Cara Meramal Jodoh dan Apa Saja, Itu Cara Kuno!
Cara meramal jodoh dan apa saja, ternyata adalah cara kuno. Suka meramal ternyata tradisi orang kuno. Tradisi meramal yang menjadi trend di era milenium ini, sejatinya merupakan tradisi purba warisan leluhur di zaman jahiliyah. Aneh memang, di zaman serba canggih dan serba rasional ini, orang-orang yang ngakunya intelek dan pintar malah kembali pola pikirnya ke zaman batu.
1. Zaman Pra Sejarah
Pada masa ini dikenal ramalan nasib melalui tangan. Orang Cina sudah
menggunakan kaedah ramalan ini sejak lima.000 tahun lalu. Aristu sudah menulis selebaran berkenaan ramalan melalui tangan ini pada 350 Sebelum Masehi. Ilmu ramalan melalui tangan ini turut dipelajari sang orang Roma, India (lihat Ramalan melalui Tangan Vedik), Cina (lihat Ramalan melalui Tangan Cina), Arab, Ibrani, Melayu dan Mesir.
Dua. Zaman Jahiliyah pada Arab
Di zaman ini, banyak pakar nujum yg menghubung-hubungkan segala insiden dengan kejadian alam seperti eklips mentari atau jatuhnya meteor ke bumi. Menurut mereka, eklips surya pertanda seseorang pemimpin akan meninggal global. Ketika meteor pada langit bergeser & jatuh ke bumi atau loka lainnya, maka pakar nujum berkata bahwa sudah lahir seseorang anak yang cerdas dan hebat. Sedangkan anak yg lahir pada malam bulan purnama, diramalkan kelak akan sebagai orang kaya raga.
Hingga Nabi Muhammad Saw hidup pada 14 abad silam, keberadaan ahli nujum ini masih dipercayai sebagian warga . Misalnya pada peristiwa meninggalnya putra Beliau Ibrahim, kebetulan bersamaan menggunakan itu terjadi eklips matahari. Orang-orang ramai mengkaitkan terhadinya eklips mentari itu dengan meninggalnya Ibrahim. Kemudian Allah memerintahkan Rasulullah Saw agar mengumpulkan kaum muslimin pada masjid buat melaksanakan sholat kusuf (sholat eklips mentari ). Seusai sholat Rasulullah bersabda: "Bahwa surya dan bulan itu adalah dua tanda dari pertanda-indikasi kebesaran Allah dan eklips surya ini tidak terdapat kaitannya menggunakan kematian atau kehidupan seorang." ( HR Bukhori Muslim ).
Tiga. Masa Khulafaur Rasyidin
Sepeninggal Rasulullah Saw, yakni pada masa kejayaan Islam selama 13 abadpun, para ahli nujum alias tukang ramai masih pula berkeliaran. Seperti dalam masa Khulafaur Rasyidin. Dikisahkan, saat Khalifah Ali bin Abi Tholib ra beserta tentaranya ingin berangkat memerangi pasukan Khowarij, datang- datang tiba seseorang pakar nujum menemui Imam Ali. Berdasarkan posisi bintang-bintang dia meramalkan bahwa Imam Ali akan menemui kekalahan apabila permanen berangkat berperanga waktu itu. Ali berkata: "Saya permanen akan pulang menggunakan berbekal iman pada Allah & bertawakal pada-Nya saja, sekaligus buat membongkar kebohongan-mu."
Maka beliau tetap berangkat dan akhirnya bisa mengalahkan tentara Khowarij. Demikianlah, tradisi ramal-meramal adalah kebiasaan kuno yang mestinya ditinggalkan oleh orang-orang yang mengaku modern. Jadi, cara meramal jodoh dan apa saja, itu cara kuno! Tradisi itu memang bukan bagian dari syariat Islam.