Cara Rasulullah SAW dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Pelaksanaan awal puasa Ramadhan tahun 2015 telah ditetapkan jatuh pada hari Kamis, 18 Juni (besok), dan akan berlangsung selama 29 hari sampai jatuhnya hari Raya Idul Fitri pada hari Jum'at, 17 Juli 2015.
Tidak ada perbedaan pandangan pada penentukan awal Ramadhan dalam tahun 2015 ini, sebagaimana yg kerap terjadi pada Indonesia. Dimana output sidang isbat kemarin yg dihadiri sang Menteri Agama beserta perwakilan dari setiap ormas Islam yang terdapat di Indonesia, yaitu Nadhlatul Ulama, ormas Islam Muhammadiyah, dan para ulama juga ahli astronomi, sudah mengeluarkan pengumuman bahwa puasa Ramadhan dalam tahun 2015, dimulai besok (Kamis, 18 Juni).
Marhaban ya Ramadhan, mari kita bergembira. Selamat datang bulang kesayangan Allah. Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh keberkahan dan keutamaan. Bila sudah tiba waktunya, setiap orang mukmin diwajibkan berpuasa, dan dianjurkan berlomba-lomba dalam meraih sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya.
"Sesungguhnya sudah terdapat dalam (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yg mengharap (rahmat) Allah & (kedatangan) hari kiamat & dia poly menyebut Allah." (Surah [33] AL AHZAB : Ayat 21)
Bila kita menelusuri jejak Rasulullah saw dalam menyambut bulan suci Ramadhan, beliau selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan, seperti salat berjama’ah, salat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya.
Rasulullah bersabda: ?Apabila datang malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggulah syetan & jin, ditutuplah pintu-pintu mereka, & dibukalah pintu-pintu nirwana, lalu diserukan: wahai orang yg mendambakan kebaikan, datanglah!! Dan wahai orang yg tak senang kebaikan, bermalaslah!! (ialah, engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan ini setiap malamnya Allah swt. Membebaskan orang-orang yg dikehendaki-NYA menurut api neraka. (HR: At-Tirmidzi)
Pada bulan Ramadhan Allah SWT akan melipatgandakan setiap amal perbuatan umatnya, baik yg fardlu maupun yg sunnah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya?Ban Rasulullah saw bersabda yang artinya:
?Wahai sekalian insan, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, pada dalamnya masih ada satu malam yg lebih baik menurut seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan buat menghidupkan malam-malamnya."
Barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib, seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
Beliau sangat pemurah & sangat getol bersedekah dan memberi makan orang yg berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw adalah orang yg paling pemurah, lebih-lebih dalam bulan Ramadhan.
Dalam sebuah riwayat dilukiskan bahwa beliau bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak karunia, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak permintaan apapun yang diajukan ke beliau.
Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Beliau bersabda: “Saat-saat berbuka adalah saat yang paling tepat dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.”
Dan doa yang selalu diucapkan ketika beliau berdoa adalah; “Ya Allah, hanya karenamu aku berpuasa, dan dengan rizkimu aku berbuka, telah hilang haus dan dahaka, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!”.
Selalu bertadarus (membaca al-Qur?An) pada setiap malam bulan Ramadhan. Karena dalam setiap malam puasa Malaikat Jibril as, selalu datang menemui Rasulullah saw, & bersama-sama membaca al-Qur?An, silih berganti.
Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya merupakan buat mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur?An atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, pada setiap saat, apalagi di malam hari, & ketika mengerjakan salat malam (tahajjud).
Meningkatkan gairah ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan buat meraih ridha Allah, karena pada sepuluh haru terakhir Allah turunkan Lailatul Qadar.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan.” Seperti kita ketahui, bahwa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya.
Doa yang paling afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. "Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-‘afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim."
Diriwayatkan jua: barang siapa yang shalat Maghrib dan Isya? Berjama?Ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia sudah menerima sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu.
Pada riwayat yg lain mengungkapkan, ?Siapa yang salat Isya? Berjama?Ah dalam malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan beliau telah menghidupkan separoh malam tersebut, & bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka beliau telah menyempurnakan semua malam Lailatur Qadar tadi.
Itulah beberapa jejak Rasulullah saw, dalam bulan Ramadhan, yg pada dasarnya dia mengajarkan umatnya supaya bersungguh-benar-benar meraih kebaikan-kebaikan yg ada padanya, menggunakan berbuat keta?Atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa.
Rasulullah mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri berdasarkan perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Rasulullah memperingatkan kita semua menggunakan sabdanya:
?Barang siapa yg tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, menyampaikan orang lain atau mengadu domba), maka nir terdapat merupakan puasanya itu, kecuali beliau hanya merasakan lapar dan dahaga saja."
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis shawab.