurut kamar buat menjaga butir hatinya supaya segera pulih berdasarkan sakit.
Dikisahkan Abu Thalhah terpaksa wajib meninggalkan sang butir hati sejenak, buat melaksanakan ibadah salat berjemaah di masjid.
Baru sementara waktu ditinggalkan Abu Thalhah, putra mereka pulang diambil Allah Swt. Meninggalkan dunia ini buat selama-lamanya.
Tak ingin melihat oleh suami bersedih dan terpukul hingga berlarut-larut, Ummu Sulaim akhirnya mengatur sebuah siasat demi kebahagiaan suami & kenyamanan putera mereka yg sudah lebih dulu dipanggil Allah.
Dengan keadaan hati yang terluka selepas ditinggal mangkat putra satu-satunya output pernikahannya dengan Abu Thalhah, Ummu Sualim merias diri, memakai sandang indah & menggunakan wewangian buat menyambut suaminya pergi.
Abu Thalhah yg waktu itu tengah berpuasa sunnah, berbuka dengan sang istri yg telah menyiapkan hidangan lezat & glamor, lebih istimewa dibandingkan umumnya.
Di sela-sela tengah makan, kemudian Abu Thalhah bertanya kepada istrinya tentang keadaan putra mereka yg sedang sakit.
Ummu Sulaim menjawab, "Alhamdulillah, beliau dalam keadaan yang baik-baik saja. Engkau nir perlu memikirkan keadaannya lagi," jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Tentu, maksudnya adalah menenangkan suaminya tanpa ia wajib mendustainya. Lantaran sudah mati, jelas saja nir perlu dipikirkan lagi.
Tetapi Abu Thalhah menjadi damai, ia meneruskan makannya. Ummu Sulaim kemudian merayu sang suami & akhirnya malam itu ia juga menggauli istrinya, kemudian tertidur.
Ketika bangun pagi harinya, Ummu Sulaim yang sudah bangun terlebih dulu bertanya, ?Wahai suamiku, andai kata seseorang diberi suatu amanah, lalu pemiliknya mengambilnya pulang, haruskan dia mengembalikannya pulang??
?Tentu,? Istilah Abu Thalhah, ?Dia harus mengembalikannya, dia nir punya hak untuk menyimpannya!?
Mulailah Ummu Sulaim menyebutkan keadaan anaknya, ?Suamiku, Allah sudah mengamanatkan Abu Umair kepada kita, namun kini ia telah memanggilnya balik kemarin.?
Mendengar penuturan ini Abu Thalhah jadi sedih, bahkan sedikit murka .
Ia meratapi kenapa Ummu Sulaim nir memberitahukannya semalam. Ia menemui Nabi Muhammad & mengadukan apa yg dilakukan istrinya.
Ternyata Rasulullah memuji kesabaran & apa yang dilakukan Ummu Sulaim tadi. Beliau jua mendoakan, ?Semoga Allah memberkati hubunganmu tadi malam dengan istrimu.?
Doa ini sebagai fenomena. Dari hubungannya itu Ummu Sulaim melahirkan seseorang anak yang diberi nama Abdullah bin Abu Thalhah.
Lama berselang selesainya Nabi Muhammad wafat, Abdullah bin Abu Thalhah mempunyai sembilan anak yg semuanya hafal Quran.
Sumber :pikiran-rakyat.com