Cara Budidaya Timon Aceh

#Info Tani - Mentimun, Timun, atau Ketimun (Cucumi sativa L.) merupakan galat satu jenis sayuran berdasarkan famili labu-labuan (Cucur bilaceae) yg telah terkenal di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, flora mentimun dari menurut benua Asia. Beberapa referensi menyebutkan wilayah berasal mentimun adalah Asia Utara, literatur lain menganggap berasal berdasarkan Asia Selatan, & terdapat pula yg menyebut-nyebut asal berdasarkan Asia Tenggara.

Timon Aceh/Foto: Ist

Dari berbagai surat keterangan dapat dipastikan bahwa mentimun bukan dari berdasarkan Asia Tenggara dan bukanlah tumbuhan asli Indonesia, tetapi asal dari wilayah subtropis yaitu Asia Utara & Asia Selatan. Oleh para ahli tumbuhan sudah memastikan wilayah berasal mentimun menurut negara India, tepatnya di lereng gunung Himalaya.

Oleh para pakar yg lain mencatat, sumber genetika (plasma nutfah) mentimun masih ada di Afrika Selatan. Berawal menurut dua daerah inilah lalu mentimun meluas ke daerah Mediteran yg mempunyai iklim subtropis yg kaya surya. Dan kini mentimun telah menyebar ke seluruh global hingga sampai ke Indonesia.

Di Indonesia flora mentimun poly ditanam di dataran rendah. Daerah penyebarannya yaitu provinsi Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, Bengkulu, & provinsi Sumatera Utara lalu budidaya mentimun menyebar luas pada 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Timun atau mentimun merupakan sayuran utama yg sangat digemari sang hampir seluruh masyarakat Nusantara. Selain menjadi bahan sayuran, buah mentimun bisa diolah sebagai just, yang terkenal dengan just mentimun. Oleh permintaan pasar yg akbar, butir mentimun masuk dalam sederetan sayuran & buah-buahan yang mempunyai potensial & pasar yang jelas baik secara domestik (dalam negeri) maupun menjadi bahan ekspor (pada jual ke luar negeri).

Di Indonesia beragam penyebutan nama mentimun, diantaranya Timon (Aceh), Mentimun (Melayu), Laiseu (Nias), Ancimun (Batak), Hantimun (Lampung), Bonteng (Sunda), Temon atau Antemon (Madura), dan Kaitimun atau Timun (Jawa).

Berikut pedoman singkat Cara Budidaya Timon Aceh;

Syarat Tumbuh

Seperti mentimun jenis lainnya, timun Aceh dapat tumbuh dalam lahan berketinggian lebih kurang 200?800 m menurut bagian atas bahari (dpl). Tekstur tanah yg baik merupakan tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah lebih kurang 6?7.

Pengolahan Tanah

  • Pengolahan tanah untuk tanaman mentimun, berikut caranya;
  • Tanah terlebih dahulu diolah sampai gembur, baik dengan cara mencangkul atau di bajak menggunakan kerbau, sapi atau mesin sedalam kurang lebih 20 cm.
  • Di buat bedengan dengan ukuran 80 x 300 cm
  • Jarak antara bedengan 30 cm
  • Di buat sanitasi air, saluran atau parit dengan kedalaman lebih kurang 3 - 4 cm
Foto: taniorganik.com

Penyemaian benih bisa dilakukan dalam bedengan atau langsung pada polybag kecil. Media semai yg baik merupakan campuran dua bagian tanah dan 1 bagian pupuk sangkar (kompos). Setelah bibit berumur 14 hari atau tinggi 10 -15 cm atau telah berdaun tiga ? 4 helai bibit sudah sanggup ditanam ke kebun atau bendengan yang telah disiapkan.

Pemeliharaan & Perawatan

  • Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan.
  • Pemberian ajir, agar tanaman tegak.
  • Pemangkasan dan pangaturan buah.
  • Buang cabang anakan pertama sampai ke 5 lembar supaya buah muncul di atas, kalau buah di bawah dan kurang sinar matahari, buah mentimun akan bengkok dan sering busuk.
"Secara tradisional, penyemaian benih mentimun Aceh, langsung disemai atau ditunggal pada lahan yang sudah dibersihkan. Cara ini kurang mendapatkan hasil yang optimal".

