Lemahnya SDM Hambat Pencairan Dana Desa

Ayo Bangun Desa -Lemahnya kualitas sumber daya manusia menjadi satu di antara pemicu telatnya pencairan dana desa (DD) maupun alokasi dana desa (ADD) di Kabupaten Sukabumi. Tahun ini besaran DD dan ADD untuk 381 desa di wilayah terluas se- Pulau Jawa dan Bali itu mencapai sekitar Rp540 miliar.

Dana Desa /Ilustrasi
“Rata-rata setiap desa mendapatkan DD dan ADD itu sekitar Rp1,3 miliar hingga Rp1,4 miliar. Tapi sampai sekarang belum ada desa yang mencairkan. Padahal uangnya sudah ada,” terang Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sukabumi, Ade Setiawan, akhir pekan lalu.

Relatif masih lemahnya kualitas SDM di setiap desa membuat pencairan terkesan mandek. Utamanya menyangkut rapikan kelola dan tata cara pengadministrasian pelaporan pertanggungjawaban. ?Sudah, sudah terdapat uangnya buat DD dan ADD. Sekarang tinggal pulang ke pihak desa. Kalau bisa meningkatkan kecepatan pengadministrasian, tentunya DD & ADD sudah bisa dicairkan di masing-masing desa,? Terangnya.

Berbagai bimbingan teknis maupun workshop sudah sering dilakukan kepada para perangkat desa. Namun kenyataan di lapangan belum mampu berjalan beriringan. ?Bayangkan saja, menggunakan dana yang sedemikian besar dan sistem keuangan yg nisbi sulit, ternyata belum diimbangi dengan kualitas SDM. Itu belum berjalan beriringan. Belum terdapat kendala SDM yang malas,? Pungkasnya.

Sampai kini , lanjut Ade, desa baru mencairkan dana penghasilan tetap (siltap). Besaran siltap pada setiap desa tidak akan sama. Dari 381 desa, telah kurang lebih 250 hingga 300 desa yg selesai mencairkan siltap-nya.

?Pencairan siltap saja telah banyak yg telat. Kendalanya lantaran dalam Januari dan Februari masih poly desa yang belum merampungkan laporan kegiatan pada APBDes 2016. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) sempat menanyakan pelaporan kegiatan APBDes 2016. Terpaksa kita geber pelaporannya karena merupakan galat satu kondisi pencairan,? Beber Ade.

Siltap adalah penghasilan bagi para perangkat desa. Besaran dana yang diterima perangkat desa diadaptasi dengan strata pendidikan. ?Di kita, saat pencairannya ternyata masih poly perangkat desa yg belum mempunyai ijazah. Makanya ketika itu jadi pabeulit (sibuk),? Tuturnya,? Tandasnya.(*)

Sukabumiekspres.Com

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2