Mendesa Marwan Ingin Saemaul Undong Bisa Diterapkan di Indonesia
GampongRT - Berbagai upaya terus dilakukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mempercepat proses Desa Membangun. Salah satunya mengajak Pemerintah Republik Korea untuk melakukan transfer ilmu dan teknologi ke desa-desa.
Menteri Desa, PDT, & Transmigrasi Marwan Jafar berkata, desa-desa di Indonesia mempunyai potensi alam yang sangat besar namun belum terkelola secara aporisma. Lantaran itu, kerjasama menggunakan Korea diarahkan buat meningkatkan kecepatan proses pemanfaatan asal daya alam desa dengan mengangkat skill warga desa.
"Kita arahkan agar terdapat transfer ilmu menurut Korea pada masyarakat desa, sehingga nantinya rakyat mampu berdikari mengelola potensi desa yang terdapat," tandasnya.
Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi dengan Korea secara khusus dijalin melalui Kementerian Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Republik Korea. Hadir dalam acara penandatanganan MoU itu Wakil Menteri Administasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Republik Korea, Chung Chae Gun. (Baca: Indonesia-Korsel Kolaborasikan Gerakan Bangun Desa )
Ada lima poin yg ditandatangani pada kerjasama itu, meliputi acara peningkatan kapasitas asal daya manusia; Kerjasama pembangunan kawasan perdesaan menggunakan menggunakan Model Pemberdayaan Masyarakat seperti Saemaul Undong (Gerakan Desa Baru).
Kemudian program peningkatan infrastruktur, ekonomi, social dan budaya; Penelitian dan pembelajaran bersama mengenai pembangunan perdesaan; dan saling kepentingan mengenai pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi yang dapat diputuskan bersama secara tertulis."Kerjasama ini akan memperkuat interaksi bilateral Indonesia dengan Korea, khususnya pada memperkuat pembangunan desa, wilayah tertinggal, & transmigrasi. Kemitraan ini tentunya akan mendorong inisiasi-inisiasi positif bagi kemajuan 2 Negara," tegas Marwan.
Hubungan bilateral Indonesia dan Korea memang terus berkembang, terutama sejak ditandatanganinya Joint Declaraton of Strategic Partnership to Promote Friendship and Corporation in the 21st Century sang kedua kepala negara pada Jakarta, 4 Desember 2006. Penandatanganan itu dilakukan waktu Presiden Republik Korea, Roh Moo Hyun berkunjung ke Indonesia dan memuat 32 item kerjasama pada bidang politik, pertahanan, ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi dan aturan.
Selain Korea, Indonesia pula menjalin kemitraan strategis dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, India, Amerika Serikat, Rusia, & Australia. Tetapi dari semua kemitraan itu, Korea yg paling aktif dalam menindaklanjuti kemitraan strategis.
Dalam perkembangannya, intensitas people-to-people contact antara Indonesia & Korea semakin tinggi. Tercatat lebih kurang 30.709 masyarakat Indonesia bekerja atau belajar di Korea, sedangkan Kedutaan Besar Republik Korea mencatat lebih berdasarkan 40 ribu rakyat Korea yang tinggal & bekerja di Indonesia. People-to-people contact pula diperkuat dengan pertukaran misi budaya, pemuda dan pelajar/mahasiswa serta wisatawan antara ke 2 Negara.
"Seiring meningkatnya interaksi ini, proses transfer ilmu serta pelaksanaan tekhnologi menurut Korea ke Indonesia tentunya akan semakin gampang dilakukan. Saya akan memantau terus agar kerjasama ini mampu memberi manfaat besar bagi kemajuan desa serta menaikkan tingkat hayati rakyat desa," tegas Marwan.
Chung Chae Gun menyebutkan, gerakan Saemaul Undong mulai lahir sejak tahun 1970-an. Hingga ketika ini, gerakan ini terbukti mendongkrak pembangunan desa.
"Beberapa bulan kemudian, media Korea melakukan survei apa yang bisa bicu pembangunan Korea, ternyata jawabannya 70 persen menyebut Saemaul Undong," ungkapnya.
Menurut dia, gerakan itu bukan hanya dorongan buat pembangunan desa, melainkan semacam gerakan revolusi mental. "Jadi membangun mental warga desa buat maju," tandasnya.
Sumber: kemendesa.Go.Id