Dari Hasil BUMDES, Warga Desa Ini Dapat Uang Rp300 Ribu Per Bulan
INFODES - Kemampuan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) menjadi motor pembangunan ekonomi perdesaan bukanlah cerita kosong. Hal ini telah dibuktikan oleh BUMDES Titra Mandiri Desa Ponggok, Kecamatan/Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menjadi buktinya.
Badan Usaha Milik Desa yang mulai dirintis sejak tahun 2009 ini, awalnya hanya mengelola air bersih untuk warga desa. Seiring perjalanan waktu, keberadaan BUMDES Tirta Mandiri semakin menggurita dengan berbagai bidang usaha, dari mengelola destinasi wisata, kolam renang, perikanan, pembinaan PKL, penyediaan air bersih, jasa kontruksi, kios kuliner, simpan pinjam, pajak online hingga pengadaan barang dan jasa.
"Dari usaha yang dikelola oleh BUMDES Tirta Mandiri mampu mencetak laba bersih hingga Rp2 miliar per tahun. Seluruh pegawai BUMDES adalah warga desa dengan gaji berkisar Rp2 juta per bulan".
Aktivitas BUMDES Tirta Mandiri, Desa Ponggok, Kecamatan/Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dapat Anda lihat disini.
Foto: Twitter Desa Ponggok |
Pengembangan potensi Desa Ponggok tidak lepas dari kiprah penting BUMDes Tirta Mandiri. BUMDes yg awal hanya mengelola air higienis buat rakyat, sekarang menggurita menggunakan berbagai unit bisnis.
BUMDes Tirta Mandiri didirikan pada Desember 2009. Pengelolaan & modal bisnis dari menurut sumber daya lokal tanpa melibatkan pihak luar. Kepala Desa (Kades) Ponggok Junaedi Mulyono menuturkan, BUMDes dipilih karena struktural tanggung jawabnya kentara dan tidak sinkron dengan grup koperasi juga yayasan.
Pengelolaan dan kapital usaha dari menurut sumber daya lokal tanpa melibatkan pihak luar. Kepala Desa (Kades) Ponggok Junaedi Mulyono menuturkan, BUMDes dipilih lantaran struktural tanggung jawabnya kentara dan berbeda dengan kelompok koperasi maupun yayasan.
?Strategi kami potensi yg dimiliki, ya harus kami sendiri yang mengelola, memanfaatkan. Kalau ada keuntungan ya kita. Maka aku ajak warga daripada dikelola orang lain, mengapa tidak kita kelola.?
?Dengan gotong royong, sama-sama lalu bikin unit usaha baru,? Pungkasnya, kemarin. Jonet, sapaan akrabnya mengungkapkan, waktu ini telah ada sekitar 200 ketua famili (KK) bergabung pada BUMDes dari total 700 KK di Ponggok.
Rata-homogen setiap KK berinvestasi Rp5 juta buat modal pengembangan BUMDes. Belum termasuk investasi berdasarkan lembaga semisal RT, RW, PKK, & BPD yg mampu menyertakan modal Rp100 juta per lembaga. Keuntungan pengelolaan unit bisnis akan dibagi dengan pemilik saham.
Selain pengelolaan air higienis & pariwisata, BUMDes Tirta Mandiri mengelola penyewaan kios kuliner, unit simpan pinjam, sewa gedung, & sewa kolam perikanan. Unit usaha terkini merupakan Toko Desa yang berada di Jalan Delanggu-Cokro.
Keberadaan toko menggunakan tampilan toko modern ini sangat mendukung pariwisata Ponggok lantaran menyediakan kebutuhan sehari-hari. Rencananya tahun ini BUMDes Tirta Mandiri kembali melebarkan sayap bisnisnya menggunakan membangun pabrik air minum dalam bungkus (AMDK) & revitalisasi kawasan wisata terpadu Banyumili.
Pengembangan unit bisnis tadi dipastikan menampung energi kerja berdasarkan rakyat Ponggok. ?Serapan energi kerja itu kentara. Seperti buat mengelola umbul Ponggok saja sudah menyerap sekitar 35 orang pegawai, lalu berapa yang pada sektor perikanan, manajemen BUMDes sendiri sudah 50 orang.
