Ketika Demam Gaya Hidup Mewabah Masyarakat Desa

Sebuah kenicayaan modernitas sudah terjadi. Kebutuhan akan lifestyle alias gaya hidup tak lagi sebagai barang sekunder yang wajib dikesampingkan lebih dahulu dalam daftar kebutuhan hidup manusia zaman moderen.

Dewasa ini, keinginan untuk selalu tanpil prima, berbeda dan lebih bergensi membuat pergeseran budaya yang sangat luar biasa terasa, bahkan nyaris tak terkendali. Sehingga muncul pameo dikalangan masyarakat kita, "bahwa yang mahal sekarang ini bukan hanya biaya hidup, tapi gaya hidup".

Itu fakta dan fenomena ini tampak jelas terlihat dari prilaku kehidupan masyarakat perkotaan yang cenderung metropolitan. Dimana, kehidupan masyarakat kota kian terusik manakala gengsinya tak dapat terpenuhi.?

Atas pergeseran budaya hidup tersebut, sehingga produk-produk lifestyle kian diburu oleh masyarakat perkotaan. Sehingga kehidupan orang kota bukan hanya berdasarkan kepada tuntutan kebutuhan hidup, tetapi lebih pada gaya hidup.

Tingginya gaya hidup dan perilaku konsumtif kebanyakan masyarakat kota membuat perekonomian kota pun kian berdenyut dan bangkit. Bak gayung bersambut, toko-tokoh penjual lifestyle pun harus berlomba-lomba untuk menyediakan produk-produk mewah untuk memenuhi hajatan masyarakat zaman sekarang yang kian konsumtif dalam memenuhi gensi hidup tersebut.

Demam konsumtif yg poly mengindap masyarakat perkotaan, kini telah mewabah hingga kepelosok desa. Bahkan, terdapat sebagian masyarakat desa yg begitu cepat merespon perubahan budaya tadi, terutama dikalangan remaja.

Sehingga sekarang kita sangat sulit membedakan gaya hidup remaja pedesaan dengan remaja perkotaan. Jika dulu remaja perempuan maupun laki-laki di desa dapat dilihat dari cara berpakaian, berbicara, tata krama serta bergaul dengan lawan jenis. Misalnya, remaja putri desa selalu memakai kain atau rok, saat ini sudah banyak yang memakai celana jeans.

Sedangkan pada remaja pria desa dahulu menggunakan celana panjang, sarung, berkopiah, sopan santun & menjaga pergaulan dengan versus jenis, tetapi sekarang terjadi perubahan yang luar biasa bahkan sudah jauh dari tatakerama orang ketimuran.

Sehingga produk-produk elektronika dan fesyen menempati rangking teratas yg paling terfavorit atau digemari oleh rakyat zaman kini .

Adapaun produk-produk lifestyle yg gencar diburu sang msyarakat zaman sekarang merupakan barang-barang elektronik misalnya hand phone, laptop & kebutuhan-kebutuhan tempat tinggal tangga dan fesyen (sandang).

Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama Januari sampai Maret 2013, nilai ekspor sandang jadi Indonesia non-rajutan adalah USD 1,01 miliar mengutip Info PDN. Angka itu tumbuh kurang lebih tiga,1% dibandingkan realisasi ekspor pada periode sama tahun lalu, yaitu USD 986,4 juta.

Atas berkembangnya industri fesyen ini, menciptakan produk domestik bruto terus meningkat. Apabila pada 2010 produk fesyen menyumbang Rp 128 triliun, sementara pada tahun 2012 semakin tinggi sampai Rp 164 triliun. Dari sisi penyerapan energi kerja, fesyen menyumbang tiga,8 juta energi kerja dalam tahun lalu.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, industri gadget sudah mengalami banyak kemajuan. Produk-produk smarthphone terus menunjukkan telepon yg tak hanya berfungsi buat komunikasi namun juga mampu digunakan buat kegiatan lain yg diharapkan sang warga pada era teknologi seperti fotografi, menonton film, main game, mengetik surat sampai mengirim secara elekronik.

Potensi ini sejatinya dimanfaatkan oleh anak-anak negeri. Indonesia wajib bisa mencipta produk-produk sendiri, tanpa harus terus bergantungan dalam produk luar negeri. Perjuangan ini tentunya tidak semudah membalik telapak tangan, selain sine qua non komitmen yg berfokus berdasarkan pemerintah jua sine qua non kreativitas & keuletan berdasarkan anak bangsa itu sendiri.

Tidak bermaksud memuji bangsa Jepang. "Apalagi jikalau kita mengenang dosa mereka atas kekejaman tentara Jepang saat menjajah Nusantaradanquot;.

Menurut beberapa asal, awal kedatangan Jepang mereka bersikap baik pada bangsa Indonesia. Sehingga sanggup mengusir Belanda yg sudah 14 keturunan menguasai kepulauan nusantara. Namun dari cerita kakek-kakek kita, ternyata "penjajahan Jepang lebih kejam dari penjajahan Belanda".

Kekejaman bangsa mereka atas rakyat bangsa kita, kemudian Allah balas walaupun nir lewat tangan kita sendiri. Allah SWT memberikan pelajaran pada bangsa Jepang lewat tangan bangsa yang lain, yaitu lewat dijatuhkannya bom atom pada Horishima & Nagasaki. Dua kota itu lumpuh total dan Jepang pun wajib menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

Namun tidak ada yang salah kalau kita belajar dari patriotisme bangsa Jepang dalam membangun ekonominya. Silahkan baca, "tentang cara Negeri Sakura Mencintai Produknya Sendiri".

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2