Pengertian/Definisi Metode Perpetual (Metode Terus-Menerus)

Salah satu cara bagi perusahaan buat membukuan persediaan (inventory) yang dimilikinya merupakan menggunakan Metode Perpetual (Metode Terus-Menerus).

Pengertian/Definisi Metode Perpetual (Metode Terus-Menerus) adalah sebagai berikut :

Untuk membukuan persediaan (inventory) dari Metode Perpetual (Metode Terus-Menerus) semua pemasukan serta pengeluaran barang-barang dicatat dalam perkiraan persediaan (inventory) barang-barang bersangkutan. Pencatatan tersebut dilakukan dengan masing-masing barang sebanyak harga beli menurut barang yang bersangkutan.

Dengan metode ini, maka berapa banyaknya persediaan yg masih ada pada gudang akan bisa diketahui tanpa wajib melakukan perhitungan/penilaian pulang dari barang yang terdapat.

Jumlah persediaan ini bisa diketahui karena asumsi persediaan (inventory) selalu menerangkan jumlah residu persediaan barang yg masih ada.

Contoh Metode Perpetual (Metode Terus-Menerus) :

  • Pada tanggal 04 Januari 2020 perusahaan membeli 1.000 kg barang dagangan seharga Rp.Lima.000 per kg.
Jurnal :

Persediaan Barang Dagangan

lima.000.000

Kas

lima.000.000

Pada tanggal 05 Januari 2020 barang dagangan yang dibeli tanggal 04 Januari 2020 dikembalikan sebanyak 50 kg pada penjualnya. Pengembalian karena barang yang diterima nir sinkron mutunya menggunakan pesanannya.
Jurnal :

Kas

250.000

Persediaan Barang  Dagangan

250.000

  • Pada tanggal 07 Januari 2020 dijual dengan tunai 100 kg barang dagangan dengan harga Rp.Lima.250 per kg.
Jurnal penerimaan uang :

Kas

525.000

Penjualan

525.000

Jurnal pengeluaran barang :

Harga Pokok Penjualan

500.000

Persediaan Barang  Dagangan

500.000

Sehingga akhir persediaan barang dagangan per tanggal 07 Januari 2020 langsung dapat diketahui yaitu sebesar Rp.4.500.000,- (lima.000.000 – 500.000)

Penilaian Persediaan Dengan Metode Perpetual

Agar Perusahaan dapat memilih Harga Pokok Penjualan dari suatu product/barang, maka sangatlah krusial buat mengetahui berapa besarnya persediaan akhir dalam akhir periode eksklusif.

Untuk dapat menilai berapa persediaan akhir suatu product/barang, maka dalam akuntansi keuangan/laporan keuangan komersial dikenal dengan adanya Penilaian Persediaan Dengan Metode Perpetual.

Penilaian Persediaan Dengan Metode Perpetual terdiri dari :

  • FIFO
Metode ini beranggapan, bahwa barang yg dibeli lebih awal, dipercaya dikeluarkan lebih awal pula. Dengan demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, harga pokok penjualan (cost of goods sold) barang yang terjual dinilai dari dalam harga barang yang dibeli lebih awal.
  • LIFO
Metode ini beranggapan, bahwa barang yg dibeli paling akhir, dianggap dimuntahkan lebih awal. Dengan demikian, setiap terjadi suatu transaksi penjualan, harga pokok penjualan (cost of goods sold) barang yg terjual dievaluasi berdasarkan dalam harga barang yang dibeli paling awal.
  • Moving Avarage
Metode ini beranggapan, bahwa setiap terjadinya perubahan jumlah persediaan, baik lantaran pembelian juga karena adanya penjualan yg dilakukan oleh perusahaan, residu persediaan yang terdapat segera diambil rata-ratanya. Nilai rata-rata barang yg masih ada diperoleh dengan jalan membagi jumlah nilai persediaan yang masih ada dengan jumlah satuan barang.
Dengan demikian harga utama penjualan (cost of goods sold) barang yg dijual, dinilai berdasarkan harga rata-rata barang tadi.

Akan namun buat menghitung besarnya pajak yang terutang / dalam akuntansi pajak / dalam perpajakan yang diperbolehkan buat digunakan menjadi metode evaluasi persediaan adalah dengan Metode :

  • FIFO
  • Moving Avarage / Rata-Rata
Sehingga apabila suatu perusahaan menggunakan metode penilaian persediaan selain metode FIFO dan metode Avarage/Rata-Rata, maka pada akhir suatu periode/ pada saat perhitungan pajak yang terutang harus melakukan koreksi fiskal terlebih dahulu.

Artikel Yang Perlu Diketahui :

Referensi :

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2