Cara Menyelamat Diri dari Bencana Menurut Islam (Catatan 10 Tahun Tsunami Aceh)
10 tahun yang lalu tepatnya dalam Minggu, 26 Desember 2004 pada bumi Aceh terjadi musibah dan bala yg sangat dahsyat.
Alhamdulillah warga Aceh, Allah berikan jiwa yang tegar dan sabar atas musibah tersebut. Buah berdasarkan kesabaran dan ketegaran, sebagai akibatnya pada hitungan hari berbagai bantuan datang baik berdasarkan dalam negeri maupun dari banyak sekali penjuru global, mulai berdasarkan benua Arab, China, Eropa, bahkan sampai menurut benua Hindia.
Hari demi hari dan bulan berganti tahun, berlahan-lahan masyarakat Aceh terus bangkit memperbaiki diri dari pora-poranda Tsunami dan "kini Aceh sudah lebih indah dari sebelumnya". Sebagai ungkapan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan oleh bangsa-bangsa di dunia, khususnya masyarakat Indonesia.
Pemerintah bersama masyarakat Aceh menggelar Peringatan 10 Tahun Tsunami Aceh yang dipusatkan di Kota Banda Aceh, pada 25-28 Desember 2014. Harapan kita, peringatan musibah tsunami tahun ini, tidak sekedar acara serimonial saja, tapi harus ada langkah maju dalam penanganan kebencanaan baik kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi bencana yang lebih baik untuk tahun-tahun selanjutnya, mengingat bencana dan musibah tidak pernah luput dalam kehidupan manusia.
Karena sudah merupakan sunnatullah bahwa kehidupan manusia pada global ini nir pernah luput menurut dalam cobaan, bala dan musibah menggunakan segala macam bentuknya, mulai berdasarkan bala ketakutan lantaran adanya hura-hara, bencana alam, gunung meletus, bencana kelaparan lantaran kekurangan kuliner akibat kering yg berkepanjangan atau kemiskinan yang hiperbola hingga dengan musibah kematian dengan cara yang biasa sampai dengan yg mengerikan.
Dalam momentum memperingati 10 tahun musibah & bala Tsunami. Dalam Al-Qur?An dan Sunnah kita akan menemukan beberapa isyarat & petunjuk yang bisa menyelamatkan kita menurut bala & musibah.
Berikut cara menyelamatkan diri dari musibah & bencana berdasarkan Islam yg dikutip berdasarkan aneka macam surat keterangan, antara lain:
1. Istighfar dan Taubat
Mereka yang senantiasa beristighfar dan minta ampun bertobat kepada Allah dari segenap dosa yang dilakukannya, baik secara sadar ataupun tidak akan senantiasa mendapatkan perlindungan Allah swt dari bencana dan musibah. Allah swt berfirman: “Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang engkau (wahai Muhammad) berada diantara mereka, dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka senantiasa istighfar minta ampun” (Al-Anfal 4.33).
Istighfar dan taubat adalah benteng primer yang akan menyelamatkan seorang menurut bala & musibah, lantaran pada umumnya bencana dan musibah itu muncul adalah dampak berdasarkan dosa insan, Allah swt. Berfirman :
?Dan apa saja musibah yg menimpa dirimu, maka adalah disebabkan lantaran dosa-dosamu, & Allah memaafkan sebahagian menurut dosa-dosamu? (As-Syura 42:30).
