Stop Membakar Sampah, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan
Sampah telah menjadi masalah utama di masyarakat moderen. Dimana tingkat produksi sampah terus meningkat cukup drastis, seiring bertambahnya populasi manusia itu sendiri. Sampah jika dikelola dengan baik mempunyai nilai tambah dan bermanfaat, dapat menjadi pembangkit listrik berbahan bakar sampah.
Sampah yg kita hasilkan sangat banyak jumlahnya, sementara loka pengolahan sampah yg terdapat masih kurang mencukupi baik berdasarkan segi kuantitas juga kualitas. Produksi sampah per orang diperkirakan mencapai 0,5 - 0,8 kg per hari. Volume sampah menurut 200.000 orang bisa mencapai 100 ton per hari. Dari jumlah tadi hanya 40-50 persen yg tertampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sementara sisanya berakhir pada lahan-huma kosong atau dibakar.
Membakar sampah. Praktik membakar sampah ini masih banyak ditemui di sekitar kita, terutama di daerah pemukiman. Hal ini tentu saja sangat mengganggu pejalan kaki yang melintas dan terpaksa menghirup asapnya. Asap hasil pembakaran sampah sangat berbahaya dan bersifat racun karena menghasilkan senyawa berbahaya seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dioksin, benzopirena, partikulat, dan masih banyak lagi.
CO dan CO2 dapat mengganggu fungsi kerja hemoglobin
CO bisa berikatan menggunakan hemoglobin dan menciptakan ikatan karboksihemoglobin yang memiliki afinitas yang kuat sebagai akibatnya sulit untuk terpisah (saat paruhnya sekitar 4-5 jam). Hal ini menyebabkan oksigen pada pada darah -yang seharusnya berikatan menggunakan hemoglobin menjadi berkurang dan mengakibatkan hipoksia, ekstremnya juga dapat mengganggu perkembangan janin. Satu ton sampah yang dibakar kira-kira berpotensi menghasilkan gas CO sebesar 30 kg.
Hampir sama dengan CO, CO2 jua dapat berikatan dengan hemoglobin membangun kompleks karbaminohemoglobin sehingga hemoglobin buat mengikat oksigen sebagai berkurang. CO2 adalah salah satu gas rumah kaca yg berkontribusi terhadap peningkatan temperatur bumi.
Dioksin adalah senyawa polutan organik yang persisten (POP)
Artinya, dioksin sukar terurai & bisa terakumulasi dalam tubuh makhluk hidup & rantai makanan. Sehingga, serangga yang menghirup asap output pembakaran yang mengandung dioksin akan memindahkan senyawa tadi ke herbivora yang memangsanya sebagai akibatnya kandungan dioksin akan termagnifikasi pada dalam tubuh herbivora tersebut yg bisa jadi dimakan oleh insan.
Dioksin bisa mengakibatkan kasus perkembangan & pertumbuhan, merusak sistem imun & mengganggu hormon, serta adalah galat satu penyebab kanker.
Bezopirena Mengganggu Replikasi Kromosom
Bezopirena mengganggu replikasi kromosomdapat berakibat pada sel gamet (sel telur dan sperma) yang tidak normal. Menurut U.S Centers for Diseases ATSDR pada tahun 1995 melaporkan bahwa paparan akut tingkat tinggi pada manusia berasosiasi dengan penurunan sistem imun dan kerusakan sel darah merah yang berujung pada anemia. Pemaparan benzopirena pada ibu hamil meningkatkan angka kejadian kanker paru, liver, dan ovarium pada anaknya setelah dewasa dan meningkatkan potensi keguguran.
Partikulat atau Debu Halus Berbahaya Terhadap Saluran Pernapasan & Menghalangi Jarak Pandang.
Partikulat halus ini biasanya memiliki diameter kurang dari 2,5 mikrometer (PM 2,5) sehingga tidak tersaring oleh saluran pernapasan atas (hidung) dan masuk ke paru-paru, mengurangi vitalitas paru, dan mengganggu pernapasan. Dan masih banyak kerugian lainnya dari membakar sampah, baik terhadap kesehatan makhluk hidup maupun terhadap lingkungan.
Cara yang lebih baik pada mengatasi sampah adalah dengan mempraktekkan daur ulang. Sampah sebaiknya dipisahkan dari sifatnya, seperti organik, non-organik, dan B3. Sampah organik dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk kompos, sampah non-organik yang sebagian besar bisa didaur ulang seperti botol plastik, kertas, gelas kaca, dll bisa ditampung dan diolah buat lalu digunakan pulang sehingga penggunaan bahan baku & tenaga menjadi lebih irit.
Limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) juga dapat dipisahkan buat kemudian diolah sang pihak yg profesional sehingga tidak menimbulkan bahaya terhadap makhluk hayati dan lingkungan. Limbah B3 pada tempat tinggal tangga merupakan misalnya baterai, lantaran bisa mengakibatkan ledakan & leachete, bola lampu, karena mengandung logam merkuri, jarum suntik, karena kemungkinan bisa menularkan penyakit kepada orang lain.
Pengolahan sampah yg baik bisa memberikan manfaat terhadap finansial, kesehatan, dan lingkungan. Dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak sebagai pihak yang sama-sama membentuk sampah buat memperbaiki sistem yang sekarang berjalan. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri, famili, lingkungan loka tinggal, lingkungan kerja, & badan pemerintah sebagai forum yang menciptakan regulasi. Ketua RT misalnya, dapat membuat himbauan pada warganya agar nir lagi membakar sampah & menyebutkan karena sebagai akibatnya warga tahu mengapa mereka sebaiknya tidak melakukan hal itu.
Oleh karenanya, marilah kita mengelola limbah tempat tinggal tangga secara bijak, agar tidak membahayakan insan & selalu menjaga kenyamanan lingkungan.
Referensi: