Kisah Pilu Isyana, Bayi yang Sempat Ditolak RS dan Meninggal, Sang Ibu: Tak Punya Hati Nurani
Loading...
Loading...
Baru satu bulan lahir ke dunia, Isyana mengembuskan napas terakhirnya.
Bayi pasangan Fery Hermansyah dan Ryda itu mati lantaran sempat ditolak rumah sakit & terlambat menerima penanganan.
Terbata-bata, sang ibu yang bernama Ryda menumpahkan kesedihannya ditinggalkan oleh sang butir hati.
"Saya tidak sanggup terima perlakuan mereka yg begitu tidak punya hati nurani satu pun," celoteh Ryda.
Ditolak karena ruangan penuh
Sebelum mati, Ryda & Fery membawa butir hati mereka ke RSUP M Djamil Padang, Padang, Sumatera Barat setelah sebelumnya dibawa ke RSU Aisyah Pariaman.
Isyana yg waktu itu mengalami sesak napas dirujuk ke RSUP M Djamil Padang karena keterbatasan indera.
Bukannya pribadi ditangani, dalam syarat sesak napas dan bantuan oksigen, mereka ditolak masuk ke tempat tinggal sakit.
Pihak rumah sakit ketika itu menyampaikan, ruangan anak penuh. Ryda menuturkan bagaimana bayinya wajib bertahan dalam syarat sakit selama sejam lebih di ambulans.
"Satu jam lebih anak saya di ambulans. Bahkan oksigennya sampai habis pada mobil," istilah dia.
Isyana akhirnya diizinkan masuk IGD, itu pun usai orangtuanya berdebat dengan petugas pada RSUP M Djamil Padang.
Masih menunggu lagi tiga jam Usai masuk RS rupanya bayinya tak segera ditangani.
Dalam syarat sesak napas, Isyana wajib menunggu selama 3 jam. Hati Ryda hancur saat mengetahui bayinya tak dapat bertahan.
Isyana pun mangkat global sebelum menerima perawatan. "Dari pukul 14.00 WIB kami hingga, hingga pukul 17.00 WIB, tidak ada yang memberikan pertolongan apa-apa.
Sampai akhirnya anak saya meninggal global," ungkap Ryda pilu. Ryda menyampaikan, tindakan itu mencerminkan seolah mereka tak berhati nurani.
"Mereka lebih mementingkan tes Covid-19 kepada semua pasien yang tiba ke IGD dibanding lebih dulu menyelamatkan nyawa seseorang anak bayi umur satu bulan pada kondisi sangat kritis," ujar Ryda.
Jenazah terlalu usang didiamkan sampai misalnya membeku
Rupanya tidak berhenti di situ, kepulangan jenazah putrinya Isyana pun seolah dipersulit.
Mereka harus menunggu empat 1/2 jam sesudah bayinya tewas & baru bisa membawa pergi Isyana sekitar pukul 21.30 WIB.
Tak ada perawat yang menaruh penerangan, hingga seorang perawat yg baru masuk shift kerja masuk ke ruangan Isyana pada pukul 21.00 WIB.
"Dia (perawat) kaget melihat anak aku sudah membeku & menciptakan murka suami aku ," kata Ryda.
Pihak RS minta maaf
Menanggapi hal tadi, Direktur Utama RSUP Djamil Padang Yuswiran meminta maaf atas meninggalnya bayi Isyana.
"Kami mohon maaf kepada seluruh pihak terutama pada famili pasien bayi dari Ridha Afrila Dina Putri yg nir puas atas kondisi yg terjadi," kata Yusirwan dalam keterangan tertulis, Minggu (tiga/5/2020).
Menurut beliau, memang ada kasus pada penanganan bayi satu bulan itu. Salah satunya mengenai sistem acum rumah sakit.
Sebelum merujuk pasien, tempat tinggal sakit jejaring harus lebih dulu mengirim data pendahulu pemeriksaan pasien. Bayi itu wajib lebih dulu melewati serangkaian tes lantaran RS jejaring tak mengirim data lengkap.
Menurut pemeriksaan bayi Isyana termasuk PDP Covid, tetapi pihak famili tidak mengizinkan tim medis melakukan tes swab.
?Hal ini yang terjadi, apalagi ini diperparah dengan kondisi famili yg tidak mau dilakukan swab terhadap pasien, lantaran output inspeksi pasien, dia (bayi) ditetapkan PDP Covid-19,? Yusirwan.
Sumber :kompas.com