Setelah Melihat Hasil Kerjanya Akhirnya Semua Bisa Terima Anies Baswedan

Loading...

Loading...

Bagi sebagian orang, Anies dipercaya musuh. Pertama, mereka yang merasa kalah di pilgub DKI. Sebagian sportif, dan mengaku kalah. Lalu melupakannya. Sebagian kecil lainnya belum mampu "move ondanquot;.

Kedua, mereka yg terganggu kepentingan politik dan projectnya. Siapapun yang merasa terganggu, akan melawan. Anda jikalau kepentingannya terganggu, pasti pula akan melawan. Baru berhenti melawan bila telah terakomodir kepentingannya. Atau telah merasa kalah. Atau mulai sadar dan waras.

Ketiga, buzzer yg melihat peluang. Ada kesempatan kerja. Cukup poduksi bullyan & ajak 30-50 orang buat demo di balaikota. Ini cara efektif mendatangkan uang recehan. Memang gak akan kaya, akan tetapi cukup buat ganjal perut pada posisi nganggur.

Tiga gerombolan ini akan selalu hadir di sepanjang sejarah jika ketemu seorang pemimpin macam Anies. Pemimpin non kompromis terhadap oligarki. Penghentian reklamasi, penutupan Alexis, pencabutan kelola apartemen oleh pengembang, adalah beberapa model kebijakan non kompromi itu. Orang bilang: Anies terlalu nekat. Ambil risiko.

Anies hanya galat satu model konkret yang sanggup kita saksikan hari ini mengenai tipologi pemimpin yang non kompromis. Sejarah model ini sudah ada & berulang pada masa kemudian. Dan akan terus berulang pada masa yang akan datang. Secara ilmiah, inilah hukum sejarah Orang yg paham sejarah mengerti benar soal ini. Gak perlu kaget apabila orang misalnya Anies poly musuh.

Tapi, angin politik nampaknya sudah mulai berubah. Satu persatu mulai memberi apresiasi terhadap Anies. "Lakon iku menange mburi", kata orang Jawa. Artinya? Cari saja pada kamus. Sekalian nyari arti "mudik" & "pulang kampungdanquot; . Kalau telah ketemu, gak usah diperpanjang diskusinya. Ora mutu!

Saat ini, PSI mulai dukung Anies. Gak usah kaget waktu dengat Raja Juli Antoni mengajak seluruh anggota DPRD untuk kerjasama Anies soal memberi tempat tinggal bagi tunawisma. Covid-19 menciptakan sejumlah orang gak sanggup bayar kontrakan. Karena itu, mesti difasilitasi. Dalam hal ini, PSI apresiasi Anies.

Tidak saja PSI, Tito Karnavian, mendagri juga berulangkali memuji kinerja Anies. Tito menduga langkah Anies terbaik & sangat cepat dalam menangani covid-19. Tito obyektif!

Apa yang diungkap Tito sejalan dengan hasil survei Median, binaan Rico Marbun. Anies berada di posisi teratas sebagai ketua daerah pada menangani penyebaran covid-19. Mulai berdasarkan perencanaan, kecepatan & ketepatan.

Biarlah itu pekerjaan surveyer. Gak terlalu krusial buat dibahas. Yang lebih krusial bagaimana sinergi pemerintah pusat dan daerah efektif mencegah penyebaran covid-19. Ini inti & hal yang paling mendasar.

Terkait dengan Anies, timbul pertanyaan: mengapa poly pihak akhir-akhir ini mulai menerima & mengapresiasi Anies?

Pertama, Anies seperti benteng yg kokoh. Dihajar & diserbu tanpa henti, permanen stabil. Sabar dan terus bekerja. Ini soal karakter & mental. Gak gampang! Umumnya pemimpin itu reaktif ketika dikritik. Dikit-dikit lapor. Lapor kon dikit?

Kedua, Anies punya pola merangkul, nir memukul. Siapapun penghina Anies, dimaafkan. "Dicaci gak tumbang, dipuji gak terbang". Kalimat ini jadi populer. Inilah prinsip yg nampaknya selalu dipegang sang Anies. Anies sadar, risiko pemimpin wajib siap dicaci, bahkan difitnah. "Nabi Yang sempurna saja difitnah, apalagi Anies. Anies itu siapa sih..." katanya. Ini ungkapan kesadaran bahwa seseorang pemimpin harus siap dicaci & difitnah.

Ketiga, narasi Anies gampang dipahami & menciptakan masyarakat merasa nyaman. Santun & menghargai. Jauh dari caci maki & bahasa menyalahkan. Ngayomi!

Keempat, kebijakan & kerjanya terukur. Meski ada pihak-pihak yg hampir selalu melihatnya secara apatis. Tapi, dalam akhirnya mampu dirasakan hasilnya. Anies konsisten menggunakan gagasan yang diyakininya. "wangsit, narasi, baru kerja", pungkasnya. Pola inilah yg menciptakan segalanya jadi terukur.

Soal penanganan covid-19, Anies bilang: "Biarlah saya dibully di medsos, asal nir disalahkan sang sejarah. Kita akan lihat buktinya" . Dan apa yang dilakukan Anies terkait dengan covid-19 tampaknya sudah mengungkap buktinya. Angka penyebaran covid-19 di Jakarta berangsur turun. Tgl 16/4, terdapat tambahan 223 orang positif Covid-19. Sepuluh hari kemudian, yaitu tanggal 26/4 penambahan turun jadi 65. Tentu, saham & peran seluruh pihak tidak boleh diabaikan.

Kelima, Anies nir korupsi. Meski berulangkali dituduh korupsi. Tuduhan itu dipastikan bukan menurut ICW, BPK, Kepolisian, KPK & forum-forum anti korupsi yang lain. Lalu berdasarkan mana tuduhan itu? Tak perlu menyebut nama atau grup. Yang pasti, tuduhan itu lebih bersifat politis. Ini sanggup ditemukan indikator politiknya.

Lima informasi di atas tampaknya logis buat mengurai kesuksesan Anies meraih apresiasi berdasarkan berbagai pihak. Termasuk dari mereka yang "semula dipercaya berseberangandanquot; secara politik.

Sumber :rmol.id

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2