2. Meningkatkan Iman & Taqwa
Meningkatkan Iman dan Taqwa merupakan benteng yang dapat menyelamatakan kita dari bala dan musibah dan akan membawa kita kepada kehidupan yg penuh berkat, Allah berfirman :
?Kalau penduduk suatu negeri senantiasa beriman & bertaqwa, pasti akan Kami bukakan bagi mereka pintu keberkatan menurut langit dan bumi, namun apabila mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami akan menyiksa mereka lantaran tingkah laku mereka itu? (Al-A?Raf 7:96)
3. Mensyukuri Nikmat Allah & Menjauhkan diri dari Kufur Nikmat
Mensyukuri nikmat Allah akan membawa berkat pada kehidupan dan sekaligus adalah benteng yang akan menyelamatkan seseorang menurut bencana & musibah, sebaliknya kufur terhadap nikmat Allah akan mengundang siksaan yg sangat dahsyat dari Allah karena bala dan musibah yang diturunkanNya, Allah berfirman :
?Dan ingatlah ketika Tuhan mu memaklumkan: Sungguh bila kamu mensyukuri nikmatKu, niscaya akan aku tambah (nikmat) dalam mu, & jika kamu kufur dalam nikmat yang Aku berikan, niscaya azabku sangat pedih? (Ibrahim 14:7)
Kufur nikmat merupakan, semakin poly nikmat Allah yang diterima semakin jauh pula dia berdasarkan Allah, kufur nikmat ialah juga mempergunakan nikmat pemberian Allah hanya buat kepuasan hawa nafsu, bukan buat hal-hal yg diridhai Allah.
Dalam Al-Quran Allah mendeskripsikan suatu negeri yg penuh dengan nikmatNya, akan namun lantaran penduduk negeri tersebut kufur terhadap nikmat Allah maka negeri itupun akhirnya ditimpa bencana dan musibah, misalnya yg difirmankan Allah di pada Al-Qu?An:
?Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezki tiba melimpah ruah menurut segenap penjuru, namun (penduduk) nya kufur dalam ni?Mat-ni?Mat Allah; karenanya Allah menimpakan pada mereka bahaya kelaparan & ketakutan, ditimbulkan apa yg mereka perbuat? (An-Nahl 16:112).
4. Menjauhkan diri menurut Hedonisme
Gaya kehidupan hura-hura yang hanya mengejar kemewahan materi, hayati glamour penuh gembira ria sepanjang hari dengan aneka ragam hiburan yang mengundang maksiat akan mengundang kemurkaan Allah dan menyebabkan bencana dan musibah yang menghancur leburkan suatu negeri. Sebagaimana diperingatkan Allah dalam Al-Qur?Anul Karim:
?Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang suka hidup mewah (berfoya-foya) dinegeri itu supaya ta?At kepada Allah swt. Namun mereka melakukan kedurhakaan (kefasikan) dalam negeri itu. Maku sepantasnya berlaku dalam mereka ketetapan aturan, maka Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya? (Al-lsra? 17).
Al-Qur?An menggambarkan diantara penyebab dimasukkannya seseorang kedalam neraka kelak adalah kehidupan mereka yang senang berfoya foya dan bergembira ria dengan beraneka hiburan & tontonan mengejar kepuasan hawa nafsu belaka, senda gurau tanpa batas, ad interim ibadah mereka biarkan, Allah berfirman :
?Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak histeris: ?Celakalah saya!?. Dan dia akan masuk neraka yg bernyala-nyala. Sesungguhnya dia dahulu didunia suka hayati bergembira ria. Sesungguhnya dia menyangka tidak akan balik kepada Tuhannya? (Al-Insyiqaaq 84; 10-14)
?Apa karena engkau sampai masuk neraka saqar? Mereka menjawab? Lantaran dahulunya kami nir termasuk orang yg mengerjakan shalat. Dan kami tidak pula memberi makan orang miskin. Dan kami senang berbicara yang bathil, beserta menggunakan orang yg membicarakannya. Dan kami juga mendustakan hari pembalasan. Sehingga datanglah pada kami kematian? (Al-Mudatsir 74:42-47)
lima. Menegakkan Amar Ma'ruf
Menegakkan da?Wah amar ma?Ruf, mengajak ?Manusia buat mengamalkan ayat-ayat Allah, menegakkan yang haq, bukan hanya buat diri sendiri, tapi pula mengajak orang-orang sekitanya merupakan galat satu benteng pengaman diri berdasarkan bala & musibah dampak kemurkaan Allah swt.