Kalau pabrik air minum lalu Banyumili sudah kami dirikan, nanti lebih kurang 200 orang terserap. Jadi rakyat akan tertampung pada unit-unit yang kami buka,? Ujar Jonet. Ketua BUMDes Tirta Mandiri Desa Ponggok, Untung Hari Margono menyampaikan, pihaknya sempat mengalami kendala waktu berbagi BUMDes dalam masa awal.
Lelang kios masakan Rp5 juta per tahun pada Umbul Ponggok nir diminati sama sekali lantaran kepadatan pengunjung hanya menjelang Ramadan dan Lebaran. Bahkan kenaikan pangkat Umbul Ponggok yg dilakukan memakai pamflet dan MMT nir sanggup menarik minat wisatawan. Namun, keterbatasan kapital justru menjadi pemantik ilham kreatif para pengelola Umbul Ponggok. Mereka memanfaatkan demam media umum (medsos) yang melanda generasi belia. ?Mulai Juni 2014, kami pakai medsos buat promosi umbul.
Tiap hari kami unggah fotofoto umbul. Beruntungnya respons netizen cukup baik dan hingga seperti ini. Sekarang kunjungan homogen-rata sehari 500- 600 orang, akhir pekan dua.000- 3000 orang, pada sebulan minimal 30 ribu kunjungan,? Istilah beliau.
Umbul yg hanya ukuran 40x70 meter ini memang memperlihatkan sensasi tersendiri. Pemandangan bawah air yg jernih menggunakan ribuan ikan hias mampu dinikmati dengan jelas. Karena itu, Umbul Ponggok cocok buat pemotretan bawah air lantaran jeda pandang lebih luas.
Umbul Ponggok beberapa kali dipercantik menggunakan penambahan dan perbaikan fasilitas. Tahun lalu, BUMDes mengucurkan aturan Rp3,lima miliar buat pembangunan lapisan tepi kolam, kios-kios kuliner, anjung, lantai batu alam, papan luncur, & lainnya.
Dari pendapatan BUMDes 2015 sebanyak Rp5,1 miliar, Umbul Ponggok menyumbang sekitar 80% & sisanya asal berdasarkan unit-unit bisnis lain.
Jaminan Kesehatan & Sosial Ditanggung Desa
Pendapatan Asli Desa (PADesa) & pendapatan BUMDes Ponggok yang tinggi dimanfaatkan buat membantu kebutuhan dasar warga , misalnya jaminan kesehatan, sosial, dan pendidikan. Pemberian donasi dilakukan sedikit demi sedikit dengan menyasar semua masyarakat.
Bantuan kesehatan berupa BPJS Kesehatan mulai diberikan pada akhir April. Tahap awal ada 115 masyarakat yang menerima. Sedangkan 433 warga lainnya masih pada termin pendataan. Adapun bantuan pendidikan berupa uang saku Rp300 ribu per bulan untuk mahasiswa berasal Ponggok.
Saat ini telah ada 60 mahasiswa menerima donasi tadi. Kepala Desa (Kades) Ponggok, Junaedi Mulyono menuturkan, bantuan pendidikan termasuk acara Satu Rumah Satu Mahasiswa.
?Lantaran untuk mengelola potensi desa kami butuhkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. SDM itu dari desa sendiri. Jadi jangan hingga upaya yg sudah dilakukan selama ini terputus. Sedangkan warga yang belum punya premi kesehatan kami bayari dengan aturan desa,? Ungkapnya, kemarin.
Sementara agunan sosial bagi rakyat miskin, jompo, & yatim piatu berupa uang lauk pauk sebanyak Rp300 ribu per bulan. Jonet berharap menggunakan donasi uang lauk pauk dapat membantu memenuhi kecukupan gizi masyarakat yang kurang sanggup.
?Kami gunakan APBDes yang disetor oleh BUMDes. Maka kini kebutuhan pakaian, pangan, dan pendidikan bisa pada-cover ,? Istilah dia. Sekretaris Desa (Sekdes) Ponggok Yani Setiadi menambahkan, keberhasilan Ponggok sebagai desa dengan pendapatan tertinggi se-Klaten merupakan prestasi yg membanggakan.
Pasalnya, Ponggok sempat menyandang inpres desa tertinggal (IDT) pada 2001. Ponggok sekarang sebagai percontohan nasional pada pengelolaan BUMDes. ?Banyak wilayah yg berkunjung kesini buat membuatkan ilmu mengelola BUMDes.
Prinsipnya merupakan menggali potensi & memanfaatkannya buat kesejahteraan & kemakmuran rakyat,? Ucapnya.[]