Kota Yogyakarta Nol Kasus Baru Positif Corona Selama Berhari-hari, Ini Penyebabnya!
Loading...
Loading...
Kota Yogyakarta mencatat perkembangan yang baik dalam menangani virus Corona.
Selama beberapa hari, Yogyakarta mencatat nol perkara baru terkait virus Corona.
Bagaimana penanganannya?
Kota Yogyakarta berhasil mencatat 0 masalah virus Corona & bertahan pada angka 237 kasus selama berhari-hari, apa penyebabnya?
Indonesia masih pada penanganan pandemi virus Corona.
Dikutip berdasarkan Kompas.Com, masih ada 28.814 kasus virus Corona dalam 4 Juni 2020.
Dimana 1721 orang tewas global & sebanyak 8.892 berhasil sembuh.
Setiap kota mempunyai penanganan masing-masing.
Salah satu perkembangan yang dirasa baik adalah Kota Yogyakarta.
Pemerintah Daerah DIY pulang mengumumkan 0 perkara baru Covid-19 pada DIY pada 3 Juni 2020.
Hasil tersebut dari 78 sampel yang masuk ke 2 lab yakni BBTKLPP Yogyakarta & RSUP Dr Sardjito.
"Pada 3 Juni 2020 sudah dilaporkan output laboratorium terkonfirmasi positif Covid-19 nir ada penambahan kasus, sehingga hingga hari ini jumlah masalah Covid-19 pada DIY permanen sebanyak 237 kasus," bebernya, Rabu (3/6/2020).
Selanjutnya pada 3 Juni 2020 dilaporkan dua kasus yg sudah sembuh dari Covid-19. Mereka adalah kasus 230 perempuan usia 42 tahun warga Sleman & masalah 232 wanita usia 31 tahun rakyat Sleman.
"Sehingga jumlah perkara sembuh menjadi 171 masalah," celoteh Berty.
Sementara itu buat laporan PDP mangkat pada proses laboratorium tercatat 1 orang, di mana yg bersangkutan telah menjalani rapid test dengan output non-reaktif dan telah diambil swab tetapi belum keluar hasilnya.
"PDP yang mati yakni wanita usia 38 tahun rakyat Sleman menggunakan riwayat sakit TB," ucapnya.
Laporan konfirmasi perkara Covid-19 pada DIY per tiga Juni 2020 merupakan total PDP sebesar 1.568 orang di mana 101 orang masih menjalani perawatan.
Berdasarkan hasil lab, 237 orang dinyatakan positif (171 orang sembuh, 8 orang mati global), 1.172 orang dinyatakan negatif, & masih menunggu hasil lab sebanyak 159 orang (20 orang mati dunia).
Sementara itu, total ODP yg tersebar di seluruh DIY yakni 6.874 orang.
Sehari sebelumnya, Pemda Yogyakarta (DI) mengumumkan 0 masalah baru Covid-19 di DIY.
Hal tersebut dari inspeksi 99 sampel yg terdapat pada laboratorium BBTKLPP Yogyakarta dan RSUP Dr Sardjito.
"Yang tidak running lab FK UGM (RSA UGM). Belum tau alasannya adalah," ucap Juru Bicara Pemda DIY buat Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih, Selasa (dua/6/2020).
Tidak adanya penambahan masalah baru positif Covid-19 pada DIY membuat jumlah perkara sampai dua Juni 2020 sebesar 237 kasus.
Sementara itu, Berty mengumumkan 2 perkara yg berhasil sembuh dari Covid-19. Hal ini menciptakan tingkat kesembuhan di DIY sampai dua Juni 2020 sebanyak 169 kasus.
"Dua pasien yang sembuh merupakan perkara 93 pria usia 47 tahun warga Sleman dan kasus 197 perempuan usia 42 tahun warga Sleman," terangnya.
Selanjutnya dalam hari yang sama dilaporkan PDP mati pada proses laboratorium, sudah diambil swab, yakni laki-laki usia 94 tahun rakyat Sleman mempunyai riwayat sakit ginjal.
Terpisah, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan bahwa R0 di DIY telah di bawah 1 selama 2 pekan terakhir.
Saat terjadi lonjakan kasus di DIY, R0 tersebut sempat berada pada angka 1 sampai dua,lima.
