Pak Presiden jadi Mana yang Benar, Beli Aset, apa Jual Aset?
Belum usang ini, dalam acara Peresmian Pembukaan Kongres Ekonomi Umat tahun 2017 pada Hotel Sahid Jakarta Sabtu 22 April 2017, dalam sambutannya, Jokowi bercerita mengenai keberhasilan pemerintahannya pada mengembalikan aset yg dulunya dimiliki oleh asing.
Presiden Joko Widodo menceritakan bahwa pemerintah berhasil merogoh alih sejumlah aset asal daya alam Indonesia, yg dikuasai asing, kembali ke rakyat sipil.
Ia mencontohkan sejumlah aset tersebut antara lain Blok Mahakam & Tambang Emas Newmont.
"Saya hanya ingin sedikit bercerita mengenai beberapa aset besar yg dulunya dimiliki, dikuasai oleh asing, misalnya Blok Mahakam, yang dulu dimiliki oleh Jepang, tahun kemudian telah 100 % diambil pemerintah, dan diberikan kepada Pertamina," kata Jokowi pada acara Peresmian Pembukaan Kongres Ekonomi Umat Tahun 2017 pada Hotel Sahid, Jakarta, Sabtu 22 April 2017
Pak Presiden jadi Mana yang Benar, Beli Aset, apa Jual Aset?
Kedua, Jokowi menyebutkan tambang emas Newmont pada Nusa Tenggara yg pula telah diambil alih pengusaha Indonesia. Sebelumnya, tambang ini dimiliki Australia.
"Sudah dimiliki partikelir kita, Arifin Panigoro. Pak Arifin bisa wajib mengerti bahwa itu didukung oleh pemerintah. Ini patut kita syukuri," kata Jokowi. (viva)
Empat hari berselang, Presiden Jokowi. Ketika membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional atau Musrembangnas 2017 Rabu 26 April 2017,
Presiden Jokowi meminta supaya Badan Usaha Milik Negara gencar mendukung proyek-proyek infrastruktur menggunakan cara, menjual aset yang hasilnya mampu digunakan buat membiayai acara infrastruktur baru.
Jokowi menyampaikan bahwa anggaran pemerintah ketika ini nir cukup buat bangun berbagai proyek infrastruktur yg sudah direncanakan.
Dia menegaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun Anggaran Pendapatan & Belanja Daerah nir mampu menopang kebutuhan pembangunan infrastruktur yang mencapai Rp5.500 triliun pada masa kepemimpinannya.
"Anggaran kita hanya mampu sediakan Rp1.500 triliun. Di bawah 30 persen. Sisanya dari mana? Dari investasi. Tidak ada jalan lain kecuali investasi," jelas Presiden Jokowi, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu 26 April 2017.
Peran BUMN menurutnya, jua krusial pada memenuhi kebutuhan tadi. Banyak aset yang dimiliki BUMN yang mampu dipakai untuk menambah pembiayaan, contohnya jalan tol, khususnya yang baru selesai dibangun.
"Saya sudah perintahkan ke BUMN, jika telah bangun tol telah jadi segera itu dijual. Sekuritisasi buat contohnya bangun habis Rp10 triliun, dijual jadi Rp30 triliun. Mampu bangun di tempat lain," kentara Jokowi waktu memberi model.
Dengan cara tersebut, menurutnya, kasus pembiayaan sedikit banyak mampu teratasi. Sehingga pembangunan bisa merata di masa depan.
Netizen Awam pun bereaksi, "jadi yg sahih yg mana pak joko", beli aset apa jual aset? "linglung modedanquot;.