Sudut Pandang Kang Emil dan Sudut Pandang Bang Anies - oleh Balya Nur

"Tadi saya melihat film ini, Dilan itu, sebuah kesederhanaan yg diambil sudutnya, dengan sudut pandang, menggunakan kamera yg pas gitu. Jadinya, semuanya apa, e, kaget dan menjadi sebuah booming. Ini sudah lebih menurut berapa? Tujuh juta kan?"

Itu pendapat Jokowi setahun lalu, 25 Pebruari 2018 selesainya menonton film Dilan.

sudut pandang kang emil dan bang anies

Entahlah, apakah karena terdapat istilah sudut, maka Kang Emil punya wangsit bikin Sudut Dilan di sebuah taman di Bandung.

Sudut Pandang Kang Emil - Bang Anies

Pembuatan Sudut Dilan berdasarkan Kang Emil sangat bermanfaat dan menunjukkan keberpihakannya kepada pengembangan kebudayaan Jawa Barat.

Baca juga: Polemik Doa Bunda Neno

Sudut Dilan akan jadi tempat buat mengekspresikan nilai sastra, sebab menurutnya, film Dilan mengekspesikan nilai sastra itu sendiri.

Benar kata Jokowi, Dilan memang sanggup bikin ?Semuanya, apa, e, kaget dan menjadi sebuah booming.?

Sebagian rakyat kaget, para budayawan kaget, pengamat kaget, sastrawan kaget.

Salah satu yang kaget, kritikus sastra Maman Mahayana.

Maman menyoal donasi Dilan.

Maman mengusulkan supaya orang angka satu pada Jawa Barat itu mempertimbangkan apakah sosok yg diusulkan mempunyai donasi bagi bangsa Indonesia atau nir.

Bahkan, Maman menyebutkan apabila hal itu sangat berbahaya dampaknya, terutama bagi rakyat.

"Kalau kemudian pemerintah atau siapapun membuat nama-nama yang belum jelas kontribusinya itu naif. Pelajari dulu lah sejarah atau cari orang-orang yang memang pantas. Itu sangat berbahaya," serunya.

“Kalau pejabat melakukan seperti itu nanti akan ditiru oleh masyarakat. Itu orang tuna sejarah itu, latah dan ikut heboh pada sesuatu yang tidak jelas. Naif itu," lanjut Maman.

Soal apakah novel Dilan punya nilai sastra, Maman tidak mau buru-buru menilai.

Banyak dikatakan jika novel Dilan karya Pidi Baiq tersebut belum layak buat dijadikan simbol kesastraan.

Maman mengungkapkan apabila hal itu memang perlu dikaji lebih jauh.

"Ya kita harus pelajari dulu novelnya layak atau tidak, seperti yang sudah jelas ya, karya maestro kita punya Pram (Pramoedya Ananta Toer), itu jelas kontribusinya dan itu sudah diterjemahkan berbagai bahasa harusnya itu yang diangkat," tutur Maman.

(https://www.Viva.Co.Id/showbiz/film/1125379-dilan-corner-&-hari-dilan-tuai-kritik)

Gelombang kritikan bikin tensi darah Kang Emil naik.

Pikiran Rakyat bikin judul fakta, Ridwan Kamil Meradang Ditanya Urgensi Bangun Sudut Dilan.

Dengan nada meninggi, ?Dia meminta media massa tak membentur-benturkan persoalan mana yang penting antara kebudayaan kontemporer dan tradisi.

"Pertanyaanya memberi manfaat atau tidak, itu saja. Kalau memberi manfaat, kenapa tidak," kata Ridwan Kamil

Nada Ridwan Kamil agak meninggi & mulai mengarahkan tubuhnya kepada pewarta Pikiran Rakyat yang menanyakan karena menentukan Dilan berdasarkan dalam tokoh-tokoh Sunda atau Jawa Barat lain yang berjasa pada pengembangan budaya.

Pikiran Rakyat sempat memberikan contoh tokoh budaya Sunda misalnya pedalangan Asep Sunandar Sunarya yg malah minim apresiasi dari pemerintah asalnya.

"Kan saya bilang hidup itu kan gimana momentum, Anda engga mendengar apa yang saya perbincangan. Saya membangun pusat budaya di semua daerah menandakan keberpihakan gubernur pada budaya itu begitu rupanya," ucap Ridwan Kamil.

