Bentuk Argumen dalam Menjelaskan Hasil Penelitian

Deduksi (deduction) dan induksi (induction) adalah dua bentuk argumen yang sangat penting dalam penelitian. Ini berkaitan dengan hasil penelitian yang harus dijelaskan dengan argumen yang dapat diterima. Keduanya dapat diuraikan sebagai berikut:

Bentuk Argumen dalam Menjelaskan Hasil Penelitian

Deduksi

Deduksi merupakan proses pengambilan kesimpulan sebagai akibat dari alasan-alasan yang diajukan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan-alasan yang benar dan valid. Proses pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang valid atau dengan menguji hipotesis dengan menggunakan data empiris disebut proses deduksi (deduction) dan metodenya disebut metode deduktif (deductive method) dan penelitiannya disebut penelitian deduktif (deductive research). Proses deduksi selalu digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif (scientific).

Deduksi dikatakan sempurna bila premis (alasan) & konklusi benar & sahih, hal ini berarti:

1. Alasan (premis) yg diberikan buat konklusi wajib sesuai menggunakan kenyataan (benar).

2. Kesimpulan wajib diambil menurut alasan-alasannya (sahih).

Berikut ini contoh sederhana tentang proses pengambilan kesimpulan dari deduksi:

Semua dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Premis 1).

Erlina adalah dosen yang telah mengikuti pelatihan metodologi penelitian (Premis 2).

Erlina adalah dosen yang dapat membuat proposal penelitian dengan baik (Konklusi).

Jika semua premis benar & pengambilan konklusi tidak salah , maka proses deduksi dianggap valid. Konklusi hanya dapat diterima apabila semua premisnya benar & valid. Apabila terdapat premisnya yang tidak sinkron menggunakan fenomena, maka deduksinya tidak dapat diterima. Dari model yang diberikan di atas, ternyata Erlina telah mengikuti training metodologi penelitian tetapi dia bukan dosen, maka premisnya tidak benar & konklusinya ditolak.

Induksi

Induksi didefinisikan menjadi proses pengambilan konklusi (atau pembentukan hipotesis) yg berdasarkan pada satu atau dua warta atau bukti-bukti. Pendekatan induksi sangat tidak sama dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat antara alasan dan konklusi. Proses pembentukan hipotesis dan pengambilan konklusi berdasarkan data yg diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi (induction process )& metodenya diklaim metode induktif (inductive method ) dan penelitiannya disebut penellitian induktif ( inductive research).

Dengan demikian pendekatan induksi mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibentuk bila diinginkan atau konklusi pribadi diambil apabila hipotesis nir digunakan. Proses induksi selalu digunakan pada penelitian dengan pendekatan kualitatif (naturalis). Penalaran induksi adalah proses berpikir yg berdasarkan konklusi generik dalam kondisi khusus. Kesimpulan mengungkapkan berita sedangkan faktanya mendukung kesimpulan.

Contoh:

Teguh seseorang manajer pemasaran PT Pertamina pada Kota Medan. Hasil penjualan pelumas di Medan paling rendah di antara kota yang lain. Berdasarkan data ini kita dapat menarik kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa masalahnya merupakan Rudi kurang aktif dalam melakukan promosi. Tapi kita bisa menciptakan kesimpulan yg lain atau berbeda atas dasar bukti-bukti lain, misalnya:

  • Kemampuan menjual Teguh rendah sehingga efektivitas penjualan menurun.
  • Daerah pemasaran Teguh tidak memiliki potensi pasar yang sama dengan daerah lain.
  • Teguh kurang berbakat bekerja di bagian pemasaran produk pelumas.
  • Pesaing di wilayahnya mampu memberi informasi tentang kelebihan produk mereka sehingga konsumen lebih memilih membeli produk pesaing.

Semua hipotesis adalah induksi berdasarkan bukti catatan penjualan Teguh . Dalam hal ini, peneliti perlu mencari bukti yg diyakini kebenarannya. Sebagian besar tugas peneliti adalah menentukan jenis bukti yang dibutuhkan & mengukur bukti-bukti.

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2