Cari Sinyal Demi Tugas Kuliah Online, Mahasiswa Unhas Asal Sinjai Tewas Jatuh dari Menara Masjid

Loading...

Loading...

Seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar bernama Rudi Salam dikabarkan meninggal.

Ia terjatuh menurut menara masjid di kampung halamannya.

Rudi Salam dari Tana Ejaya, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya setelah memanjat pada menara masjid & terjatuh.

Dia memanjat menara masjid buat mencari frekuwensi internet.

Sebab di kampung halaman Rudi Salam masih sangat sulit dihasilkan jaringan internet seluler.

Termasuk pada sejumlah wilayah pada Kabupaten Sinjai.

"Dia memanjat mencari jaringan internet seluler & tidak sengaja menginjak tripleks & balok ringkih pada atas menara itu sebagai akibatnya terjatuh dan tewas dunia," kata kerabat Rudi, Sharny, Jumat (8/5/2020).

Dijelaskan bahwa Rudi Salam naik di menara masjid tadi mencari jaringan telepon seluler buat mengerjakan tugas kuliahnya pada Unhas.

Rudi Salam mangkat dalam Rabu (6/5/2020) malam.

Informasi yg diperoleh berdasarkan keluarga Rudi Salam bahwa ungkapan sedih juga telah disampaikan sang Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu.

" Innallillahi Wainna Ilahi Rojiun. Ya Allah, semoga almarhum husnul khatimah karena wafat sedang ikhtiar buat kebaikan," istilah Sharny menirukan perkataan Prof Dwia Tina Pulubuhu kepada famili almarhum Rudi Salam Sharny pada TribunSinjai.Com.

Ada Jalan 10 KM demi frekuwensi

Pandemi Covid-19 berdampak akbar bagi penduduk jutaan orang pada segala penjuru dunia.

Jutaan orang mati dampak dampak menurut pendemi corona virus disease (Covid-19) ini.

Tidak hanya berdampak dalam kematian, tetapi pula pada sosial, budaya dan ekonomi.

Di Indonesia, semenjak wabah covid-19 mulai merebak, pemerintah mengambil kebijakan buat meliburkan sekolah, perkantoran dan termasuk perkuliahan.

Tetapi libur yang dimaksud tak berarti bahwa pelajar, mahasiswa & pekerja kantoran dan pegawai libur total pada rumah.

Misalnya perkuliahan yang mejadi harus dilakukan pada tempat tinggal secara online, oleh beberapa universitas.

Seperti yg dialami kebanyakan mahasiswa di Mamasa, Sulawesi Barat yg kuliah di Makassar, Sulawesi Selatan.

Salah Satunya Anita (20), mahasiswi STIE YPUP Makassar, Sulawesi Selatan dari Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).

Di STIE YPUP, Anita menjalani perkuliahan di pertengahan semester 4, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.

Sejak sekitar 2 bulan lalu, Anita terpaksa naik dan turun gunung demi mengikuti perkuliahan berdasarkan kampusnya secara online.

Sejak Covid-19 mulai merebak & seakan sebagai momok bagi rakyat, kampusnya tetapkan buat kuliah secara online, Anita pun menentukan pulang kampung.

Namun minimnya fasilitas internet pada loka tinggalnya, memaksa Anita wajib menempuh perjalanan 20 kilo meter setiap pagi (pulang & pergi), buat mengikuti kuliah online di atas gunung.

Anita menuturkan, jeda dari Desa Batu Papan Kecamatan Nosu tempat dia tinggal ke Pasapa' Pana', gunung tempat mencari jaringan internet kurang lebih 10 km.

Menurut Anita, hampir setiap hari pada waktu pagi, belasan sampai puluhan mahasiswa dari berbagai desa di Nosu menjalani perkuliahan online pada perbatasan Kecamatan Pana'na & Nosu itu.

Agar terlindung menurut terik mata hari & derasnya hujan, mereka mendirikan pondok sementara, terbuat dari berdasarkan tangkai kayu & diatapi dengan daun pepohonan.

"Kita bikin pondok, terdapat jua yang berteduh pada bawah pohon rindang. Kalau hujan kita dirikan tenda," ujar Anita pada Tribunmamasa.Com, via WhatsApp Selasa (lima/4/2020) pagi tersebut.

Menjadi kendala bagi puluhan mahasiswa ini lantaran koneksi jaringan yang lambat, sehingga kadang tidak sanggup terhubung dengan aplikasi kuliah online.

"Jaringannya ini berdasarkan Bittuang, Kabupaten Tana Toraja jadi susah tersambung ke Zoom," ucapnya.

Anak dari bapak Simon dan Ibu Sae ini mengaku terpaksa melakukan itu pada tengah keterbatasan jaringan buat megggapai asa menjadi seseorang sarjana.

"Kalau tidak misalnya ini mau bagaimana lagi, menurut dalam nilainya error mending ikut naik turun gunung," ucapnya.

Ia berharap supaya kelak pemerintah Kabupaten Mamasa mampu menyediakan jaringan internet pada tempat tinggalnya di Kecamatan Nosu.

Sumber :tribunnews.com

Iklan Atas Artikel

Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel1

Iklan Bawah Artikel2