Sampai Trending di Korea, ABK Indonesia Dieksploitasi Parah di Kapal China, 3 Mayat Dibuang ke Laut
Loading...
Loading...
Masyarakat Korea Selatan mengecam perlakuan kapal China terhadap ABK Indonesia.
Delapan belas ABK Indonesia mengalami eksploitas selama bekerja di kapal China.
Apa yg terjadi?
Netizen tengah dikagetkan dengan sebuah kabar yang trending di Korea Selatan terkait menggunakan Indonesia.
Awalnya, pemberitaan ini menjadi sorotan sesudah diposting di Youtube milik Jang Han Sol, @korearoemit.
Jang Han Sol menampakan pemberitaan yang sekarang tengah hangat dibicarakan sang warga Korea.
Berita tersebut menyangkut mengenai ABK Indonesia yang bekerja di sebuah kapal China bernama Longxing 629.
Ketika kapal tadi mampir ke Busan, Korea Selatan, 14 ABK melaporkan ke pemerintah setempat tentang syarat mereka yg memprihatinkan dalam 6 Mei 2020.
Media Korea Selatan MBC menayangkan informasi tertentu dari pemberitaan tadi.
Empat menurut 18 ABK mangkat global selesainya menjadi bagian menurut kapal Longxing 629.
Tiga orang mati saat masih berada pada atas kapal.
Ketiga ABK yang tewas tadi jenazahnya dibuang ke bahari.
Tiga ABK tadi, yakni Al Fattah yang berusia 19 tahun, mangkat global pada September 2019 lantaran sakit.
Sefri yang masih berusia 24 tahun dari Palembang diduga menggunakan penyakit yg sama.
Kemudian Ari yg berusia 24 tahun yang meninggal global dalam Februari 2020.
Sementara 1 ABK lainnya, Effendi Pasaribu mangkat setelah mendarat di Busan.
Ketika pada Busan, Effendi Pasaribu mengeluh dadanya sakit.
Dirinya sempat dilarikan ke tempat tinggal sakit di Korea Selatan tetapi akhirnya tewas dunia.
Dari hasil forensik, penyebab Effendi meninggal dunia lantaran pneumonia atau radang paru-paru.
Empat belas ABK lainnya menerangkan video perlakuan yg mereka terima saat di kapal Longxing.
Keempat rekan yang mangkat diklaim sudah sakit selama sebulan & badannya membengkak.
Selain itu, mereka menerangkan syarat terlalu banyak bekerja sehari-harinya.
Mereka bekerja selama 18 jam menggunakan 6 jam jeda buat ketika makan.
Hal tadi dianggap tidak manusiawi.
Kapal Longxing membawa perbekalan berupa kuliner & minuman.
Tetapi, ABK Indonesia nir diperbolehkan meminum air mineral.
Air mineral diperuntukkan buat para nelayan China.
Mereka hanya boleh meminum air laut yg difilter.
Para ABK mengaku menjadi pusing karena meminum air tersebut.
Selain itu mereka jadi capek & batuk berdahak.
Bahkan 4 ABK yg meninggal diduga kesehatannya memburuk karena meminum air tadi.
Yang mencegangkan, terdapat perjanjian yang ditandatangani sebelum mereka bergabung dengan kapal China itu.
Jika meninggal global, jenazah akan dikremasi dan abu dipulangkan ke Indonesia.
Nyawa mereka pula diasuransikan 'hanya' sebesar 150 juta rupiah.
Yang mengejutkan, dalam ABK bercerita mengaku mampu menerima sanksi berupa diikat.
Para ABK ini jua terpaksa terikat dengan kapal tadi karena aneka macam hal.
Mulai menurut passport mereka ditahan, memiliki deposit menggunakan nominal yg akbar, dan masih banyak lagi.
Lima ABK kapal tadi telah bekerja selama 13 bulan dan hanya dibayar sekitar 1,7 juta rupiah.
Sehingga perbulannya hanya mendapat sekitar 100 ribu rupiah.
Kemudian, para ABK ini juga menyampaikan apabila kapal Longxing melakukan aktivitas ilegal.
Hal tersebut yg menciptakan kapal Longxing nir sanggup mendarat lantaran mempunyai kemungkinan dapat ketahuan.
Sehingga, jenazah ABK yg mati di atas kapal harus dibuang ke laut.
Empat belas ABK yang berhasil mendarat pada Busan langsung melaporkan pelanggaran HAM yang mereka terima.
Mereka mendapat supervisi dari pemerintah setempat.
Saat kapal Longxing akan diinvestigasi oleh pihak Korea Selatan, kapal tadi sudah pulang.
Pemberitaan ini mengakibatkan amarah di kalangan netizen Korea Selatan.
Bahkan video pada Youtube portal liputan MBC hampir mencapai 2,5 juta penonton dalam 6 Mei 2020.
Berita tadi sebagai trending pada aneka macam portal keterangan negeri ginseng tersebut.
Kini, 14 ABK tadi mempunyai asa buat kembali pergi ke Indonesia.
KBRI Indonesia pada Korea Selatan sudah melakukan koordinasi & akan segera memulangkan mereka setelah menjalani karantina.
Sumber :tribunnews.com