Pemupukan Tanaman Mentimun

  • Pupuk yang di gunakan berupa pupuk alam (kandang atau kompos), jika ada bisa pula dengan pupuk buatan (UREA, TSP dan KCL)
  • Pupuk alam di berikan secara merata pada waktu pengolahan tanah
  • Pupuk Urea sebanyak 75 Kg/ha, dimana 25 - 35 Kg diberikan pada saat tanam dan sisanya di berikan setelah penyiangan kesatu (15-20 hari)
  • Pupuk TSP sebanyak 40 Kg/ha di berikan pada waktu tanam yang di sebar ara merata
  • Pupuk KCL 20 kg/ha diberikan pada saat tanam
Penyakit Tanaman Mentimun

Penyakit yang seringkali menyerang flora timun Aceh merupakan penyakit embun bulu. Penyakit embun bulu dianggap juga penyakit cuaca basah yg tak jarang menginfeksi daun-daun tanaman dalam demam isu basah berkepanjangan.

Pada umumnya penyakit embun bulu menyerang tanaman berjenis merambat yang disebabkan oleh organisme cendawan parasit. Penyebaran penyakit embun bulu terjadi menurut satu tanaman ke flora lain pada satu spora melalui udara, air atau mediator lainnya.

Gejala Penyakit Embun Bulu dalam Tanaman Mentimun

Pada tumbuhan yang terjangkit penyakit embun bulu, akan terlihat jamur berbulu halus (Plasmopara viticola). Pada daun bagian atas atas yg lebih tua terdapat bercak putih kuning. Sedangkan dalam bagian atas bawah, daun ditutupi menggunakan putih keabu-abuan, seperti kapas.

Gejala penyakit embun daun akan terlihat jelas dalam tanaman sehabis hujan dan segera menghilang sesudah cuaca panas. Gejala penyakit ini wajib di waspadai, sebab bila terus berlangsung daun mentimun akan berubah menjadi coklat, layu menguning & lalu rontok meskipun flora mentimun mendapatkan air yang relatif.

Inilah Hama dan Penyakit Mentimun Lainnya, yg kami disadur dari berbagai sumber:

Hama pada Tanaman Timun

a. Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).

Kumbang daun ukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : menghambat dan memakan daging daun sebagai akibatnya daun bolong; dalam serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

B. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)

Ulat ini berwarna hitam & menyerang tumbuhan terutama yang masih belia. Gejala: Batang flora dipotong disekitar leher akar.

C. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)

Lalat dewasa berukuran 1-dua mm. Lalat menyerang mentimun muda buat bertelur, Gejala: memakan daging butir sebagai akibatnya butir abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.

D. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)

Kutu berukuran 1-dua mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap hingga hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing & menggulung. Kutu ini pula penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

Penyakit dalam Tanaman Timun

a. Busuk daun (Downy mildew)

Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22?C & berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning & berjamur, rona daun akan sebagai coklat & busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

B. Penyakit tepung (Powdery mildew )

Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang bila tanah kering di demam isu kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : bagian atas daun & btg belia ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning & mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

C. Antraknose

Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak relatif bulat atau bersudut-sudut & menyebabkan daun mangkat ; gejala bercak dapat meluas ke btg, tangkai dan butir. Bila udara lembab, pada tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

D. Bercak daun bersudut

Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada waktu ekspresi dominan hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada agresi berat semua daun yang berbercak berubah menjadi coklat belia kelabu, mengering & berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

E. Virus

Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor merupakan kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun sebagai belang hijau tua & hijau belia, daun berkerut, tepi daun menggulung, tumbuhan kerdil. Pengendalian: menggunakan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi menggunakan famili bukan Cucurbitaceae.

F. Kudis (Scab)

Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.Et Arth. Terjadi dalam buah mentimun belia. Gejala : terdapat bercak basah yg mengeluarkan cairam yg jika mengering akan seperti karet; jika menyerang butir tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

G. Busuk butir

Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (tiga) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi pada kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah & bila ditekan, buah pecah; (dua) Phytopthora: bercak relatif basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat & berkerut;

(3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit butir lunak ditumbuhi fungi, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: butir membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: menggunakan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan pada wadah bersih menggunakan suhu antara lima - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

Pada pada dasarnya Budidaya Mentimun sama baik timun Jepang, timun Jawa maupun timun Aceh. Semoga Cara Budidaya Mentimun Aceh bermanfaat bagi Anda. (GRT)

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2