Apa itu ‘Body Shaming’? Cegah Komentar Negatif di Medsos, Agar Terhindar dari Jeratan UU ITE!
Body Shaming adalah sebuah tindakan yang bermaksud untuk mengejek atau menghina dengan komentar seputar bentuk, ukuran dan penampilan fisik seseorang.
Komentar atau celotehan body shaming terhadap teman atau pun orang lain yang tak dikenal di media sosial adalah suatu tindakan yang sia-sia, tidak berguna, menambah dosa dan hanya merugikan diri Anda sendiri.
Karena, apabila si korban merasa tidak menerima dan merasa terhina serta tidak nyaman dengan komentar Anda dan melaporkannya kepada pihak berwajib, maka siap-siaplah merasakan dinginnya jeruji besi.
Tindakan Body Shaming ini dapat dipidana dan dijerat dengan UU ITE - Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman pidana penjara paling lama 4 (empat) taun dan/ atau denda paling banyak 750juta rupiah.
Lihat juga: Ancaman Pidana Pelaku Penghinaan, Penistaan, atau Memfitnah Orang Lain
Celotehan atau komentar body shaming yang dilakukan oleh seseorang dan mengandung unsur penghinaan, menjatuhkan harkat dan martabat seseorang sehingga menyebabkan orang tersebut di-bully di media sosial ini dapat dijerat dengan pasal 27 ayat 3 UU Nomor 11 tahun 2008 sebagaimana tela diubah oleh UU Nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Apa itu body shaming?
Terkadang celotehan atau komentar-komentar body shaming ini bagi sebagian orang sudah biasa mereka ucapkan dalam kehidupan sehari-hari, entah karena untuk bercanda dan sebagainya.
Dan sekiranya Anda yang telah sering atau terbiasa mengkritik dan mengomentari kejelekan orang lain di media sosial seperti:
“itu badan atau gentong? Hehe”,
“kulitnya mutung, ya!”,
“ya, ampun badannya kering kerontang” dan sebagainya, sebaiknya dihentikan mulai dari sekarang!
Kini saatnya Anda bijak dalam menggunakan media sosial, mulai belajar menghargai orang lain serta tidak lagi menghina fisik seseorang, apapun alasannya demi kebaikan Anda sendiri.
Untuk menghindari tindakan dan komentar body shaming, kami dari Awam Bicara telah mengumpulkan beberapa tips yan bisa Anda lakukan untuk menghilangkan kebiasaan buruk berkomentar body shaming terhadap orang lain.
Tips berhenti komentar body shaming terhadap orang lain
1. Posisikan diri Anda sebagai korban
Sebelum Anda mengomentari fisik seseorang, cobalah untuk memposisikan diri Anda sebagai korban. Ketahui dampak buruk bagi korban ketika ada yang komentar body shaming terhadap dirinya.
Ketahuilah bahwa apa yang Anda katakan terhadap orang lain, baik secara langsung maupun secara tidak langsung akan memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap orang lain.
Dan sama halnya dengan melakukan body shaming kepada orang lain di media sosial.
Berkomentar tentang bentuk dan kejelakan fisik orang lain, tidak hanya membuat orang tersebut menjadi sakit hati tapi juga dapat membuat korban kehilangan kepercayaan diri.
Dampak buruknya lagi, akibat sering menerima body shaming, dapat membuat korban stres, depresi dan kehilangan kendali dan bahkan dapat berujung pada bunuh diri.
2. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan
Sadarlah, setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ada yang memiliki kelebihan dibidang akademis walaupun memiliki fisik yang tidak sempurna, atau sebaliknya.
Setiap orang punya keunikannya masing-masing.
Bahkan tidak jarang mereka yang memiliki kekurangan fisik, memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki orang lain, dan hal ini telah sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada seorangpun didunia ini memiliki bentuk fisik yang sama, bahkan terhadap diri sendiri, antara sebelah kanan dan kiri kita tidak sama, apalagi ini menyangkut antara orang yang satu dengan yang lainnya, tidak ada satupun orang didunia ini memiliki bentuk fisik yang sama.
Bahkan kembar identik sekalipun, pasti memiliki hal-hal yang berbeda, seperti misalnya saja beda pada bentuk rambutnya, warna kulitnya dan lain sebagainya.
Intinya adalah semua orang di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga inilah yang menjadikan kita unik.
Karena itu, alangkah baiknya perbedaan itu bisa dijadikan untuk saling melengkapi, bukannya malah dijadikan sebagai bahan olol-olokan yang tidak mendatangkan manfaat apa-apa.
