Wejangan Tentang "Malaikat" di Cicilitan

Segalanya kini sudah berubah, tidak seindah seperti dulu lagi

Zaman sudah berubah, memang sahih. Tanda berubahnya zaman itu diungkap pada berbagai perasaan & pikiran insan misalnya bait sebuah lagu, "segalanya kini telah berubah, tidak seindah seperti dulu".

Zaman lampoe memang latif bagi yg indah, begitu juga masa depan. Yang pasti perubahan-perubahan akan terus terjadi berdasarkan waktu ke ketika. Dan pada disetiap perubahan itu akan tergambarkan sebuah kehidupan baru, baik atau buruh.

Seperti zaman yang sedang kita lewati dan langkahi saat ini, manusia begitu akrab dengan bermacam teknologi dan informasi, karena kita pun tak berdaya untuk menolaknya. Islam tidak menolak perubahan atas zaman. Mungkin begitu juga dengan agama yang lain.

Perubahan zaman diciptakan dan hadir untuk memberikan kemudahan bagi umat manusia, bukan kemuzaratan. Karena itu, teknologi harus dimanfaatkan dengan baik dan bernar. Bukan untuk menjadi "manusia pemuja teknologi". Karena, yang maha pantas dipuji dan dipuja hanya Allah, Tuhan pemilik alam semesta langit dan bumi. Maka teknologi harus di edukasi menjadi saluran kebaikan, penyebaran kemuslihatan dan kedamaian.

Pada suatu hari seorang kakek tua bertanya pada aku yg sedang nongkrong bersama tema disebuah warung kopi di Banda Aceh.

Assalamualaikum,,,wa'laikumsalam,,,jawab kami menggunakan serentak.

"Orang zaman kini , tua muda dan remaja, kalau ditanya akidah sering ling-lung. Sifat ya harus tidak lagi dihafal, lalai pada internet siang & malam, "ceramah kakek tua, tanpa kami tau siapa namanya.

Sepuluh malaikat harus diimani, akan tetapi poly yang lupa manusia kejar duniawi. Malaikat adalah ciptaan Allah yg ghaib, tidak mempunyai nafsu dan pikiran, nir berbapak dan nir pula beribu tak jua beranak. Malaikat mengerjakan apa yang diperintahkan Allah pada mereka, bukan misalnya insan yg ingkar dan berdusta.

Satu-persatu kakek tua itu menyebutkan, pertama Jibril, dua Mikail, tiga Israfil, empat Izrail pencabut nyawa, 5 Munkar, keenam Nakir, ke 7 Raqib kedelapan Atib yg mencatat amal insan. Sembilan Malik, & kesepuluh malaikat Ridwan penjaga pintu Surga.

Begitulan kakek tua itu mengingatkan kami tentang nama-nama malaikat yang wajib diimani. Yang dulu sewaktu mengaji dan sekolah, mungkin sudah kami menghafalnya.

Tetapi seiring bertambah usia dan kesibukan, pengecap kami sulit mengucap kembali nama-nama malaikat itu. Terima kasih kek..Ku tulis balik wejanganmu ini di Cicilitan, sembari meneguk secangkir kopi di toko kelontong Seven Eleven.(*)

Image: google

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2