Internet Masuk Desa Harus Menjadi Produktif
Zaman sekarang, tidak sama jauh menggunakan waktu 20 - 30 tahun kebelakang & betul. Kalau dulu seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas kampus, harus berlama-lama di perpustakaan.
Begitu pula dengan pak keuchik, buat menciptakan selembar surat saja pula wajib berlama-usang di depan mesin tiek. Berbeda dengan zaman sekarang, seluruh begitu mudah dan gampang.
Kemudahan ini tidak terlepas menurut perkembangan teknologi fakta yang begitu cepat & sinkron menggunakan zamannya. Kemajuan teknologi liputan, internet sudah hadir dimana-mana dan kemana-mana, "yg susah sebagai mudah & yg nir lazim sebagai lazimdanquot;.
Yang susah menjadi mudah. Misalnya, seorang mahasiswa dalam membuat tugas kampus, tinggal search di google saja, apalagi di mesin pencarian terbesar di dunia ini, semua referensi tersedia. Untuk menjadi sebuah makalah tinggal copy paste punya orang lain, edit sedikit sana-sini, kemudian print, dan makalah pun langsung jadi.
Begitu juga menggunakan pak keuchik dalam membuat surat masyarakat, nir lagi serumit pelayanan zaman dulu. Kalau zaman dulu, wajib berjam-jam di depan mesin tiek. Zaman sekarang, cukup pergi ke loka-loka rental personal komputer , semua format surat sudah disediakan disana.
Anda boleh nir meniru cara misalnya model mahasiswa diatas. Cara-cara seperti itu tidaklah baik dalam global pendidikan. Selain menghilangkan budaya beli kitab & membaca, mahasiswa yg getol copy paste karya orang lain jua mampu menghambat daya kritis, analis, dan kajian menjadi calon intelektual muda. Penerus harapan bangsa.
Kemudian, yang tidak lazim sebagai lazim. Internet telah mampu diakes dimana saja, kapan saja, sang siapa saja. Mulai berdasarkan yang usia dini, tua apalagi yang belia-muda. "Sebuah cerita menyebutkan, yang buta aksara (tidak mampu baca tulis), zaman sekarang sudah mengakes internet walaupun sekedar lihat foto & vedio saja".
Kalau anak-anak zaman dulu, mereka lebih asyik bermain galah, pet-pet, greut (sejenis permainan keneker), main jeungkhek (patok lele), dan lain-lain. Berbeda dengan zaman sekarang, anak-anak kebanyan lebih asyik nonton kartun, main game bahkan beberapa kasus sudah mulai menonton film-film yang tidak layak mereka tonton.
Oleh karena itu, internet masuk desa wajib dimanfaatkan buat tujuan produktif yg positif, bukan produktif yg negatif. Seperti menggunakan mengajarkan mereka buat menulis cerpen, hikayat, cerita desa, dll.
Karena kemajuan teknologi fakta tidak sanggup di stop, maka tugas setiap orang tua untuk mengontrol dan menggarakan putra-putrinya supaya tidak sebagai korban teknologi berita dan khususan internet. Sebab, di usia mereka yg masih labil & "polos", mereka sangat rentan terhadap dampak dunia maya.
Internet masuk desa, desa membentuk.!!