Jokowi Sebut Problem Yang Dihadapi Indonesia, Dana Desa Jadi Alat

Presiden Joko Widodo/IST
GampongRT - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan proses pembangunan infrastruktur dan penyaluran Dana Desa berpengaruh besar dalam pengurangan atau penurunan kesenjangan di Indonesia.

"Dari awal problem yang dihadapi Indonesia adalah kemiskinan, kesenjangan, ketimpangan antar tempat, jua antar individu".

Untuk mengatasi dilema tersebut, Presiden Jokowi menyatakan dirinya bertekad buat terus mempersempit ketimpangan penduduk di Indonesia. Pembangunan infrastruktur dan dana desa jadi alat buat memperkecil ketimpangan tadi.

"Proses pembangunan infrastruktur itu impak sekali lantaran ada penyerapan energi kerja, itu efek pada income. Kedua, dana desa jua berpengaruh sekali karena dana yg beredar pada daerah, kecamatan, desa bertambah daya beli bertambah sebagai akibatnya (rasio gini) berdasarkan 0,402 turun sebagai 0,397," kentara Jokowi pada lokasi pembangunan PLTG di Idanoi, Kota Gunungsitoli, lebih kurang pukul 16.40 WIB, Jumat (19/8/2016).

Jokowi menyatakan, dirinya sudah mendapat laporan syarat rasio gini sejak dua hari lalu dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penurunan rasio gini ini sinkron menggunakan tujuannya.

"Dari awal aku sampaikan dilema kita kemiskinan, kesenjangan, ketimpangan antar tempat, juga antar individu. Kemudian masalah ketiga berkaitan menggunakan pengangguran. Semua negara menghadapi kasus seperti ini," istilah Jokowi.

Ke depan, Jokowi akan terus fokus memperkecil ketimpangan yang terjadi di masyarakat.

Dalam laporan BPS hari ini, disampaikan tingkat ketimpangan yg tinggi tercermin menurut gini ratio. "Tertinggi merupakan Sulawesi Selatan mencapai 0,426, Daerah Istimewa Yogyakarta 0,420, Gorontalo 0,419, Jawa Barat 0,413, DKI Jakarta 0,411, Sulawesi Utara 0,402, & Jawa Timur 0,402," ucapnya.

Beberapa faktor yang menghipnotis perbaikan gini rasio. Paling nir ada 6 aspek.

  1. Adanya kenaikan upah buruh harian dari Rp 46.180/hari pada Maret 2015 menjadi Rp 47.559/hari pada Maret 2016
  2. Adanya kenaikan upah buruh bangunan dari Rp 79.657/hari pada Maret 2015 menjadi Rp 81.481 /hari pada Maret 2016
  3. Adanya peningkatan jumlah pekerja bebas pertanian
  4. Adanya peningkatan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan kelompok penduduk 40% terbawah dari Rp 371.336/bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 423.969/bulan
  5. Adanya penguatan ekonomi kelas menengah bawah karena adanya pembangunan infrastruktur pemerintah. Ini menyerap banyak tenaga kerja.
  6. Ada juga pengembangan usaha di sektor manufaktur, jasa dan pariwisata. Ini merupakan dampak awal dari 12 paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

[admin/ant/detik]

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2