Contoh Perhitungan Pencatatan Persediaan Dengan Metode Rata-Rata (Moving Avarage)
Pengertian Metode Rata-Rata (Moving Avarage) Dalam Pencatatan Persediaan
Metode ini beranggapan, bahwa setiap terjadinya perubahan jumlah persediaan barang, baik lantaran pembelian juga karena adanya penjualan yg dilakukan oleh perusahaan, sisa persediaan barang yang masih ada segera diambil nilai homogen-ratanya.
Nilai rata-rata barang yang masih ada diperoleh dengan jalan membagi jumlah nilai persediaan barang yg terdapat dengan jumlah satuan barang yg bersangkutan.
Dengan demikian, harga pokok barang yg dijual, dievaluasi menurut harga rata-homogen barang itu.
Contoh Perhitungan Persediaan Dengan Metode Rata-Rata (Moving Avarage) Dalam Pencatatan Persediaan adalah sebagai berikut :
- Persediaan Awal : 100 satuan @ Rp 900,-
- Pembelian : 100 satuan @ Rp1.200,-
- Pembelian : 100 satuan @ Rp1.12lima
- Penjualan : 100 satuan
- Penjualan : 100 satuan
Penghitungan harga pokok penjualan dan nilai persediaan dengan memakai cara Rata-Rata misalnya sebagai berikut:
No | Didapat | Dijual | Persediaan Akhir |
1 |
100s@Rp 900 = Rp 90.000
2
100s@Rp1.200 = Rp120.000
200s@Rp1.0lima0 = Rp210.000
3
100s@Rp1.12lima = Rp112.lima00
300s@Rp1.07lima = Rp322.lima00
4
100s@Rp1.07lima = Rp107.lima00
200s@Rp1.07lima = Rp21lima.000
lima
100s@Rp1.07lima = Rp107.lima00
100s@Rp1.07lima = Rp107.lima00
Sehingga persediaan akhir setelah transaksi ke-lima adalah sebesar 100 satuan @ Rp.1.07lima atau sebesar Rp.107.lima00
Perhitungan Persediaan Dengan Metode Rata-Rata (Moving Avarage) Dalam Pencatatan Persediaan umumnya dipakai sang perusahaan misalnya yg memiliki bisnis pasar swalayan.
Artikel Yang Perlu Diketahui :
Referensi :