(https://www.Pikiran-warga .Com/jawa-barat/2019/02/25/ridwan-kamil-meradang-ditanya-urgensi-bangun-sudut-dilan)

Sudut Pandang Kang Emil

sudut pandang kang emil

Saya mau memandang dari sudut pandang kamera yg kurang pas, sudut pandang politik.

Setelah melepaskan diri menurut kubu Prabowo, Kang Emil mendukung Jokowi 2 priode.

Secara politik, tentu saja Kang Emil wajib memulai lagi dari awal.

Dukungan secara umum dikuasai warga Jabar yang sudah mengusungnya ke kursi gubernur nir sanggup jadi agunan beliau sanggup mengajak mayoritas warga Jabar buat mengikuti dia mendukung Jokowi.

Para pengusungnya sebagian ?Kang Emil yes, Jokowi yes. ? Sebagian lagi, ? Kang Emil yes, Jokowi no!?

Merebut bunyi Prabowo pada Jabar bukan kasus mudah.

Tidak cukup dengan jalur keagamaan.

Lha, anak-anak mudanya gimana?

Merayu anak-anak belia susah-susah mudah.

Kang Emil merasakan bandelnya anak-anak muda yang meneriakan Prabowo pada stadion Jalak Harupat waktu Kang Emil nonton pertandingan antara Persib dan Arema.

Film Dilan digemari anak-anak belia.

Karakter penggemar film Dilan tentu beda dengan bobotoh Persib.

Tapi di kotak suara nanti lepas 17 April punya nilai suara yg sama.

Memanjakan para penggemar Dilan yg tidak mengecewakan banyak tentu punya dampak positif bagi electoral Jokowi.

Namanya sudut pandang yg kurang pas, bisa saja begitu mampu juga nggak.

Sudut Pandang Bang Anies

sudut pandang bang anies

Sekarang saya mau bicara soal Anies Baswedan, Gubernur DKI.

Walaupun sinetron Si Deol Anak Sekolahan menjadi booming ditinjau menurut sudut mana pun, saat Anies kampanye nggak kepikiran menjanjikan akan bikin Pojok Si Doel.

Salah satu janji kampanye Bang Anies adalah akan bikin Taman Benyamin Sueb.

Setelah terpilih sebagai gubernur, Anies melunasi hutang janjinya.

Gedung eks Kodim 0505/JT yang berada pada Jalan Raya Bekasi Timur, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur dijadikan Taman Benyamin Sueb.

"Alhamdulillah apa yang dijanjikan saat masa kampanye kemarin untuk mendirikan pusat kebudayan Benyamin Sueb hari ini terbayar tunai," kata Anies kepada awak media, Sabtu (22/9/2018)

Soal artis serba mampu almarhum Benyamin Sueb yg akrab dipanggil Bang Ben, bukan hanya punya donasi bagi rakyat Jakarta.

Sebagai seniman kelas nasional, tentu Bang Ben pula sebagai kebanggan rakyat NKRI

Bang Aneis beruntung nir dibebani balas budi parpol pendukungnya untuk sebagai timses Prabowo.

Bagi Prabowo, Anies bekerja melayani masyarakat Jakarta menggunakan baik telah merupakan sumbangan besar bagi elektabilitas Prabowo.

Makanya Anies jadi lebih leluasa membentuk Jakarta tanpa direcokin kampanye & setiap minggu wajib bikin pernyataan dukungan dalam Prabowo.

Baca juga: Menjawab Pidato Tudingan TGB terhadap Pendukung Prabowo

Perbedaan Kang Emil dengan Bang Anies

Itulah bedanya Kang Emil menggunakan Bang Anies.

Kang Emil disamping harus memikirkan membangun Jabar, jua wajib mencari jalan agar Jokowi menang di Jabar.

Terserah bagaimana caranya.

Mau bikin sudut Dilan kek, sudut apa kek. Terserah.

Bikin sudut Dilan saja telah menuai kritikan yang bikin Kang Emil meradang, gimana mau bikin terobosan lain buat merayu warga Jabar agar mau memilih Jokowi.

Tabahkan hatimu, Kang. Dilan saja bertenaga menunda rindu, masa Akang nggak mampu menunda kritikan tajam. (Balya Nur)

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2