Keluarga Heran dan Tak Kenal dengan Orang Bawa Kabur Jenazah di Makassar, Gubernur: Kalau Ada Lagi Tangkap!

Loading...

Loading...

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah meminta polisi menangkap masyarakat di Kota Makassar yg membawa kabur jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus Corona (COVID-19) dari tempat tinggal sakit. Keluarga pula dianggap tidak mengenal orang yang membawa kabur jenazah

"Kalau ada kejadian seperti ini lagi, tangkap dan selidiki," kata Nurdin dalam berita tertulis yang diterima detikcom, Senin (8/6/2020). Nurdin mengungkapkan hal tersebut pada aparat keamanan yang bertugas menjaga rumah sakit.

Nurdin menyampaikan, masalah jenazah PDP COVID-19 dibawa kabur berdasarkan rumah sakit pada Makassar telah beberapa kali terjadi. Bahkan famili jenazah tidak mengenali gerombolan orang yg datang dan membawa kabur jenazah berdasarkan rumah sakit.

"Kejadian pertama, berlangsung pada Rumah Sakit Labuang Baji, Makassar, 5 Juni 2020. Sekelompok orang merebut mayat Muhammad Yunus (49) dengan diagnosa positif COVID-19. Kejadian kedua perebutan mayat Ny Kasiyani (53) oleh puluhan orang di RS Stela Maris pada Minggu 7 Juni 2020 malam," kata Nurdin.

"Dua peristiwa ini mempunyai ciri yang sama; keluarga inti korban nir mengenal kelompok orang yg merebut mayat. Anaknya almarhum Muhammad Yunus yg mendampingi mayat, ditarik buat menyingkir oleh orang-orang yg bergabung pada kemplotan perebutan mayat," lanjutnya.

Nurdin melanjutkan, hal serupa pula dialami famili almarhumah Kasiyani yg jenazahnya dibawa kabur menurut Rumah Sakit Stella Maris dalam Minggu (8/6) malam tersebut.

"Keluarga inti heran dan mengaku nir kenal menggunakan orang-orang yang merebut mayat almarhumah," imbuhnya.

Dalam fakta tertulis yg sama, Direktur RS Stella Maris Makassar, dr T Luisa Nunuhitu menyebut famili almarhumah Kasiyani putusan bulat menggunakan pihak RS Stella Maris supaya jenazah ditangani dengan protokol COVID-19.

"Saat mayat dipindahkan dari ruang rawat ke kamar mayat menunggu penjemputan ambulance gugus tugas, datang sekelompok orang. Keluarga inti disingkirkan. Keluarga inti heran dan mengaku nir kenal menggunakan orang-orang yang merebut mayat," kata Nunuhitu.

Sumber :

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2