Memiliki Wajah Tampan Tidak Menjamin Anda Lulus Wawancara Kerja
Pertama-tama Admin mau minta maaf & mohon jangan tersinggung buat Anda yang merasa kurang tampan dan ganteng .
Tetapi bukan berarti Anda yang merasa tampan telah jumawa terlebih dahulu, karena bisa jadi tampannya Anda hanya perasaan Anda saja, & selain itu ketampanan jua tidak selamanya mendatangkan laba.
Dan salah satunya adalah tentang karier & pekerjaan.
Orang buruk mampu dipercaya lebih beruntung dibandingkan yang berwajah tampan. Hal ini terlihat dalam waktu sesi wawancara kerja.
Lihat juga: Tips Menghadapi Tes Wawancara Kerja
Memiliki paras ganteng , nir selamanya bisa mengklaim Anda lulus wawancara kerja.
Memang nir bisa dipungkiri, ketika terdapat orang yg melihat dan mengakui bahwa kita memang tampan, maka hidup terasa lebih indah.
Dibandingkan mereka yang seringkali dievaluasi dan dicap tidak baik.
Apalagi yang mengatakannya adalah versus jenis kita yakni perempuan . Ketika terdapat wanita yg menyampaikan kita tampan, niscaya cita rasanya seperti terbang ke angkasa.
Pun pula kebalikannya, jika terdapat wanita yg mengungkapkan bahwa Anda jelek, dunia terasa sempit, gelap gulita & hatipun terasa gundah gulana.
Wajah Tampan Tidak Selalu Membawa Keberuntungan
Postingan ini terkhusus dibuat buat kaum Adam, baik itu yg merasa dirinya tampan ataupun buat mereka yg meyakini dirinya jelek.
Seperti yang sudah Admin katakan, mempunyai wajah tampan nir selamanya mendatangkan kebaikan & keberuntungan, dan kebalikannya memiliki wajah jelek pula tidak selamanya mendatangkan kesialan & kesusahan.
Yang sudah niscaya orang tampan sering kali dianggap suka mempermainkan hati perempuan , & orang yg tidak baik, umumnya lebih sabar dalam menghadapi hayati.
Gimana gak sabar, selama hidupnya beliau sanggup menjalani hayati sebagai orang yang buruk, & ini adalah sebuah keuntungan yg sangat besar , bila Anda mampu memahaminya.
Ketampanan dan kegantengan hanyalah sebuah tolak ukur, bukan sesuatu yg harus dimiliki buat menarik hati lawan jenis.
Jika ketampanan, kegantengan & kejelekan dihubungkan menggunakan perasaan/ hati, & lawan jenis, maka Anda akan terkejut melihat kenyataan yg ada didunia ini.
Tidak sedikit cowok-cowok yg jelek mendapatkan perempuan yang manis, pun kebalikannya, orang tampan menerima wanita yang nir manis.
Intinya, apabila hal itu dihubungkan dengan hati dan perasaan, penampilan, baik itu ketampanan dan kecantikan tidak bisa dijadikan tolak ukur, sebab disini yg bermain adalah hati.
Berbeda apabila dikaitkan dengan hal-hal lainnya, misalnya menerima pekerjaan misalnya.
Orang tampan mempunyai kesempatan yang kurang baik ketika ia melamar suatu pekerjaan dibandingkan orang jelek.
Pada waktu wawancara kerja, ketampanan seseorang ternyata bisa menjadi batu sandungan berdasarkan lulusnya dia pada wawancara kerja tersebut dan mendapatkan pekerjaan misalnya yang diimpikannya.
Apabila ketampanan sanggup digunakan buat mencari perhatian lawan jenis, namun saat ketampanan itu dihadapkan pada seleksi wawancara kerja, ternyata hal itu mampu membawa kesialan tersendiri.
Lihat juga: Contoh Surat Lamaran Kerja yang Baik
Nah, pertanyaannya kini merupakan, bagaimana bisa orang yg mempunyai wajah yg ganteng bisa nir mengklaim ia lulus wawancara kerja?
Tunggu dulu, Anda yang katanya merasa tampan boleh saja nir setuju & memiliki pendapat sendiri mengenai ini, & menganggap artikel Memiliki Wajah Tampan Tidak Menjamin Anda Lulus Wawancara Kerja ini sebagai hoax.
Memiliki Wajah Tampan Tidak Menjamin Anda Lulus Wawancara Kerja
Tapi kenyataannya adalah ini merupakan sebuah kabar, bukan sebuah tebakan yang asal-asalan.
Lantaran menurut sebuah penelitian terbaru menurut sebuah riset yg dilakukan University College of London dan University of Maryland, berkata:
"Laki-laki yang kurang menarik secara fisik (tidak baik) justru mempunyai laba tersendiri pada hal mencari pekerjaan. Sementara laki-laki ganteng mempunyai kemungkinan besar buat ditolak lantaran dapat mengintimidasi atasandanquot;.
Bahkan mereka yg ganteng & cantik yang dinilai relatif bagus ternyata kurang difavoritkan dibandingkan mitra-kawannya yg nir menarik a.K.A buruk.
Riset tadi memberitahuakn bahwa adanya kekhawatiran & ketakutan tersendiri yang dirasakan oleh atasan, bahwa ketampanan seorang dapat merebut laba tersendiri menurut pada mereka yang tidak baik.
Apalagi pekerjaan tadi pada bidang-bidang yang kompetitif, pada mana pegawai dinilai menurut kesuksesan individu, misalnya bagian sales/ penjualan.
