Deface Hacker Telkomsel, Habib Rizieq, Firda Husein dan Snowden

Deface Hacker Telkomsel, Habib Rizieq, Firda Husein dan Snowden

Foto: menurut FB, Ibeth

"Pegimane bangsa Endonesia mau maju, kalo internet aja mahal. B*bi!! Makan aja susah, apalagi beli kuota internet. Mony*t! Murahin.." itu penggalan kalimat yg muncul pada output penelusuran google dengan kata kunci Telkomsel,kemarin jumat 28 April 2017. Iya, situs telekomunikasi terbesar pada Indonesia, pada deface hacker. Bahkan judul situsnya pun diubah jadi F*CK TELKOMNYET! Sang deface hacker.

Pesan yang dikirim atas tindakan deface hacker ini, menyangkut mengenai tarif kuota internet yg ditetapkan oleh Telkomsel yg semakin mahal.

Menyikapi hal ini, aku memiliki sudut pandang yg relatif berbeda, lebih kepada rasa kondusif dan ketenangan aku menjadi Netizen Awam sekaligus sebagai pelanggan Telkomsel. Telkomsel adalah provider terbesar penyedia jasa telekomunikasi seluler pada Indonesia, menggunakan berjuta-juta pelanggan dari seluruh pelosok tanah air.

Deface Hacker Telkomsel, Habib Rizieq, Firda Husein dan Snowden

Sepengetahuan aku menjadi Netizen Awam, pekerjaan ataupun kejahatan cyber berupa deface hacker, adalah teknik hacker terendah pada dunia Hacker, jadi bisa dikatakan merupakan mainan anak mini , mainan para pemula yg lagi mencari jati diri pada dunia IT, khususnya hacker. Atau sanggup jua mau cari nama izin terkenal, & dianggap hacker hebat, misalnya Anonymous dan yg lainnya.

Sebagai perusahaan telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, seharusnya kejahatan cyber deface hacker kacangan misalnya ini, sudah mampu diantisipasi sang pihak telkomsel. Akan namun pada kenyataannya nir, Situs web Telkomsel di deface, & menyisakan poly sekali pertanyaan.

Sebagai Netizen Awam, yang pertama menjadi pertanyaan saya merupakan, bagaimana bisa telkomsel menaruh perlindungan keamanan dan ketenangan telekomunikasi kepada pelanggannya? Buat hal "kecildanquot; misalnya deface hacker ini saja mereka tidak bisa mengantisipasinya.

Sebagai keliru seseorang pelanggan, tentu saja hal ini menjadi perhatian akbar bagi saya, karena aku juga termasuk galat satu pelanggan telkomsel yg memanfaatkan jaringan telekomunikasi seluler telkomsel buat transaksi perbankan aku . Saya juga pengguna dompet telkomsel semacam T-CASH.

Atas insiden ini, bukan tidak mungkin suatu saat nanti, uang kita yg terdapat dibank dan saldo dompet T-CASH kita terkuras habis. Apakah telkomsel akan bertanggung jawab? Saya pastikan TIDAK, lantaran jika kerugian dipihak pelanggan, selalu adalah KESALAHAN PELANGGAN.

Sebagai Netizen umum , aku banyak mendengar bahwa Ada poly kasus insiden pelanggan provider seluler yg mengalami kerugian terkuras habis uangnya dibank, dengan laporan bahwa angka telpon selulernya dicloning atau digandakan sang para pelaku kejahatan cyber.

Menariknya lagi, saya jadi berpikir, mungkinkah masalah yang menimpa Habib Rizieq Syihab (HRS) merupakan bagian menurut kejahatan cyber yang sudah direncanakan menjadi bentuk upaya fitnah terhadap Habib Rizieq buat membungkam dan menghentikan sepak terjangnya yg dianggap membahayakan penguasa & antek-antek waktu ini?

Sebelum kejadian Fitnah kasus Pembicaraan (Whatsapp/WA) porno yang dituduhkan kepada Habib Rizieq dan Firda Husein muncul, HRS pernah mengungkapkan bahwa  Nomor telpon seluler yang dipakai Habib dicloning atau digandakan dan disadap oleh orang yang tidak dikenal.

Tidak lama berselang dari itu, muncullah perkara Fitnah yang menimpa Habib dan Firda Husein. Fitnah ini ada ditengah-tengah perilaku Habib yg tegas menginginkan keadilan atas apa yg menimpa umat Islam Indonesia, yakni tegas menginginkan agar si Penista Agama sdr AHOK, pada aturan atas kejahatan penghinaan agama yang dilakukannya. Dan seperti yg Netizen awam ketahui semuanya bahwa Ahok adalah Anak Emas Penguasa ketika ini.

Saya yakin, hampir semua pengguna telpon seluler pernah mendapat panggilan telpon, atau melakukan panggilan telpon & mendapatkan terdapat yang sedang berkomunikasi atau bebicara ditelpon, dan itu bukan dengan kita yg menerima panggilan atau melakukan panggilan. Saya dulu acapkali menerima hal semacam itu, & yg acapkali dikatakan sang orang dengan sebutan "Jaringan Bocor".

Mungkin sebagaian berdasarkan kita sudah pernah mendengar nama Edward Joseph Snowden. Edward Joseph Snowden merupakan mantan kontraktor teknik Amerika Serikat & karyawan Central Intelligence Agency (CIA) yg sebagai kontraktor buat National Security Agency sebelum membocorkan keterangan program mata-mata rahasia NSA kepada pers.

Snowden membocorkan keterangan rahasia seputar acara-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM pada The Guardian & The Washington Post pada Juni 2013. Snowden mengatakan bahwa pembocoran PRISM dan perintah FISA terkait menggunakan aksi pengambilan data sang NSA bertujuan membicarakan apa yg ia yakini sebagai tindakan hiperbola sang pemerintah buat memantau aktivitas rakyat Amerika Serikat.

Pengambilan data yg dilakukan sang pemerintah Amerika terhadap warganya yakni menggunakan memantau setiap dialog ataupun aktifitas yg dilakukan setiap warganya pada media telekomunikasi seluler.

Yang jua membongkar penyadapan pemerintah Australia terhadap Presiden Republik Indonesia ke-6 yakni Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

Melihat fenomena ini, bukan tidak mungkin bahwa yang terjadi dalam kita rakyat indonesia, pengguna dan pelanggan telekomunikasi seluler dipantau dan disadap pada setiap aktifitas kita di media telekomunikasi seluler. Dan bukan tidak mungkin pula, terdapat yg memanfaatkannya demi kepentingan & keuntungan eksklusif.

Karena, sebagai salah satu Provider terbesar dengan jumlah pelanggan terbesar di Indonesia, Perusahaan Telekomunikasi Seluler sekelas TELKOMSEL, bisa di Deface Hacker sang penjahat cyber. Yang pada hal ini, Deface Hacker bagi sebagian hacker-hacker besar & berpengalaman, Deface Hacker hanyalah mainan pendatang baru di global Hacker, orang yg ingin dikenal dan lagi mencari jati diri didunia hacker.

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2