Mendes: Pemda dapat Membentuk Holding BUMDes
INFO DESA -Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo saat ini serius mempercepat pembentukan Holding Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Hal tersebut mengantisipasi jumlah yang kian menjamur hingga lebih dari 22.000 BUMDes.
"Pentingnya holding BUMDes merupakan untuk memastikan bahwa setiap BUMDes nir hanya papan nama saja. BUMDes payung hukumnya sudah terdapat, & kini sudah sebagai tren. Tapi nir seluruh desa mempunyai SDM (Sumber Daya Manusia) yg mampu mengelola BUMDes. Kita buatkan holding BUMDes, yg akan memastikan setiap BUMDes mendapatkan training," ungkapnya di Universitas Brawijaya Malang, Kamis (19/01).
Holding BUMDes tersebut, rencananya akan dikelola secara terpusat melalui salah satu anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu, Menteri Eko juga memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk membentuk holding BUMDes di lingkup kabupaten dan provinsi.
"Saya telah bicarakan ini ke beberapa pemerintah kabupaten dan provinsi untuk menciptakan holding. Sekarang dari jumlah BUMDes yg ada setelah pada evaluasi terdapat sekitar 8000 BUMDes yg aktif, & 4000 BUMDes yang berhasil memperoleh keuntungan. Kalau telah terdapat holding, akan terdapat koordinator yang mengubah BUMDes menjadi akbar," terangnya.
Menteri Eko berkata, dengan adanya holding maka BUMDes berpotensi besar buat sebagai perusahaan akbar setara internasional. Apabila setiap desa menggunakan jumlah yang mencapai 74.910 desa memiliki BUMDes, maka besarnya jaringan tadi akan sanggup menarik suplier menggunakan mudah.
"Desa-desa pun bila dikonsolidasikan akan menjadi besar . Kalau 75 ribu BUMDes sudah terbentuk, tidak perlu lagi mencari suplier, suplier yang akan mencari BUMDes," tegasnya.
Baca juga:Langkah Persiapan Pendirian Badan Usaha Milik Desa
Lebih lanjut dia menyampaikan, apabila acara BUMDes telah memberitahuakn perkembangan signifikan, maka ke depan subsidi-subsidi berdasarkan pemerintah akan disalurkan melalui BUMDes. Kemudian, BUMDes jua disarankan untuk mengkoordinir koperasi-koperasi desa setempat.
"Jadi koperasi dan BUMDes itu adalah dua hal yang berbeda. Kalau koperasi keuntungannya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan anggota, maka keuntungan BUMDes digunakan sepenuhnya untuk kepentingan desa. Nah, BUMDes bisa mengakomodir koperasi-koperasi misalkan koperasi para petani," terangnya.
Dalam hal ini Menteri Eko jua mengajak semua komponen perguruan tinggi buat menjadi ikon pemersatu bangsa. Karena menurutnya, kunci berdasarkan kesuksesan sebuah negara bergantung dalam kerjasama dari seluruh stakeholder.
"Kita ini senang mengerjakan hal mini sendiri-sendiri sehingga sulit unTuk maju. Padahal bila dilakukan beserta-sama bangsa kita mampu sebagai besar . Saya harap universitas Brawijaya ini bisa sebagai penggagas agar kita melakukan hal yang akbar bersama-sama," ujarnya.
Sumber: Kemendes