Kaum Bar Bar yang Hidup di Generasi Millenial
Bangsa yang berpendidikan, memiliki sopan santun pada berpikir, bersikap dan bertindak, yg sadar akan anggaran, sadar akan hukum, merupakan karakteristik-karakteristik bangsa yg beradab.
Dizaman teknologi kabar ini, kita dikenal sebagai Generasi Millenial, generasi millenium, generasi abad 22 dimana semua fakta yang mengalir deras dapat menggunakan gampang kita serap dan terima.
Generasi millenial, tidak seperti katak pada tempurung, yg hanya mengetahui atau terkungkung dalam satu tempat saja, dengan kata lain hanya tau isi dalam tempurungnya saja.
Generasi Millenial bisa menggunakan mudah mencari & mengetahui suatu kabar tentang apapun pula. Generasi Millenial melangkah 10, 100, bahkan 1000 kali lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya, atau Generasi X & Generasi Y.
Aksi Bela Islam 411, 212, 313 dan terakhir Aksi Bela Islam 55, adalah adalah model yg ditunjukkan oleh suatu Bangsa atau Kaum yang BERADAB.
Kaum Bar Bar yg Hidup di Generasi Millenial
Sebagaimana kita ketahui, semua aksi tadi berlangsung tenang, tentram dan beradab. Umat Islam khususnya pada hal ini, memperlihatkan negara ini, bahkan dalam dunia, bahwa Agama mereka adalah kepercayaan yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi sekalian alam.
Kita dipertontonkan samudera jutaan masa yg menuntut keadilan atas penghinaan terhadap buku kudus mereka umat Islam.
Mereka menuntut keadilan, yang dilakukan menggunakan pencerahan mereka atas anggaran dan hukum yg berlaku di negara ini.
Mereka tidaklah anarkis, bahkan mereka begitu tertib & teratur. Setelah selesai aksi pun, mereka pulang dengan tertib, tentram, damai dan teratur, tanpa meninggalkan sedikitpun sampah apalagi kerusakan-kerusakan.
Begitulah yg mereka pertontonkan, Islam yang damai, Islam yang cinta tanah air, Islam yang selalu menjaga keutuhan kehidupan berbangsa & bernegara.
Lantaran mereka sadar, ulama-ulama pendahulu merekalah yg memerdekakan negeri ini, dan buat itu mereka akan selalu menjaga keutuhan bangsa ini.
Apa yang menjadi tuntutan mereka pada akhirnya mereka dapatkan, walaupun belum memenuhi rasa keadilan bagi sebagian besar berdasarkan mereka, sebagaimana terhadap kasus-masalah penistaan agama yg dulu serupa terjadi.
Tapi apa yg terjadi lalu, terdapat sebagian kaum yang selalu berteriak NKRI harga meninggal, cinta damai, menjaga kebhinnekaan, dan pancasilais, melakukan aksi serupa, melakukan aksi demo menuntut pembebasan si penista agama.
Mereka yg selalu teriak lebih berpendidikan, lebih toleran, lebih tenang melakukan aksi yg menghambat, menebarkan ketakutan dalam rakyat sekitarnya.
Mereka ini para pendukung Ahok, si penista kepercayaan , atau lebih dikenal dengan sebutan Ahoker. Para Ahoker ini melabrak Lembaga Pemasyarakat Cipinang, Jakarta, berteriak misalnya orang kesetanan menuntut pembebasan Ahok.
Mereka hampir merobohkan pagar LP Cipinang, sampai membahayakan para pegawai LP cipinang, dan membahayakan rakyat karena ditakutkan akan membuat kabur para tahanan yang ada di LP tersebut.
Tidak hingga disitu, mereka bahkan melabrak peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara ini, menggunakan melakukan aksi demo hingga malam hari, bahkan sampai esok hari.
Lebih parahnya lagi, mereka menyandera para pegawai Pengadilan Tinggi DKI Jakarta agar tuntutan mereka dipenuhi, menggunakan istilah lain mereka memaksakan kehendaknya.
Para ahoker ini telah membuat teror yg mengerikan dalam pegawai Pengadilan Tinggi tersebut, berteriak-teriak mengancam hingga menimbulkan ketakutan dan kengerian bagi kalangan lainnya.
Tidak terlihat kedamaian diwajah-wajah ahoker ini, yg nampak hanya kebencian & permusuhan.
Mereka nir menerima apa yg telah diputuskan Hakim, atas dasar aturan yg berlaku pada negeri ini. Para ahoker ini nir menghargai aturan & peraturan perundang-undangan yang berlaku pada bangsa ini.
Para ahoker ini, adalah salah satu model kaum atau golongan manusia yang tidak beradab, tidak berpendidikan dan penebar kebencian & teror bagi masyarakat.
Contoh lain lagi yg paling mengejutkan adalah, ada kaum yang yg mengatasnamakan suku eksklusif, dengan sandang adatnya melabrak bandara.
Berpakaian istiadat menggunakan membawa parang, tombak dan samurai, mereka menyeruduk memaksa masuk kedalam bandara. Hingga mengakibatkan kepanikan dan kengerian bagi para penumpang yg ada dibandara itu.
Mereka seperti orang kesetanan, misalnya kaum BAR BAR, berteriak-teriak seperti orang tidak berpendidikan.
Tidak punya sopan santun, apalagi menghargai hukum dan peraturan perundang-undangan yg berlaku.
Mereka ini nir lebih seperti suku primitif yg haus darah, yang umumnya hanya kita saksikan didalam film-film Amerika.
Tapi kini kita saksikan dalam global konkret, pada dunia pada generasi kini , generasi yang dikenal dengan sebutan Generasi Millenial.
Mereka tidak lebih seperti kaum beringas yg tidak berpendidikan, kaum bar bar. Mereka menerka mereka akan terlihat hebat dan gagah karenanya, padahal mereka tidak lebih ibaratnya misalnya bangsa primitif, bangsa jaman batu.
Dizaman generasi Millenial ini, kita masih menyaksikan pada dunia nyata ada bangsa yang masih primitif dan bar bar misalnya itu, yg umumnya hanya sanggup kita lihat pada film-film fiksi.
Sungguh, aku tidak rela bangsa ini jadi hancur hanya lantaran satu orang ahok. Saran aku buat para ahoker & kaum primitif, beringas & bar bar yg melabrak masuk bandara membawa senjata tajam hingga menciptakan teror dan kengerian bagi pengguna bandara lainnya, belajarlah kalian sama umat Islam.
Mereka umat Islam ini, sudah mempertontonkan & menunjuki dalam kalian bagaimana seharusnya sikap bangsa yang mudun dan berpendidikan.
Generasi Millenial yg intelek, yang beretika dan selalu menjaga kesopanan, dan selalu taat pada hukum & peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jangan kalian tunjukkan kebodohan kalian, jangan kalian pertontonkan kebiadaban dan kebrutalan kalian, dan jangan kalian pertontonkan kebengisan kalian.
Saksikanlah sang kalian, menurut video-video yang merekam kebengisan & ke bar bar nya kalian, apakah kalian tidak malu dan nir merasa hina atas perilaku kalian?
Sadarlah saudara sebangsaku, saudara segenerasi ku,generasi millenial, saudara setanah airku, SADARLAH. Kita sedang di adu domba, sang segelintir orang yg tidak menginginkan perdamaian atas sesama kita. Sekian, terimakasih.