Potensi Budidaya Gaharu di Aceh
Sebelumnya kami sudah mengulas secara lengkap tentang potensi budidaya pinang di Aceh, baik secara dengan penanaman secara tradisional, semi intensif maupun budidaya pinang secara intensif.
Pada kesempatan kali ini kita akan mengulas seputar potensi Kayu Gaharu. Tanaman gaharu bila pada daerah Aceh, mayoritas warga menyebutnya menggunakan nama kaye Alen.
Gaharu termasuk pada tumbuhan hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Lantaran tanaman gaharu bisa memproduksi gubal atau ?Krak? Beraroma harum yang mengandung damar wangi (aromatic resin) yg diakibatkan oleh agresi fungi. Krak/gubal gaharu tergolong pada komoditi elit yang bermanfaat untuk keperluan industri parfum, kosmetik, tasbih & obat-obatan.
Di Provinsi Aceh, kayu gaharu bernama kaye alen. Pada era 80-an keberadaan pohon kayu gaharu banyak terdapat dihutan-hutan Aceh. Sekarang eksistensi pohon ini semakin langka, sudah poly yg ditebang untuk diambil gubal atau kraknya. Langkanya kayu alen juga dipengaruhi oleh maraknya penebangan liar atau illegal loging semua daerah hutan di Aceh.
Pohon gaharu atau kayu alen yang sudah mengandung gubal (krak) biasanya ditandai dengan adanya ranting atau cabang yang patah, daun pohon poly yg sudah rontok, & kulit pohon alen terputus-putus jika ditarik.
Kenapa rakyat memburu gaharu atau ?Kayu alen?? Karena permintaan pasar gaharu global yg tinggi dan nilai ekonomi yg diperoleh pula sangat mengiurkan, sehingga poly orang memburu kayu gaharu buat diambil gubal atau kraknya.
Sekarang sudah terdapat inovasi dibidang budidaya gaharu "kayu alendanquot; dan sudah mulai berkembang di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. Dimana pembentukan gubal gaharu bisa di rekayasa menggunakan teknik inokulasi/induksi mengunakan cairan inokulan.
Teknik ini akan sangat efektif buat mempercepat proses pembentukan gaharu dibanding menggunakan menunggu output pembentukan dari alam. Untuk gaharu budidaya, anda mampu mulai melakukan inokulasi kira-kira saat usia tumbuhan sudah berumur tiga-4 tahun. Tergantung kondisi pertumbuhan btg seperti apa & pula menggunakan melihat tingkat kesuburan dalam tanah. Meskipun terkadang ada beberapa pohon gaharu yg berusia 3 tahun ternyata syarat kelayakan batang buat di inokulasi lebih baik dibanding gaharu yang berusia empat tahun.
Potensi Budidaya Gaharu di Aceh
Gaharu merupakan merupakan homogen tanaman yang tumbuh pada daerah hutan hujan tropika, terutama pada tanah rendah atau pegunungan sampai ketinggian 270 meter dari laut menggunakan besar yang mencapai ketinggian hingga 40 meter. Diameter batangnya mampu mencapai lebih kurang 60 centimeter.
Kualitas gaharu ditentukan oleh banyaknya kandungan resin pada jaringan kayunya. Semakin tinggi kandungan resin di dalamnya, maka harga gaharu tadi akan semakin mahal dan begitu jua kebalikannya. Secara umum gaharu digolongkan menjadi tiga kelas besar yaitu gubal, kemedangan, & abu.
Budidaya Gaharu atau kayu alen di Provinsi Aceh memiliki prospek yang sangat baik karena memiliki kesuburan tanah yang cocok dan iklim yang mendukung.Berikut beberapa jenis gaharu Indonesia yang tergolong dalam 6 jenis Aquilaria spp :
Aquilaria malaccensis
Banyak ditemukan di Sumatera (Sibolangit, Riau, Aceh, Bangka & Palembang) dan Kalimantan. Jenis ini merupakan penghasil gaharu yang memiliki kualitas paling baik. Pohonnya akbar, dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter 60 centimeter. Daun berseling, elips, dengan urat daun bagian bawah halus. Bunga ukuran lima-6 mm berupa tabung. Buah bundar gepeng berkulit tebal.
Aquilaria beccariana
Umumnya masih ada di Kalimantan tetapi terdapat jua di Sumatera. Tinggi pohon 40 m dengan diameter 60 centimeter. Daun bundar telur elips melebar. Bunga berupa tabung berukuran 1 centimeter. Buah berupa gelendong menyempit dalam ke 2 ujungnya.
Aquilaria microcarpa
Tersebar di Sumatera (Palembang, Riau, Bangka, Aceh & Belitung) dan Kalimantan.Tinggi Pohon 40 m menggunakan diameter 80 cm. Buah bundar oval berukuran 1 centimeter.
Aquilaria hirta
Penyebarannya pada Kepulauan Riau. Jenis pohon ini mini menggunakan tinggi hingga 15 m dan diameter 17 centimeter.
Aquilaria filaria
Umumnya dijumpai di daerah Indonesia bagian Timur (Maluku & Papua). Pohonnya ukuran sedang dengan ketinggian sampai 17 m dan diameter 50 centimeter.
Aquilaria cumingiana
Penyebarannya di Kalimantan Tengah dan Maluku. Pohonnya kecil menggunakan ketinggian sampai lima m. Belum diketahui apakah jenis ini dapat menghasilkan gaharu. Pemanfaatannya sebagi obat malaria dan menghentikan pendarahan.
Bagi rakyat Aceh yang berminat buat membudidaya pohon gaharu atau kayu alen, jangan lewatkan Teknik Budidaya Pohon Gahayu yg kami rangkul secara sederhana dalam posting selanjutnya.
Diolah menurut banyak sekali asal referensi.