Mereka yang tampan dipercaya berhasil dalam sales/ penjualan (penilaian individu) bukanlah lantaran kemampuannya dalam negosiasi ataupun memasarkan sebuah produk, akan namun lebih kepada faktor ketertarikan fisik.
Sehingga terjadi persaingan yg nir sehat, lantaran orang yg jelek, namun mempunyai trik pemasaran, penjualan/ sales & negosiasi yang baik tersingkirkan hanya lantaran faktor ketertarikan fisik.
Karena itu, dalam waktu wawancara kerja, seseorang atasan umumnya akan mengabaikan dan tidak meloloskan orang-orang yg memiliki wajah ganteng , dan mendapatkan pekerjaan, agar persaingan yang terjadi antar karyawan lebih fair.
Memang benar pada beberapa kesempatan, penampilan fisik acapkali kali menyelamatkan kita pada sebuah seleksi alam.
Ada poly jenis pekerjaan lain yg memang membutuhkan penampilan fisik yg dagi, tampan & mempesona.
Tapi, hal misalnya itu tidak selalu berlaku sama, buat beberapa kesempatan wawancara kerja lainnya.
Banyak perusahaan yg justru melihat ketampanan sebagai sebuah alasan buat tidak memilih kandidat karyawannya.
Tadinya sudah konfiden & percaya diri akan diterima kerja lantaran merasa mempunyai wajah ganteng dan dagi, apalagi yg melakukan wawancaranya itu seorang perempuan , lamaran kita justru ditolak mentah-mentah.
Apalagi yg melakukan wawancaranya itu atasan pria, saat melihat wajah Anda ganteng , beliau tidak lagi melihat kemampuan Anda sinkron dengan lowongan pekerjaan yg terdapat.
Bahkan bukan tidak mungkin lantaran sang atasan tadi tidak ingin ada orang ganteng lain diperusahaan tadi selain beliau.
Beberapa orang menilai bahwa pria yg mempunyai fisik biasa-biasa saja, lebih kompeten pada hal kemampuan, walaupun dalam kenyataannya poly orang tampan yang juga maestro dalam hal kemampuan.
Penilaian sebuah perusahaan yg melihat faktor fisik, yakni paras yg ganteng ketika wawancara kerja sekilas terlihat sebagai sebuah sisi negatif dan ketidakmampuan sebuah perusahaan.
Lantaran, setiap orang tentu mempunyai kemampuan sendiri-sendiri, yg bahkan mungkin tidak dimiliki sang orang lain, baik yg cantik maupun yg tidak baik.
Tapi hal ini memang lebih pada bagaimana seseorang atasan menentukan kebijakan.
Akan namun, masih banyak yg berkeyakinan bahwa wajah yang indah, baik perempuan juga pria dipercaya bisa membantu mereka menerima pekerjaan.
Dan melihat hasil penelitian yang dilakukan sang UCL School of Management ini mengungkap sebuah fakta yang mengejutkan.
Yakni laki-laki berwajah ganteng mampu menemukan hambatan besar ketika berada dalam sesi wawancara kerja.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa poly manajer beranggapan bahwa pria-laki-laki berwajah ganteng kurang kompeten dalam pekerjaan, terutama buat pekerjaan yang kompetitif.
Memiliki paras ganteng mempunyai keuntungan dalam hal wawancara kerja buat pekerjaan-pekerjaan pada divisi yang membutuhkan kolaboratif, misalnya marketing atau riset & pengembangan.
Akan tetapi untuk posisi yg menuntut tanggung jawab yang lebih kompleks, mereka seringkali dinomorduakan.
Pekerja berwajah tampan dipercaya bisa memicu gesekan lantaran mereka terlihat misalnya ancaman pada mata sesama kolega.
Selain itu, para laki-laki ganteng jua dikhawatirkan akan menerima perlakuan yg diskriminatif.
Wanita Cantik Membawa Keberuntungan
Menariknya, hal ini nir berlaku buat para wanita.
Hasil penelitian UCL School of Management menuliskan bahwa kecantikan wanita nir diasosiasikan menggunakan kompetensi.
Banyak manajer yang terpengaruh sang stereotipe & menciptakan keputusan merekrut dengan ketertarikan diri mereka sendiri.
Sehingga perusahaan mampu jadi nir menerima kandidat yg paling berkompeten dibidangnya.
Kerena itu, menurut hasil penelitian tersebut, demi buat kepentingan perusahaan, hal ini wajib mendapat perhatian spesifik berdasarkan perusahaan.
Lihat juga:Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja, Jawaban, Kesalahan yang Dibuat serta Solusinya
Salah satu caranya merupakan dengan melibatkan orang ketiga pada ketika wawancara kerja penerimaan karyawan.
Misalnya, melibatkan representatif eksternal yang mungkin sanggup menaikkan hasil seleksi lantaran orang luar kemungkinan akan memberi masukan yang lebih adil.
Selain itu, perusahaan jua wajib mampu menciptakan para manajernya lebih bertanggung jawab lagi menggunakan keputusan yang mereka buat, sebagai akibatnya mereka akan kurang termotivasi buat mengejar ketertarikan eksklusif dan lebih mementingkan kepentingan organisasi/ perusahaan.
Memiliki wajah tampan memang nir menjamin Anda lulus wawancara kerja, akan tetapi bisa mengklaim Anda buat menaklukkan perempuan -wanita kaya. If You know what I mean..??!!!