Saat Arab Saudi Tetapkan Idul Fitri, Hilal di Aceh Masih Ramadhan, Ikut Siapa?

Pembahasan seputar penetapan Idul Fitri atau Awal Syawwal 1440 H yang tidak sama antara pemerintah Arab Saudi menggunakan pemerintah Indonesia masih hangat diperbincangkan, Arab Saudi tetapkan 1 Syawwal 1440 H pada hari selasa 4 Juni 2019, & penetepan tersebut diikuti sang beberapa negara lain.

Sedangkan pemerintah Indonesia melalui sidang Itsbat tetapkan awal syawwal 1440 H hari Rabu, 5 Juni 2019. Penetapan tadi menurut paparan Tim Falakiyah Kemenag RI yg menyatakan tinggi hilal di seluruh Indonesia dibawah ufuk, yaitu berkisar berdasarkan minus satu derajat 26 mnt sampai menggunakan minus nol derajat 5 mnt.

Dengan posisi demikian, maka hilal tidak dimungkinkan buat dipandang. Hal ini selanjutnya terkonfirmasi sang pernyataan para perukyah yang diturunkan Kemenag.

Sebagian warga Aceh ikut mempertanyakan, kenapa nir ikut Arab Saudi dalam penentuan Idul Fitri, Menanggapi perbedaan tadi anggota Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) Kemenag Aceh, Dr. Suhrawardi menjelaskan bahwa Dalam kalender Islam, masuknya hari baru ditandai oleh terbenamnya matahari di lokasi geografis masing masing tempat.

"Ketika surya terbenam kemarin sore, Senin tiga Juni 2019 jam 18.49 di Banda Aceh, secara kalender Islam hari telah berganti menjadi malam Selasa (bukan Senin malam)," ujar Suhrawardi misalnya dilansir dari disitus aceh.Kemenag.Go.Id.

"Pada ketika kita memasuki malam Selasa, di lokasi yang lain di sebelah barat kita (India, Sri Lanka, dst) masih hari Senin. Saat kita memulai malam Selasa, Saudi Arabia masih berada di hari Senin. Pergantian hari pada Saudi Arabia terjadi dalam pukul 19:00 Arabian Standard Time. Pada saat itu ketika pada Banda Aceh adalah pukul 23.00 wib (selisih zona saat geografis 4 jam)," lanjut Dosen FMIPA Unsyiah itu.

Ia menyebutkan bahwa Bulan baru pada kalender Islam ditandai dengan terlihatnya hilal (dalil: Albaqarah ayat 190). Jika hilal sudah terlihat ketika surya terbenam pada sebuah lokasi, maka bulan baru kalender masuk terhitung menurut malam itu di lokasi tadi. Jika hilal belum terlihat, maka terhitung malam tadi melanjutkan tanggal pada bulan yang sebelumnya. Terhitung berdasarkan waktu matahari terbenam pada situ.

"Pada sore hari Senin tiga Juni 2019, bertepatan 29 Ramadan 1440 Hijrah, selesainya surya terbenam, hilal nir sanggup nampak secara nyata & secara hisab posisi hilal telah pada bawah ufuk sebagai akibatnya memang tidak bisa dirukyah. Karena itu secara otomatis setelah surya terbenam, kita pada Banda Aceh memasuki malam Selasa 30 Ramadhan 1440 H. Kita nir sanggup menjamin sudah masuk 1 Syawal lantaran hilal belum wujud pada loka kita," terang Suhrawardi.

Ia mengatakan babwa Ketika surya terbenam pada ufuk barat kota Makkah dalam pukul 19:00 SAT (pukul 23:00 wib), posisi hilal 1 derajat pada atas ufuk. Bulan terbenam pukul 19:06 SAT, ialah hanya terdapat 6 mnt durasi buat melihat hilal. Dalam pengalaman kita, ketinggian hilal ini nir mungkin mampu dirukyat. Tapi Saudi memutuskan bahwa hilal terlihat dan menetapkan bahwa 1 Syawal telah masuk di Saudi.

"Saat Arab Saudi memutuskan telah masuk 1 Syawal di sana, kita pada Banda Aceh telah menjalankan malam 30 Ramadan selama 4 jam. Kita diharuskan menyempurnakan hari 30 Ramadhan sampai terselesaikan. Tidak boleh memancung hari hanya 4 jam kemudian beralih tanggal kalender Islam secara paksa karena output rukyah orang yg memasuki hari baru 1, dua, tiga, atau 4 jam setelah kita," ujar Suhrawardi.

"Kita harus menyelesaikan 30 Ramadan, 1440 H menggunakan sempurna sampai matahari terbenam pada Selasa 4 Juni ini. Pergantian hari buat kita di Banda Aceh ke 1 Syawal 1440 H terjadi nanti sore selesainya surya terbenam pada pukul 18:50 wib," lanjutnya.

Ia mengingatkan bahwa Standar pergantian bulan pada kalender Hijriyah menurut Al Quran ayat 190 merupakan terlihatnya hilal di lokasi geografis kita, bukan terlihatnya hilal (atau klaim terlihatnya hilal) pada loka zona geografis lain.

Karena Kalender Islam dibentuk menurut ketentuan Allah SWT, bukan perjanjian manusia. Ketentuan kalender tadi di Surah At Taubah ayat 36. Menggeser geser hari tanpa mengikuti ketentuan Allah merupakan perbuatan yang dimurkai oleh Allah (At Taubah ayat 37).

"Maka 1 Syawal 1440 untuk kita, berdasarkan ketentuan ketentuan Al Quran, adalah terhitung semenjak matahari terbenam, Selasa sore 4 Juni 2019 pukul 18:50 wib, & kita merayakan Idul Fitri dalam hari Rabu lima Juni 2019," kentara Suhrawardi.

Dengan demikian, ia menegaskan pada hal penetapan Idul Fitri, warga Aceh nir perlu ikut ketetapan pemerintah Arab Saudi. []

(Foto gambaran: sigabah.Com)

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2