"Penurunan karena kita tracing, telah diperiksa, dan hasil tracing telah kita laporkan. Tingkat penyembuhan relatif indah, kematian rendah. Di Rumah Sakit Hardjolukito kemarin bahkan apsien usia 71 tahun sembuh pada 75 hari, normalnya tidak selama itu," ujarnya.
Aji menambahkan, bahwa sebenarnya menggunakan R0 pada bawah 1, sudah memenuhi indikator buat menerapkan new normal di DIY.
"Tapi bukan itu satu-satunya (indikator). Kita nir ingin gegabah. Pendidikan kita pikirkan terakhir karena kita nir ingin terdapat kluster sekolah. Tempat-tempat hiburan wisata bila penyelanggara belum siap, SDM belum ditraining buat SOP yg baru, ya jangan (buka)."pungkasnya.
Malioboro Mengeliat
PKL di kawasan Malioboro nampak mulai menjajakan dagangan mereka. Meski sepi pembeli karena tidak terdapat wisatawan yang datang ke Yogya, tetapi hal tersebut dilakukan semata buat menggerakkan lagi roda perekonomian yg terhenti selama hampir 4 bulan belakangan.
Ketua PKL Pemalni Slamet Santoso yg mengayomi PKL di sepanjang Jalan Ahmad Yani Kawasan Malioboro mengatakan bahwa ia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada rekan-rekannya kapan akan memulai kembali 'hidup normal' menurut menjajakan aksesoris spesial Yogya pada daerah Malioboro.
"Beberapa hari ini telah mulai buka, mulai Sabtu (30/5) buka karena kedap Jumat (29/5) malam beserta Dinas Pariwisata dan UPT Malioboro. Hasil kedap saya share ke temen-temen. Ini hasil diskusi kedap, terserah kapan mau memulihkan ekonomi secara perlahan," ujarnya kepada Tribun Jogja, Senin (1/6/2020).
Slamet menambahkan, dia & sahabat-teman PKL yang lain tidak bisa menunggu ketidakpastian terkait kapan pandemi ini akan berakhir. Ia mengungkapkan sektor ekonomi yang bergantung menurut pariwisata di Yogya sudah macet total sejak Covid-19 terdeteksi di Indonesia, khususnya Kota Gudeg ini.
"Akhirnya sembari kita menunggu dengan tatanan baru, kita mencoba buat mulai bergerak. Kita mencoba membuka lagi lapak pada Malioboro sembari menunggu daerah yang lain buat membuka PSBB-nya sehingga mereka bisa keluar & berwisata lagi ke Yogya akan tetapi menggunakan beberapa SOP sesuai dengan protokol kesehatan," ungkapnya.
Slamet telah meminta supaya anggotanya tertib & selalu mengenakan masker waktu berjualan, menyediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan, menjaga jarak, sampai memakai face shield.
"Kami berdikari menyediakan itu. Kami arahkan (PKL) gunakan face shield. Kami siap mendukung Yogya masuk new normal apalagi buat jadi percontohan tiga daerah Yogya, Bali, Kepri. Kita buka perekonomian agar berangsur-angsur pulih, apalagi kami tergantung menggunakan pariwisata," ucapnya.
Ia menambahkan, ada rencana kerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan, Satpol-PP, Dinas Perhubungan, hingga TNI-Polri buat menjaga pintu masuk ke Malioboro, misal pada Abu Bakar Ali.
"Ada pengecekan suhu buat pengunjung Malioboro. Kalau suhunya 37 derajat ke atas mampu diarahkan ke pemeriksaan waktu telah new normal. Kita telah setuju menggunakan Dinas Pariwisata dan UPT," tuturnya.
Ia pun berharap supaya wabah tersebut segera menghilang & kehidupan normal segera mampu mereka nikmati.
Sebelumnya, ditemui seusai rapat beserta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berkata new normal dilakukan untuk memberikan ruang bagi pelaku usaha buat kembali bangkit lagi.
"Ekonomi (jalan) itu karena ada supply dan demand. Sekarang supply terdapat, demand-nya terdapat nggak. Protokolnya tentu physical distancing, sarung tangan. Intinya new normal ini membuka ruang pada pelaku bisnis untuk menjajakan barangnya," bebernya.
Sumber :tribunnews.com