Allah nir akan membinasakan suatu negeri apabila dalam negeri tersebut masih terdapat orang-orang yg punya kepedulian da?Wah, mengajak masyarakatnya untuk menegakkan syari?At secara kaaffah, Allah berfirman :
?Dan tidaklah Tuhanmu akan membinasakan suatu negeri secara zalim sedang penduduk negeri itu senantiasa melakukan perbaikan (amar ma?Ruf)? (Hud 11:117).
6. Mencegah Kemungkaran
Disamping menegakkan yang ma?Ruf, mencegah kemungkaran atau kemaksiatan ditengah warga merupakan salah satu benteng yang akan menyelamatkan kita dari bencana & musibah, Allah berfirman :
?Allah mengutuk orang-orang kafir menurut Bani lsrail menggunakan lisan Daud & Isa bin Maryam. Yang demikian itu lantaran kedurhakaan mereka & tingkah laku mereka yang melampaui batas. Mereka tidak punya kepedulian buat niencegah kemungkaran yg mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yg selalu mereka perbuat? (Al-Maidah lima: 78-79)
“Menurut keterangan Hudzaifah bin Yaman, bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda: “Demi Yang diriku ditanganNya, hendaklah kamu menegakkan yang ma’ruf dan hendaklah kamu mencegah yang mungkar, atau akan datang masanya Allah menurunkan hukuman (bencana) kepadamu, lalu kamu berdo’a namun Allah tidak akan memperkenankan do’amu itu” (HR. Ahmad & Turrmudzi)
“Menurut keterangan Aisyah ra. Saya pernah mendengar Rasulullah saw. besabda: “Tegakkanlah yang ma’ruf dan cegahlah kemungkaran sebelum datang masanya kamu berdo’a namun tidak diperkenankan Allah do’amu” (HR.Ibmu Majah).
7. Mencegah Kedzaliman
Kedzaliman merupakan salah satu pemicu kemurkaan Allah SWT. Dalam sebuah hadist qudsi Allah berfirman :
“Wahai hambaku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzaliman pada diriKu, dan Akupun mengharamkan untuk sesama kamu, maka janganlah kamu saling mendzalimi” (HR.Muslim dari Abi Dzar al-Ghifariy).
“Dan tidaklah Kami membinasakan suatu negeri melainkan apabila penduduk negeri itu berlaku dzalim” (Al-Qashah 28:59).
Dalam Al-Quran Allah swt. meperingatkan bahwa betapa banyak negeri yang telah dibinasakan Allah swt pada masa yang lalu karena kedzaliman yang telah merajalela di tengah negeri itu.
“Betapa banyak negeri yang Kami binasakan penduduknya karena mereka berbuat dzalim, maka tembok-tembok negeri itupun roboh menutupi atapnya, dan betapa banyak pula sumur-sumur yang telah ditinggalkan, demikian juga istana-istana yang megah (pun ditinggalkan)” (Al-Haj 22: 45).
Yang dimaksud dengan kezhaliman dalam ayat-ayat diatas selain penganiayaan atau tindakan sewenang wenang yang berkuasa terhadap rakyat, atau kesewenangan yang kaya terhadap orang miskin, orang yang kuat terhadap yang lemah, menurut terminologi Al-Qur’an kemusyrikan juga termasuk kedzaliman, bahkan termasuk induk kemusyrikan sebagaimana wasiat Luqmanul Hakim pada anaknya:
“Dan ingatlah ketika Luqman berwasiat kepada anaknya diwaktu dia memberikan pengajaran kepadanya: Wahai. Anakku ! Janganlah kamu mempersekutukan Allah karena kemusyrikan itu merupakan kedzaliman yang besar” (Luqman 31: 13).
Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. Apabila tulisan ini bermanfaat silahkan disebarkan. Semoga apa yang kita lakukan menjadi amal untuk akhirat kelak. Dan semoga saudara-saudara kita korban musibah Gempa dan Tsunami diampuni dosanya dan Allah masukan dalam Syurga-Nya.