3. Tanamkan sikap saling menghargai
Setiap orang pasti ingin dihargai, tidak peduli siapa, apa status sosialnya dan juga tentu saja bentuk fisiknya.
Coba Anda bayangkan bila ada orang atau teman Anda mengolok-olok bentuk fisik Anda, seperti "Hidungnya mancung kedalam ya? xixixix, "Kurus banget sih, gak pake makan apa? miskin ya?“ dan sebagainya, apa Anda rasakan? Sakit hati, bukan?
Pada dasarnya, tidak ada satupun orang pun didunia ini yang senang dikomentari negatif tentang bentuk fisik mereka. Karena hal itu akan menyinggung perasaan sehingga bisa menimbulkan rasa sakit hati yang bisa berubah menjadi dendam, bahkan tidak jarang terjadi penganiayaan yang berujung pada pembunuhan.
Karena itu, cobalah untuk saling menghargai, dan mulailah dengan menghargai diri sendiri terlebih dahulu dengan tidak melakukan body shaming kepada orang lain.
Selalu berusaha untuk menjaga dan menerima dengan positif apa yang dimiliki sekarang ini. Dengan begitu, orang lain akan menghargai diri Anda.
4. Positif thingking
Pendidikan baik formal maupun non formal mempengaruhi cara berpikir seseorang, terutama pendidikan dalam keluarga.
Karena didalam lingkungan keluargalah karakter dan sifat seseorang terbentuk.
Begitu pula cara berpikir seseorang.
Pikiran seseorang sangat mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari-harinya.
Jika seseorang terus menerus berpikiran negatif, maka pastinya perilakunya juga akan ikut negatif.
Misalnya, orang tersebut hanya memikirkan tentang mencari-cari kejelekan orang lain, maka secara tidak sadar, dirinya akan menjelekan orang tersebut tanpa adanya rasa bersalah.
Dengan kata lain orang tersebut SMS, Senang Melihat orang Susah dan Susah Melihat orang Senang.
Orang-orang yang selalu berpikiran negatif ini hidupnya tidak akan pernah tenang, karena yang ada dihati dan otaknya hanyalah kedengkian.
Berbeda dengan orang yang selalu menanamkan pikiran positif.
Orang yang berpikiran positif, tingkah lakunya tentu akan terbawa ke hal yang positif juga.
Misalnya yang dilihatnya pada orang lain adalah kelebihan yang dimilikinya, dan memahami bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing yang mesti dihargai.
Sehingga ia akan mengabaikan kekurangan fisik yang dimiliki orang lain, dan hanya melihat sisi kelebihannya saja.
Dengan begitu, Anda pasti akan enggan mengomentari kejelekan fisik orang lain, melainkan selalu bersikap baik kepada siapapun.
5. Menghina fisik orang lain, berarti menghina ciptaan Tuhan
Orang yang taat beragama tidak akan pernah menghina fisik orang lain, atau melakukan tindakan body shaming.
Karena ia sadar bahwa semua yang kita miliki saat ini, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki adalah pemberian dari Tuhan.
Bila ada seseorang yang saling menjelekan fisik orang lain, itu merupakan tanda bahwa dirinya belum bisa menerima dan menghargai apa yang telah Tuhan berikan.
Dan sama saja dengan menghina Tuhan, karena semua yang ada didunia ini adalah ciptaan Tuhan.
Menghina ciptaan Tuhan sama saja dengan menghina Tuhan.
Jadi sadarlah, tanpa adanya nikmat dan anugrah pemberian dari Tuhan, Anda tidak akan seperti sekarang ini.
Akan lebih baik jika setiap dari kita saling menjaga dan menghormati fisik masing-masing sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap pemberian Tuhan.
Stop, Body Shaming!
Benar kata pepatah dulu "lidah memang tidak bertulang”, jika tidak dapat menjaga lidah, luka yang ditimbulkan akan lebih sakit dari pada tersayat pedang.
Karena itu, jaga lidah Anda, berkomentar body shaming ke teman atau orang lain yang tidak Anda kenal di media sosial adalah sebuah tindakan yang tidak berguna, menambah dosa dan hanya merugikan diri Anda sendiri.
Stop komentar body shaming kepada siapapun! Tuhan menciptakan manusia dengan beragam bentuk fisik dan rupa, karena itu hargailah diri sendiri, maka Anda akan menghargai orang lain, serta takutlah kepada Tuhan, karena seyogyanya ketika Anda menghina fisik orang lain, sama saja dengan menghina Tuhan, Sang Pencipta Anda.